5 Pengobatan pada Anemia Aplastik

5 Pengobatan pada Anemia Aplastik

Penulis: Lady | Editor: Handa

Anemia aplastik merupakan penyakit yang terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini menyebabkan jumlah salah satu atau semua jenis sel darah mengalami penurunan. Anemia aplastik dapat menyerang usia berapa pun, namun lebih sering terjadi pada usia 20-25 tahun.

Kondisi ini merupakan penyakit langka dan serius yang dapat terjadi pada usia berapa pun. Anemia aplastik dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan, dan memburuk seiring berjalannya waktu. Untuk itu, dibutuhkan penanganan yang tepat untuk mencegah kondisi semakin memburuk. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani anemia aplastik.

1. Transfusi Darah

Transfusi darah dapat mengendalikan pendarahan dan meredakan gejala anemia aplastik. Prosedur ini dilakukan dengan cara menyediakan sel darah yang tidak diproduksi oleh sumsum tulang Anda.

Anda dapat menerima transfusi sel darah merah, untuk meningkatkan sel darah merah dan mencegah gejala anemia. Selain itu, Anda juga dapat menerima transfusi trombosit, yang dapat mencegah pendarahan berlebihan.

Meski umumnya tidak ada batasan jumlah transfusi darah, namun terkadang komplikasi dapat muncul setelah transfusi. Pasalnya, sel darah merah yang ditransfusikan mengandung zat besi yang dapat menumpuk di dalam tubuh dan dapat merusak organ vital tidak segera ditangani.

Namun, sejumlah obat-obatan dapat membantu menghilangkan zat besi yang berlebihan di dalam tubuh Anda. Seiring berjalannya waktu,

2. Transplantasi Sel Induk

Transplantasi sel induk dapat membangun kembali sumsum tulang dengan sel-sel induk dari pendonor. Prosedur ini mungkin menjadi pilihan bagi Anda yang mengidap anemia aplastik parah.

Transplantasi sel induk merupakan jenis pengobatan terbaik untuk anak kecil dan dewasa muda yang mengidap anemia aplastik berat. Biasanya, pendonor didapat dari saudara kandung pasien.

Setelah ditemukan pendonor yang cocok, sumsum tulang penderita anemia aplastik akan diradiasi atau kemoterapi. Sel-sel induk yang sehat dari pendonor akan disaring, kemudian disuntikkan ke dalam aliran darah pasien. Sel sehat tersebut akan bermigrasi ke rongga sumsum tulang dan mulai menghasilkan sel-sel darah baru.

Baca Juga : Kenali Gejala Anemia dan Cara Ampuh Mengatasinya

3. Imunosupresan

Imunosupresan diresepkan bagi pasien yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang belakang atau anemia aplastiknya disebabkan oleh gangguan autoimun. Beberapa obat-obatan imunosupresan yang diresepkan, seperti cyclosporine, (gengraf, neoral, sandimmune) dan anti-thymocyte globulin.

Obat-obatan tersebut dapat menekan aktivitas sel-sel kekebalan yang merusak sumsum tulang Anda. Sehingga pengobatan ini dapat membantu sumsum tulang Anda pulih dan menghasilkan sel darah baru.

4. Stimulan Sumsum Tulang

Obat-obatan tertentu, seperti sargramostim, filgrastim, epoetin alfa dapat membantu merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah baru. Golongan obat-obatan ini dapat digunakan bersamaan dengan obat penekan kekebalan tubuh (imunosupresan).

5. Antibiotik atau Antivirus

Anemia aplastik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga penderita rentan terhadap infeksi. Jika Anda memiliki anemia aplastik dan mengalami gejala awal infeksi, seperti demam, maka segera pergi ke dokter agar infeksi tidak menjadi lebih buruk.

Pasalnya, kondisi ini dapat mengancam jiwa, jika tidak segera diobati. Untuk mencegah infeksi, biasanya dokter akan memberikan antibiotik atau obat antivirus untuk membantu mencegah infeksi.

Anemia aplastik yang disebabkan oleh paparan radiasi dan pengobatan kemoterapi untuk kanker biasanya membaik setelah pengobatan tersebut dihentikan. Begitu pula jika disebabkan oleh efek samping obat tertentu, maka kondisi ini akan hilang setelah pengobatan dihentikan.

Jika Anda menderita anemia aplastik, maka sebaiknya hindari olahraga atau aktivitas fisik berat yang rentan menyebabkan cedera atau pendarahan. Selain itu, cuci tangan lebih sering, lakukan vaksinasi setiap tahun sesuai dengan rekomendasi dokter, dan hindari berada di tempat yang ramai untuk menghindari risiko tertular infeksi.

Baca Juga : Sering Mengalami Pusing? Kenali Gejala Anemia Aplastik

Sumber


John Hopkins Medicine. Aplastic Anemia. www.hopkinsmedicine.org
Healthline. 2012. Idiopathic Aplastic Anemia. www.healthline.com
Centers for Cancer Care and Blood Disorders. Aplastic Anemia. www.hoacny.com
Web MD. What is Aplastic Anemia?. www.webmd.com
Medscape. 2018. Aplastic Anemia Treatment & Management. www.emedicine.medscape.com
Mayo Clinic. Aplastic Anemia. www.mayoclinic.org
AA MDS International Foundation. Aplastic Anemia. www.amds.org
National Heart, Lung, and Blood Institute. 2019. Aplastic Anemia. www.nhlbi.nih.gov