Prednisolone: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Prednisolone: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Shania | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 Desember 2022

 

Prednisolone termasuk dalam kelompok obat golongan kortikosteroid. Kortikosteroid adalah versi sintetis dari kortisol (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal yang membengkak dan dapat memicu stres). Oleh karena itu, prednisolone bekerja dengan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan agar dapat meredakan peradangan yang terjadi pada tubuh Anda.

Prednisolone berfungsi untuk mengobati berbagai macam masalah peradangan seperti alergi, kelainan darah, penyakit kulit, infeksi, dan kanker tertentu. Obat ini juga berguna sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi penolakan setelah melakukan transplantasi. Untuk mendapatkan prednisolone, Anda harus memiliki resep dari dokter. Obat ini hanya tersedia dengan resep dalam bentuk tablet dan cairan untuk Anda minum. Sedangkan, untuk prednisolone melalui suntikan hanya dapat Anda dapatkan di rumah sakit.

Baca Juga: Kenali Jenis-jenis Infeksi Jamur Kulit dan Gejalanya

Kegunaan Prednisolone

Prednisolone secara keseluruhan berfungsi untuk meredakan peradangan yang terjadi pada tubuh manusia, akan tetapi prednisolone secara medis berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit, antara lain:

  • Alergi dan anafilaksis. Asma bronkial, reaksi hipersensitivitas obat, edema angioneurotik (pembengkakan yang terjadi akibat reaksi alergi), anafilaksis (reaksi alergi berat), dan alergi yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional.
  • Arteritis/kolagenosis. Arteritis sel raksasa atau polymyalgia rheumatica (pembuluh darah arteri yang meradang).
  • Gangguan darah. Anemia hemolitik (auto-imun), leukemia (limfositik akut dan kronis), limfoma.
  • Gangguan kardiovaskular. Demam rematik dengan karditis (peradangan pada jantung) berat.
  • Gangguan gastrointestinal. Ileitis regional (penyakit Crohn), sindrom celiac persisten (penyakit celiac yang tidak responsif terhadap penarikan gluten), hepatitis aktif kronis autoimun, dan penyakit multisistem yang mempengaruhi hati.
  • Hiperkalsemia. Penyakit kelebihan vitamin D.
  • Infeksi. Mononukleosis menular, tuberkulosis milier, orkitis gondok (dewasa), dan meningitis tuberkulosis.
  • Gangguan otot dan neurologis
  • Gangguan ginjal. Lupus nephritis dan sindrom nefrotik.
  • Penyakit pernapasan. Pneumonitis alergi, asma, aspergillosis paru, fibrosis paru, alveolitis paru, dan aspirasi benda asing.
  • Gangguan kulit. Pemfigus vulgaris, dermatitis eksfoliatif, pemfigoid bulosa, lupus eritematosus sistemik, dan  pioderma gangrenosum.

Baca Juga: Ketahui Berbagai Macam Penyakit Kardiovaskular

Cara Penggunaan

Penting untuk mengonsumsi obat ini seperti yang dokter Anda sarankan. Umumnya dosis obat bervariasi antara 5 mg hingga 60 mg setiap hari. Untuk prednisolone cair setiap 1 ml biasanya setara dengan 10 mg tablet. Jika dokter atau apoteker Anda memberikan petunjuk yang berbeda, maka Anda wajib mengikuti sesuai resep dokter.

Sebaiknya mengonsumsi obat ini sebagai dosis tunggal atau sekali sehari, langsung setelah sarapan. Misalnya, jika dosis Anda 40 mg setiap hari, maka Anda dapat mengonsumsinya sekali saja setelah sarapan. Mengonsumsi prednisolone pada pagi hari setelah sarapan juga bertujuan agar Anda tidak mengalami gangguan tidur pada malam hari .

Jika tablet tersebut berlabel “dilapisi enterik” atau “tahan gastro”, Anda dapat meminumnya dengan atau tanpa makanan tetapi pastikan untuk menelannya utuh. Terkadang, dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi prednisolon hanya pada hari-hari alternatif.

Tidak Boleh Digunakan

Anda perlu memberikan informasi sebelum mengonsumsi obat ini, jika Anda memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Pernah mengalami reaksi alergi terhadap prednisolone.
  • Sedang mengalami infeksi pada bagian tubuh tertentu.
  • Dalam program kehamilan, hamil, atau menyusui.
  • Melakukan kontak fisik dalam waktu dekat dengan penderita herpes zoster, cacar air, atau campak.
  • Baru saja mendapatkan atau merencanakan untuk vaksin.
  • Memiliki riwayat penyakit hati.
  • Riwayat masalah kesehatan mental.
  • Memiliki permasalahan jantung.
  • Tekanan darah tidak stabil.
  • Mengidap diabetes.
  • Mengalami osteoporosis.
  • Memiliki permasalahan kelenjar tiroid.

Efek Samping

Semakin tinggi dosis prednisolone yang Anda konsumsi, semakin besar kemungkinan timbulnya efek samping. Anda cenderung tidak mendapatkan efek samping jika Anda mengambil dosis yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 mg/hari.

Efek samping umum:

  • Penambahan berat badan.
  • Gangguan pencernaan.
  • Masalah tidur.
  • Gelisah.
  • Mengeluarkan banyak keringat.

Efek samping serius:

  • Sesak napas yang tak tertahankan.
  • Bengkak pada lengan atau kaki Anda.
  • Mengalami permasalahan penglihatan.
  • Memar atau mengalami pendarahan.
  • Mengeluarkan kotoran atau muntah berwarna hitam.
  • Mengalami reaksi alergi serius (anafilaksis)

Cara Mengatasi Efek Samping Prednisolone

Guna mengatasi efek samping prednisolone, Anda dapat menerapkan cara-cara berikut, antara lain:

  • Penambahan berat badan. Melakukan olahraga secara teratur juga untuk membantu kesehatan tubuh dan menjaga berat badan Anda tetap stabil.
  • Gangguan pencernaan. Meminum prednisolone dengan makanan untuk mengurangi kemungkinan masalah perut. Jika gejala terus berlanjut, tanyakan kepada dokter Anda terkait obat tambahan untuk melindungi perut Anda.
  • Banyak berkeringat dan gelisah. Coba kenakan pakaian dengan bahan kain yang sejuk dan menikmati waktu tenang. Jika ini tidak membantu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
  • Kesulitan Tidur. Mengonsumsi prednisolone pada pagi hari, agar menjaga kualitas tidur malam Anda.

Baca Juga: Fungsi Obat Methylprednisolone dan Efek Sampingnya

Sumber

Drugs. Prednisolone. www.drugs.com

EMC. (2020). Prednisolone. www.medicines.org.uk

Health Direct.(2020). Prednisolone. www.Healthdirect.gov.au

NHS. (2019). Prednisolone. www.nhs.uk

Webmd. Prednisolone. www.webmd.com