Anda Tak Kunjung Haid? Waspadai Gangguan Amenorrhea

Anda Tak Kunjung Haid? Waspadai Gangguan Amenorrhea

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 Desember 2022

 

Amenorrhea atau amenorea merupakan kondisi ketika Anda tidak mengalami haid atau menstruasi meskipun telah melewati masa pubertas, tidak sedang hamil, dan belum mengalami menopause.

Saat tidak menstruasi bulanan, hal ini bisa terjadi sementara atau bahkan permanen. Amenorrhea dapat terjadi akibat perubahan fungsi atau masalah pada beberapa bagian sistem reproduksi wanita.

Kondisi ini bukanlah tentang mengalami menstruasi yang tidak teratur. Jika menderita amenorrhea, Anda tidak mengalami siklus menstruasi atau bahkan belum pernah menstruasi. Meskipun amenorrhea bukan suatu penyakit, ada baiknya jika Anda melakukan pemeriksaan tentang hal ini karena mungkin saja gejala dari kondisi medis lainnya.

Baca Juga: Ketahui Ciri-Ciri Menstruasi Tidak Normal

Jenis dan Penyebab Amenorrhea

Amenorrhea  terbagi menjadi dua jenis dan penyebabnya dari masing-masing kondisi mungkin berbeda, yaitu:

Primer

Ketika Anda tidak kunjung mengalami menstruasi pertama pada usia 15 tahun atau dalam 5 tahun sejak tanda-tanda pubertas. Hal ini terjadi karena perubahan organ, kelenjar, dan hormon yang berhubungan dengan menstruasi. Penyebabnya adalah riwayat keluarga yang mengalami keterlambatan menstruasi. Namun, terkadang ada masalah genetik yang dapat menghentikan kerja ovarium dengan baik, meliputi:

  • Sindrom turner (kelainan genetik pada wanita).
  • Sindrom insensitif androgen yang menyebabkan tingginya kadar testosteron.
  • Cacat mullerian. Cacat mullerian adalah kelainan pada organ reproduksi. Rahim dan saluran tuba falopi tidak terbentuk sebagaimana mestinya. Kemungkinan ada masalah struktural yang berkaitan dengan alat kelamin sejak lahir, kadang rahim dan saluran tuba falopi mungkin hilang. Bisa juga akibat masalah penggabungan, dimana tabung tuba tidak menyatu dengan benar. Dalam hal ini, perkembangan reproduksi tidak terbentuk dan mengikuti pola normal, sehingga siklus haid juga akan terganggu.

Sekunder

Saat Anda mengalami haid yang teratur, tetapi berhenti haid setidaknya selama tiga atau enam bulan ketika sebelumnya siklus Anda tidak teratur. Penyebabnya mungkin termasuk kehamilan, stres, dan penyakit.

Penyebab siklus menstruasi berhenti mungkin karena beberapa alasan, termasuk:

  • Gangguan ginekologi (gangguan reproduksi wanita)
  • Penyakit serius
  • Stres fisik
  • Memiliki berat badan yang sangat rendah. Ketika indeks massa tubuh (BMI) turun dibawah 19, maka risiko mengembangkan amenorrhea sekunder dapat meningkat secara signifikan.

Faktor Gaya Hidup

Terkadang faktor gaya hidup mempunyai kontribusi terhadap penyakit ini, antara lain:

  • Berat badan rendah. Berat badan yang terlalu rendah sekitar 10% dibawah berat badan normal dapat mengganggu banyak fungsi hormonal tubuh dan berpotensi menghentikan ovulasi. Wanita yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, seringkali berhenti haid karena perubahan hormonal yang tidak normal.
  • Olahraga berlebihan. Wanita yang berpartisipasi dalam aktivitas yang membutuhkan pelatihan ketat, seperti balet, mungkin mengalami gangguan siklus menstruasi. Beberapa faktor bergabung memiliki kontribusi pada hilangnya periode haid pada atlet, termasuk lemak tubuh yang rendah, stres, dan pengeluaran energi yang tinggi.
  • Stres. Tekanan mental dapat mengubah fungsi hipotalamus untuk sementara. Hipotalamus merupakan bagian otak yang berfungsi untuk mengontrol hormon yang mengatur siklus haid Anda. Akibatnya, ovulasi dan haid bisa berhenti. Periode menstruasi yang teratur biasanya berlanjut setelah stres yang Anda alami berkurang.

Baca Juga: Pahami Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Ketidakseimbangan Hormonal

Banyak jenis dari masalah hormonal yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon sehingga berpotensi mengidap penyakit ini, kondisi tersebut termasuk:

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Menyebabkan tingkat hormon yang relatif tinggi dan berkelanjutan, daripada tingkat gejala yang tidak stabil seperti pada siklus haid normal.
  • Kerusakan tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme dan kelenjar tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, termasuk amenorrhea.
  • Tumor hipofisis. Tumor non kanker atau tumor jinak pada kelenjar pituitari yang mengganggu regulasi hormonal menstruasi.
  • Menopause dini. Menopause umumnya mulai sekitar usia 50 tahun, namun bagi sebagian wanita suplai telur ovarium berkurang sebelum usia 40 tahun dan periode menstruasi berhenti.

Masalah Struktural

Masalah pada organ reproduksi itu sendiri juga dapat menyebabkannya. Contohnya termasuk:

  • Jaringan parut uterus. Sindrom Asherman adalah suatu kondisi dimana jaringan parut menumpuk pada lapisan rahim, terkadang dapat terjadi setelah dilatasi dan kuretase (D&C), operasi caesar, atau pengobatan untuk fibroid rahim. Jaringan parut uterus berfungsi mencegah penumpukan dan pelepasan lapisan rahim.
  • Hilangnya alat reproduksi. Terkadang masalah muncul selama perkembangan janin yang menyebabkan hilangnya bagian sistem reproduksi, seperti rahim, leher rahim, atau vagina. Karena sistem reproduksi tidak berkembang sepenuhnya, maka siklus haid jadi terhambat atau terhenti.
  • Kelainan struktural pada vagina. Obstruksi atau penyumbatan pada vagina dapat mencegah perdarahan menstruasi. Mungkin ada selaput atau dinding dalam vagina yang menghalangi aliran keluarnya darah dari rahim dan leher rahim.

Baca Juga: 5 Gangguan Menstruasi yang Perlu Anda Ketahui

Sumber

Mayo Clinic. (2021). Amenorrhea. www.mayoclinic.org

Very Well Health. (2019). An Overview of Amenorrhea. www.verywellhealth.com

Medical News Today. (2018). What is amenorrhea?. www.medicalnewstoday.com

Cleveland Clinic. (2020). Amenorrhea. my.clevelandclinic.org