Ketahui Anemia Hemolitik, Penyebab, dan Gejalanya

Ketahui Anemia Hemolitik, Penyebab, dan Gejalanya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 27 Desember 2022

 

Anemia hemolitik merupakan sebuah kelainan dimana sel darah merah hancur lebih cepat daripada proses pembuatannya. Jika Anda memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari normal, Anda mengalami anemia. Ketika Anda menderita anemia, darah tidak dapat membawa cukup oksigen ke semua jaringan dan organ. Jika tubuh Anda tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka tubuh Anda tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Penghancuran sel darah ini disebut hemolisis. Sel darah merah memiliki fungsi penting untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jantung dan ke seluruh tubuh. Dan sumsum tulang tempat sel darah merah ini dibuat. Ketika penghancuran sel darah merah melebihi produksi pembuatan sel-sel darah merah dari sumsum tulang, maka anemia hemolitik terjadi.

Baca Juga: Kenali Gejala Anemia dan Cara Ampuh Mengatasinya

Penyebab dan Jenis

Terdapat 2 jenis utama anemia hemolitik yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Masalah kesehatan ini mempunyai kondisi atau faktor yang berbeda-beda yang menyebabkan masing-masing dari tipe atau jenisnya, antara lain:

1. Intrinsik

Anemia hemolitik intrinsik adalah kondisi genetik yang Anda bawa sejak lahir. Kondisi ini juga disebut sebagai anemia hemolitik kongenital. Dua penyebab umum dari anemia hemolitik adalah anemia sel sabit dan talasemia. Kondisi ini menghasilkan sel darah merah yang dapat bertahan hidup seperti sel darah merah normal.

2. Ekstrinsik

Pada jenis anemia ini, awalnya Anda terlahir secara normal tanpa adanya kondisi tertentu. Tubuh Anda juga membuat sel darah merah normal, tetapi kemudian mulai terjadi penghancuran akibat oleh masalah kekebalan, obat-obatan dan faktor lainnya.

Bentuk ekstrinsik yang paling umum adalah anemia hemolitik autoimun. Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh Anda menjadi bingung dan membuat antibodi berbalik menyerang sel darah sendiri. Ketika tubuh Anda menyerang sel-selnya sendiri, itu disebut autoimun. Pada anemia hemolitik autoimun, sistem kekebalan tubuh berpikir bahwa sel darah Anda sendiri asing bagi tubuh Anda.

Hal ini mungkin terjadi karena:

  • Infeksi tertentu, yang mungkin akibat oleh virus atau bakteri.
  • Obat-obatan, seperti penisilin, obat antimalaria, obat sulfa, atau asetaminofen.
  • Kanker darah.
  • Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau kolitis ulserativa.
  • Penyakit tumor tertentu.
  • Organ limpa yang terlalu aktif (hipersplenisme).
  • Katup jantung mekanis yang dapat merusak sel darah merah saat meninggalkan jantung.
  • Reaksi parah terhadap transfusi darah.

Beberapa jenis anemia hemolitik dapat bersifat jangka pendek atau sementara dan akan hilang selama beberapa bulan. Namun, untuk jenis lain bisa menjadi kondisi yang kronis atau seumur hidup, atau mungkin akan menghilang atau muncul kembali seiring waktu.

Baca Juga: Anemia Defisiensi Besi: Pengertian, Penyebab, dan Gejala

Tanda dan Gejala Anemia Hemolitik

Karena ada dua penyebab utama dari gejala anemia hemolitik. Gejala umumnya adalah karena anemia atau kadar darah merah rendah, sedangkan gejala lainnya adalah hasil dari sel darah merah yang rusak dalam aliran darah dan tubuh Anda.

Gejala-gejala tersebut tidak spesifik untuk jenis anemia hemolitik. Sehingga penting untuk diketahui bahwa kemungkinan adanya penyebab lain untuk tanda dan gejala ini. Berikut adalah tanda dan gejala yang paling umum, antara lain:

  • Kulit pucat
  • Kelelahan
  • Demam
  • Sakit kepala ringan atau merasa pusing
  • Masalah pernafasan saat berolahraga

Tanda dan gejala lain mungkin termasuk:

  • Detak jantung tak teratur
  • Menguningnya kulit, dan bagian putih mata
  • Urin berwarna gelap
  • Peningkatan denyut jantung
  • Pembesaran limpa
  • Pembesaran hati

Diagnosis

Beberapa tes dan pemeriksaan yang bertujuan untuk diagnosis adalah:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • Tes urin
  • Biopsi dan aspirasi sumsum tulang

Pengobatan dan Perawatan

Rencana pengobatan untuk seseorang dengan anemia hemolitik tergantung pada penyebab gangguan tersebut. Perawatan juga dapat bergantung pada usia seseorang, riwayat medis, dan seberapa parah anemianya. Pilihan pengobatan mungkin termasuk:

  • Transfusi darah: Untuk membantu meningkatkan jumlah sel darah merah yang tersedia untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh.
  • Kortikosteroid: Seperti Prednison dapat menekan sistem kekebalan yang terlalu aktif. Ini membatasi penghancuran sel darah merah. Efek samping yang umum mungkin termasuk penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, jerawat, sakit perut, dan lekas marah.
  • Immune globulin (IVIG): Infus intravena yang mengurangi penghancuran sel darah merah. Pengobatan ini sering digunakan untuk perawatan terhadap anemia hemolitik autoimun. Efek samping yang umum mungkin termasuk demam, menggigil, sakit kepala, pusing, kemerahan, gatal, dan perubahan tekanan darah.

Baca Juga: 5 Pengobatan pada Anemia Aplastik

Sumber

Healthline. (2019). Hemolytic Anemia: What It Is and How to Treat It. www.healthline.com

MSD MANUAL. (2020). Overview of Hemolytic Anemia. www.msdmanuals.com

MedlinePlus. (2020). Hemolytic anemia. medlineplus.gov

Cincinnati Children’s. (2019). Hemolytic Anemia. www.cincinnatichildrens.org

Johns Hopkins Medicine. Hemolytic Anemia. www.hopkinsmedicine.org