Berbagai Jenis Gangguan Plasenta
By: Opie
Categories:
Berbagai Jenis Gangguan Plasenta
Penulis: Heldania | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 4 Mei 2023
Sejak awal atau sekitar bulan pertama dan kedua kehamilan, plasenta terbentuk dan menempel pada dinding rahim.
Organ ini normalnya berada di bagian atas atau samping rahim, namun tidak menutup kemungkinan bisa juga menempel di belakang rahim atau dekat tulang belakang.
Baca Juga: Beberapa Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang Plasenta
Memahami Fungsi Plasenta
Apabila terjadi gangguan pada plasenta, maka perkembangan bayi dalam kandungan bisa saja terhambat.
Gangguan pada plasenta merusak fungsi plasenta yang sangat penting. Berikut beberapa fungsi plasenta:
- Menyuplai oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi selama berada dalam kandungan
- Memproduksi hormon pendukung kehamilan
- Membuang karbon dioksida
- Melindungi bayi dari infeksi bakteri selama kehamilan
Memahami Gangguan Plasenta
Gangguan plasenta merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami oleh wanita hamil.
Kondisi ini penting menjadi perhatian karena gangguan plasenta menghambat peran pentingnya dalam menjaga kesehatan bayi dan ibu hamil.
Ada risiko komplikasi berbahaya yang bahkan bisa mengancam nyawa di masa kehamilan.
Meskipun gangguan plasenta sulit dicegah karena penyebab pastinya tidak diketahui dengan jelas, Anda tetap dapat melakukan upaya pencegahan.
Bisa dengan menghindari hal-hal yang meningkatkan risiko dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan selama atau sebelum kehamilan agar gangguan plasenta dapat diantisipasi dan diketahui sejak dini.
Jadi, dokter bisa mengambil langkah penanganan untuk mencegah komplikasi akibat gangguan pada plasenta yang Anda alami.
Beberapa Faktor Risiko Gangguan Plasenta
Meskipun sebagian besar penyebab kasus gangguan plasenta tidak diketahui dengan pasti, terdapat beberapa faktor risiko yang membuat ibu hamil berkemungkinan lebih besar mengalami gangguan plasenta.
Berikut beberapa faktor risiko gangguan plasenta:
- Mengalami gangguan plasenta pada kehamilan sebelumnya
- Mengandung bayi kembar
- Memakai narkoba
- Mengandung pada usia lebih dari 40 tahun
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Ketuban pecah sebelum waktunya melahirkan
- Gangguan pembekuan darah
- Pernah menjalani operasi pada rahim
- Cedera perut ( terjatuh atau perut terbentur)
Gejala Gangguan Plasenta
Pastikan Anda segera melakukan periksakan diri ke dokter kandungan apabila mengalami beberapa gejala gangguan plasenta berikut ini:
- Sakit perut
- Nyeri punggung yang tidak tertahankan
- Perdarahan vagina
- Kontraksi rahim terus-menerus sebelum waktunya melahirkan
Berbagai Jenis Gangguan Plasenta
Berikut beberapa jenis gangguan yang bisa terjadi pada plasenta:
Jenis gangguan plasenta ini adalah kondisi sebagian atau seluruh plasenta menutup jalan lahir.
Anda yang mengalami plasenta previa akan mengalami gejala utama berupa perdarahan melalui vagina, baik selama kehamilan maupun persalinan.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, plasenta previa rentan terjadi pada beberapa kriteria wanita berikut ini:
- Berusia di atas 35 tahun
- Pernah memiliki anak
- Pernah menjalani operasi caesar
- Mengandung anak kembar
- Mempunyai kebiasaan merokok
Plasenta akreta
Gangguan ini membuat pembuluh darah dan jaringan pada plasenta tumbuh terlalu dalam di dinding rahim.
Akibatnya, Anda mungkin mengalami perdarahan pada jalan lahir dan perdarahan berat setelah proses persalinan.
Jenis gangguan plasenta ini juga belum bisa diketahui secara pasti, tapi besar kemungkinannya dialami oleh wanita yang pernah melahirkan caesar atau sudah melahirkan beberapa kali.
Gangguan yang disebut juga abruptio plasenta ini membuat plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan.
Kondisi ini termasuk berbahaya karena menghambat pasokan oksigen dan nutrisi ke janin.
Anda perlu segera mendapat penanganan yang tepat karena solusio plasenta bahkan dapat membahayakan nyawa ibu hamil akibat perdarahan yang hebat dan berdampak kematian terhadap bayi baru lahir.
Retensio Placenta
Normalnya, dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir pada proses persalinan, plasenta akan ikut dikeluarkan dari rahim.
Gangguan ini menyebabkan plasenta atau ari-ari tidak keluar dari rahim setelah 30 menit persalinan. Gangguan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
- Plasenta tidak mampu didorong keluar karena kontraksi rahim yang tidak cukup kuat.
- Plasenta tumbuh terlalu dalam di dinding rahim.
- Plasenta kesulitan keluar karena terperangkap di belakang dinding rahim.
Termasuk dalam komplikasi kehamilan yang berbahaya, retensio placenta memicu infeksi, bahkan kematian akibat perdarahan yang hebat.
Insufisiensi Plasenta
Gangguan ini adalah komplikasi serius pada kehamilan karena plasenta tidak berkembang dengan sempurna atau rusak.
Jika plasenta tidak berkembang, maka janin pun tidak dapat berkembang. Akibatnya, insufisiensi plasenta dapat memicu janin mengalami beberapa masalah berikut ini:
- Kelainan (cacat bawaan lahir)
- Persalinan prematur
- Berat badan rendah saat lahir
Penyebabnya di antara lain adalah:
- Anemia
- Diabetes
- Hipertensi
- Kebiasaan merokok
- Efek samping pemakaian obat-obatan
- Gangguan pembekuan darah pada ibu
Baca Juga: Apa Itu Solusio Plasenta?
SumberMedical News Today. (2018). What can go wrong with the placenta during pregnancy?. www.medicalnewstoday.com
Michigan Health. (2020). 5 Placenta Issues Every Woman Should Know. healthblog.uofmhealth.org
Healthline. (2018). Placental Insufficiency. www.healthline.com
Sommers Roth & Elmaleh. (2021). 6 Disorders That Can Affect The Placenta During Pregnancy. www.sommersandroth.com