Pulmicort: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Pulmicort: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Penulis: Dita | Editor: Umi

Pulmicort (budesonide) merupakan obat golongan kortikosteroid yang digunakan dengan metode inhalasi (dihirup) yang digunakan untuk kontrol jangka panjang dan mencegah gejala asma. Obat ini digunakan setiap hari untuk menekan radang saluran napas yang menyebabkan bronkospasme dan hiperresponsif.

Obat ini tersedia dalam bentuk bubuk inhalasi untuk anak-anak dan orang dewasa (Pulmicort Flexhaler). Untuk bayi dan anak kecil, obat ini diberikan dalam bentuk larutan nebulisasi (Pulmicort Respules).

Pulmicort dapat digunakan sendiri atau dengan menggunakan bronkodilator jangka panjang untuk mencegah serangan asma.

Baca Juga: Memahami Istilah Code Blue Asma

Indikasi dan Cara Kerja Pulmicort

Seperti obat kortikosteroid lainnya, Pulmicort mengurangi efek radang dengan menekan respons imun yang terlalu aktif. Dengan bekerja langsung pada otot polos saluran udara, hiperresponsif bisa berkurang seiring dengan reaksi yang dialami oleh penderita asma yang bisa memicu gejalanya.

Pulmicort sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati serangan asma (gejala asma mendadak) karena obat ini tidak bekerja dengan cepat. Sebagai gantinya, Anda perlu menggunakan obat penyelamat, seperti albuterol yang bisa membuka saluran udara dan membantu Anda bernapas dengan lebih mudah.

Jika Anda memiliki masalah pernapasan yang muncul mendadak, pastikan untuk selalu membawa inhaler untuk meredakan gejalanya.

Peringatan Sebelum Menggunakan Pulmicort

Pulmicort dan formula lain dalam bentuk generik hanya tersedia dengan resep dokter. Sebelum menggunakan Pulmicort sebaiknya Anda mengetahui beberapa hal berikut ini:

  • Anda sebaiknya tidak menggunakan Pulmicort jika Anda alergi terhadap budesonide, atau jika memiliki alergi parah terhadap susu
  • Jangan menggunakan Pulmicort saat Anda mengalami serangan asma mendadak
  • Beri tahu dokter mengenai riwayat kesehatan Anda, terutama jika Anda pernah atau sedang mengalami alergi makanan atau obat, penyakit hati, osteoporosis, atau kepadatan mineral tulang yang rendah.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengidap glaukoma, katarak, infeksi herpes pada mata, TBC, atau semua jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau parasit
  • Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat memengaruhi mata, tulang, dan produksi hormon tertentu, terutama jika Anda merokok, tidak berolahraga, tidak mendapatkan cukup vitamin D atau kalsium dalam makanan Anda, atau mengalami menopause
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui
  • Kebutuhan dosis Anda dapat berubah jika Anda menjalani operasi, sakit, sedang stres, atau baru saja mengalami serangan asma. Jangan mengubah dosis atau jadwal pengobatan Anda tanpa saran dokter
  • Hubungi dokter jika gejala Anda tidak membaik setelah minggu pertama pengobatan, atau jika menurut Anda obat asma tidak bekerja dengan baik.
  • Sampaikan pada dokter tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep, nonresep, dan produk herbal).
  • Simpan Pulmicort pada suhu ruangan dan dalam wadah tertutup, jauh dari kelembapan dan sinar matahari langsung.

Baca Juga: Pahami Gejala Asma Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Petunjuk Penggunaan Pulmicort

Baca petunjuk penggunaan yang tertera pada label kemasan dan ikuti anjuran dokter sebelum menggunakan Pulmicort.

Untuk menggunakan Pulmicort inhaler, posisikan inhaler sehingga corong mengarah ke atas. Pegang inhaler di tengah dengan satu tangan dan pegangan berwarna di bagian bawah dengan tangan lainnya. Jangan memegang corong inhaler.

Selanjutnya, jauhkan kepala Anda dari penghirup dan buang napas sepenuhnya untuk mengosongkan paru-paru Anda sebelum menghirup inhaler. Lalu letakkan corong di dalam mulut dan kencangkan bibir Anda rapat-rapat (jangan menggigit corong inhaler). Tarik napas dengan kuat dan dalam. Lepaskan corong dan buang napas perlahan.

Setelah selesai, bersihkan corong inhaler dengan tisu. Pasang kembali penutup inhaler, lalu kumur mulut Anda secara menyeluruh dengan air. Jangan telan airnya.

Jika Anda menggunakan Pulmicort dengan nebulizer, pastikan Anda memahami cara menggunakan alat hirup (nebulizer) dan cara membersihkannya dengan benar untuk mencegah infeksi. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Jangan gunakan obat ini dalam nebulizer ultrasonik. Jangan mencampur cairan Pulmicort dengan obat lain di nebulizer. Kocok wadah obat dengan lembut sebelum menggunakannya. Pemberian dosis berdasarkan pada kondisi medis pasien dan respons terhadap pengobatan.

Efek Samping Pulmicort

Pulmicort bisa menyebabkan efek samping ringan atau serius. Namun, perlu Anda ingat bahwa obat ini diresepkan karena dokter menilai bahwa manfaatnya akan lebih besar dari risiko efek sampingnya. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak mengalami efek samping yang serius.

Pada kasus yang jarang, obat ini bisa menyebabkan masalah pernapasan atau asma mendadak setelah Anda menggunakannya. Jika ini terjadi, gunakan inhaler pereda cepat dan segera dapatkan bantuan medis.

Karena obat ini bekerja dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh, maka bisa menurunkan kemampuan Anda melawan infeksi. Hal ini mungkin membuat Anda lebih mudah terkena infeksi yang serius, tetapi biasanya tidak fatal. Jika Anda mengalami infeksi sebelumnya, obat ini mungkin akan memperburuknya.

Beri tahu dokter jika Anda memiliki tanda-tanda infeksi, seperti sakit telinga, sakit tenggorokan, demam dan menggigil. Penggunaan obat ini dalam waktu yang lama atau berulang bisa menyebabkan kandidiasis mulut (infeksi jamur). Jika Anda menemukan bercak putih di mulut atau di lidah Anda, segera hubungi dokter.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius, seperti kelelahan yang tidak biasa, masalah penglihatan, mudah memar/berdarah, pertumbuhan rambut yang tidak biasa, wajah yang membengkak, masalah penglihatan, perubahan suasana hati (seperti depresi, agitasi dan lain sebagainya).

Gejala lain yang mungkin muncul adalah kelemahan otot, nyeri, kulit menipis, penyembuhan luka menjadi lambat, rasa haus, atau frekuensi buang air kecil yang meningkat.

Reaksi alergi yang serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun, segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala yang sangat serius, seperti ruam, gatal atau bengkak, pusing parah, dan kesulitan bernapas.

Pada dasarnya, Pulmicort aman jika digunakan sesuai dengan petunjuk dokter atau label kemasan dan dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Hindari menggunakan obat lebih banyak, lebih sedikit, atau lebih sering dari yang seharusnya untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Ketahui Macam-macam Terapi Asma yang Bisa Anda Pilih

 

Sumber

GoodRx (2020). Pulmicort Flexhaler (Budesonide). www.goodrx.com

Medical News Today (2023). Pulmicort (Budesonide). www.medicalnewstoday.com

Verywell Health (2022). What to Know About Pulmicort (Budesonide). www.verywellhealth.com

WebMD (2023). Pulmicort Ampul for Nebulization – Uses, Side Effects, and More. www.webmd.com