Elektrokardiogram: Jenis, Prosedur, dan Risiko

Elektrokardiogram: Jenis, Prosedur, dan Risiko

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 26 Februari 2023

 

Pernahkah Anda mendengar kata elektrokardiogram? Elektrokardiogram atau biasa disebut dengan EKG merupakan salah satu alat tes sederhana yang berfungsi untuk merekam aktivitas kelistrikan pada organ jantung.

Pada dasarnya setiap kali jantung Anda berdetak, di dalam jantung akan terjadi gelombang (impuls) listrik yang mengalir. Gelombang tersebut nantinya akan membuat otot-otot jantung meremas dan bekerja untuk memompa darah.

Penggunaan Elektrokardiogram ini bertujuan untuk mengetahui seberapa cepat jantung Anda, serta ada atau tidaknya gangguan pada jantung. Lantas, bagaimana cara kerja elektrokardiogram? Dan apakah prosedur ini berbahaya? Untuk itu ketahui jenis, prosedur pemakaian, serta risiko dari elektrokardiogram.

Baca Juga : Kenali Anatomi Jantung dan Cara Kerjanya

Jenis Elektrokardiogram

Ada beberapa jenis dan kegunaan elektrokardiogram yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

1. Holter Monitor

Holter monitor merupakan salah satu jenis elektrogram yang berfungsi untuk merekam aktivitas listrik jantung selama Anda beraktivitas dalam jangka waktu 1–2 hari. Holter monitor merupakan alat khusus yang dilengkapi dengan elektroda untuk kemudian dipasangkan pada leher ataupun dada.

Nantinya saat alat tersebut terpasang, dokter akan meminta pasien untuk mencatat segala aktivitas jantung agar dapat diketahui perubahan dan gejala apa saja yang akan dikeluarkan oleh jantung.

Saat alat holter monitor dipasangkan, Anda tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Namun perlu diingat, elektroda dan monitor pada holter monitor harus tetap dalam keadaan kering. Jadi saat menggunakan holter monitor ini Anda perlu berhati-hati dan jangan mandi saat menggunakan alat ini.

2. Stress Test (Exercise Electrocardiogram)

Stress test merupakan salah satu jenis elektrokardiogram yang biasanya dilakukan pada saat pasien sedang berolahraga, seperti lari, menggunakan treadmill, dan mengayuh sepeda statis.

Tujuan penggunaan stress test ini untuk memantau kinerja jantung pada saat keadaan tertekan atau stres. Biasanya tes ini dilakukan setelah serangan jantung terjadi, pasca operasi jantung, ataupun untuk mendeteksi adanya penyakit arteri koroner.

3. Event Monitor

Sekilas cara kerja event monitor ini hampir sama dengan holter monitor, tapi event monitor biasa digunakan tepat saat gejala gangguan jantung muncul. Anda bisa menekan tombol saat merasakan gejala, tapi tak sedikit pula perangkat yang secara otomatis merekam ketika ritme detak jantung tidak normal.

Dari ketiga jenis elektrokardiogram di atas, Anda bisa menggunakannya sesuai dengan gejala dan masalah jantung yang tengah Anda alami.

Baca Juga : Ragam Jenis Tes Pemeriksaan Jantung

Elektrokardiogram untuk Siapa?

Siapa pun bisa menggunakan elektrokardiogram, tetapi biasanya dokter akan merekomendasikan alat ini apabila Anda mengalami gejala gangguan pada jantung. Gejala-gejala yang biasa terjadi pada jantung bisa berupa:

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Nyeri dada dan jantung berdebar
  • Adanya gangguan irama jantung (aritmia)
  • Pusing dan kelelahan

Tak hanya itu, elektrokardiogram atau rekam jantung juga sangat direkomendasikan untuk kondisi tertentu, seperti:

  • Keluarga memiliki riwayat penyakit jantung
  • Pernah mengalami serangan jantung
  • Mengalami gangguan kesehatan lainnya yang dapat memengaruhi jantung, seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes
  • Penggunaan elektrokardiogram untuk mengevaluasi keefektivitasan dari alat pacu jantung
  • Mengalami gangguan elektrolit

Prosedur Pemeriksaan Elektrokardiogram

Anda dapat melakukan pemeriksaan elektrokardiogram baik di klinik maupun di rumah sakit dengan prosedur umumnya sebagai berikut:

  • Pasien akan diminta berbaring di meja pemeriksaan.
  • Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan diminta untuk membuka pakaian bagian atas dan melepas segala aksesoris, seperti kalung, gelang, maupun handphone guna mencegah hasil yang tidak signifikan.
  • Kemudian petugas akan menempelkan 12–15 elektroda dengan gel ke bagian dada, lengan, maupun kaki pasien dan memastikan bahwa elektroda menempel dengan benar. Biasanya apabila ada bulu yang mengganggu pada bagian yang akan ditempel elektroda, petugas akan mencukur bulu pasien terlebih dahulu.
  • Setelahnya, elektroda akan dihubungkan ke komputer untuk merekam aktivitas listrik jantung.
  • Aktivitas listrik jantung nantinya akan ditampilkan pada layar komputer dan hasilnya akan dicetak pada lembaran kertas.
  • Pemeriksaan ini akan memakan waktu beberapa menit. Saat pemeriksaan sedang berlangsung, pasien diminta untuk tidak berbicara dan menggerakkan anggota tubuh.
  • Jika pemeriksaan telah selesai, elektroda akan dilepas kembali. Tenang, pemeriksaan ini tidak akan membuat Anda merasakan sakit.

Risiko dan Efek Samping Elektrokardiogram

Meski sekilas elektrokardiogram terlihat menyeramkan, tapi Anda tak perlu khawatir, ya! Sebab, elektrokardiogram sangat aman, tidak menimbulkan rasa sakit, bahkan prosesnya sangatlah cepat.

Namun, biasanya beberapa orang mungkin saja akan mengalami rasa tidak nyaman ketika proses pelepasan elektroda, dan tidak menutup kemungkinan akan muncul ruam pada kulit di mana tempat elektroda ditempelkan.

Setelah mengetahui berbagai jenis, prosedur, serta efek samping elektrokardiogram yang tidak merugikan ini, kini Anda tidak perlu cemas untuk segera memeriksakan kesehatan jantung Anda, ya.

Baca Juga : 7 Aturan Olahraga untuk Penderita Penyakit Jantung

Sumber

Healthline. (2018). Electrocardiogram. www.healthline.com

Verywell Health. (2019). What is an Electrocardiogram (ECG)? www.verywellhealth.com

Mayo Clinic. (2020). Electrocardiogram (ECG or EKG). www.mayoclinic.org

National Health Service UK. (2018). Electrocardiogram (ECG). www.nhs.uk 

WebMD. (2019). Heart Disease and Electrocardiograms. www.webmd.com