Ketahui Penyebab dan Pengobatan Penyakit Lyme

Ketahui Penyebab dan Pengobatan Penyakit Lyme

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

 

Penyakit Lyme merupakan sejenis penyakit yang muncul akibat infeksi 4 jenis bakteri, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, penyakit Lyme tidak disebarkan secara seksual, atau minum dari gelas yang sama dengan penderita penyakit tersebut.

Sifat penanganan penyakit Lyme umumnya bergantung dengan stadium infeksi, dan riwayat kesehatan penderitanya. Penyakit Lyme bisa tumbuh dan berubah secara dramatis dari waktu ke waktu, sehingga membutuhkan penanganan dalam waktu lama untuk keadaan yang sudah kronis.

Baca Juga: Ketahui Serangga Penyebab Kantuk, Lalat Tsetse

Penyebab Penyakit Lyme

Bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii menjadi pemicu penyakit Lyme di Amerika Serikat. Sementara itu, di benua Eropa dan Asia penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii.

Keempat bakteri tersebut dibawa oleh kutu rusa atau kutu berkaki hitam. Umumnya Anda tertular penyakit Lyme melalui gigitan kutu rusa yang sudah terinfeksi. Kemudian bakteri tersebut masuk ke dalam aliran darah Anda.

Kutu tersebut cenderung menempel pada area yang sulit dilihat, seperti kulit kepala, ketiak, dan selangkangan. Pada kebanyakan kasus, kutu harus menempel pada kulit setidaknya selama 36–48 jam untuk menyebarkan bakteri.

Lantas, apakah penularan penyakit Lyme dari orang ke orang bisa terjadi? Jawabannya adalah tidak. Penyakit Lyme tidak dapat menyebar melalui:

  • antar manusia
  • dari hewan peliharaan ke manusia
  • melalui udara, makanan, atau air

Kutu rambut, nyamuk, dan lalat juga tidak menularkan penyakit Lyme.

Gaya Hidup yang Berisiko Memicu Penyakit Lyme

Bagi Anda yang mengalami ruam pada kulit akibat paparan kutu harus segera mendapat perhatian medis. Terutama jika Anda baru melakukan perjalanan atau pendakian di area habitat kutu Borrelia.

Berikut ini beberapa gaya hidup yang berpotensi tinggi menimbulkan penyakit Lyme:

  • Menjadi pemburu
  • Memelihara hewan
  • Tinggal di pedesaan
  • Banyak meluangkan waktu di daerah rerumputan dan semak belukar
  • Melakukan aktivitas penjelajahan di alam terbuka, seperti pendakian gunung.

Diagnosa Penyakit Lyme

Banyak tanda dan gejala penyakit Lyme yang sering ditemukan pada kondisi lain, sehingga diagnosisnya sangat sulit. Terlebih lagi, kutu yang menularkan penyakit Lyme juga bisa menularkan penyakit lain.

Jika Anda tidak memiliki ruam khas pada penyakit Lyme, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda, termasuk apakah Anda pernah berada di luar ruangan di musim panas di mana penyakit Lyme biasa terjadi, dan melakukan pemeriksaan fisik.

Tes laboratorium untuk mengidentifikasi antibodi terhadap bakteri juga bisa membantu mengonfirmasi diagnosis. Tes tersebut antara lain:

  • Uji imunosorben terkait enzim (Enzyme-linked immunosorbent assay/ELISA): Tes ini paling sering digunakan untuk mendeteksi penyakit Lyme. ELISA mendeteksi antibodi terhadap bakteri Borrelia burgdorferi.
  • Western blot test: Jika tes ELISA positif, tes ini biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosis lebih spesifik. Western blot mendeteksi antibodi terhadap beberapa protein Borrelia burgdorferi.

Pengobatan Penyakit Lyme

1. Antibiotik Oral

Pada tahap awal pengobatan penyakit Lyme, dokter akan meresepkan antibiotik oral (tablet). Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan gejala pasien. Penggunaan antibiotik ini umumnya berlangsung selama 28 hari.

Penting untuk menghabiskan antibiotik yang diresepkan oleh dokter meski tubuh Anda sudah merasa lebih baik. Hal ini karena sisa bakteri yang masih hidup bisa bermutasi dan kembali menginfeksi tubuh Anda. Jenis antibiotik yang biasanya diresepkan meliputi doksisiklin, amoksisilin, dan cefuroxime axetil.

2. Antibiotik Suntik

Jika penyakit Lyme mengakibatkan gangguan pada sistem saraf pusat, dokter akan merekomendasikan antibiotik suntik selama 14 hingga 28 hari.

Pengobatan ini efektif dalam menghilangkan infeksi, meski pasien akan membutuhkan waktu untuk pulih dari gejala.

Perlu Anda ketahui bahwa antibiotik suntik bisa menyebabkan berbagai efek samping, termasuk jumlah sel darah putih yang lebih rendah, diare ringan hingga berat, atau resisten terhadap antibiotik jenis lain.

3. Antibiotik Intramuskular (Infus)

Selain melalui suntikan, dokter juga bisa memberikan antibiotik melalui infus. Penanganan ini lebih efektif pada kasus penyakit Lyme dengan gejala yang lebih parah.

4. Obat Antiinflamasi

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) digunakan untuk menangani banyak masalah kesehatan, seperti radang sendi, sakit kepala, dan sakit punggung. Ibuprofen, acetaminophen, dan naproxen merupakan jenis NSAIDs yang umum digunakan.

Dokter umumnya merekomendasikan NSAIDs untuk meredakan gejala penyakit Lyme, seperti radang sendi.

5. Obat Herbal

Banyak pasien yang beralih ke pengobatan alami, seperti menggunakan kunyit dan jahe. Kedua bahan herbal ini dipercaya dapat menambah kekuatan sistem imun dalam melawan penyakit Lyme.

Sayangnya, pengobatan ini belum terbukti efektif sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut. Jika Anda sedang mempertimbangkan pengobatan alternatif untuk penyakit Lyme, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: Tips Ampuh Usir Cicak di Rumah

Sumber

Active Beat. (2017). 7 Treatments for Lyme Disease. www.activebeat.com

Mayo Clinic. (2020). Lyme Disease. www.mayoclinic.org 

NHS. (2021). Lyme Disease. www.nhs.uk

Verywell Health. (2021). Causes and Risk Factors of Lyme Disease. www.verywellhealth.com