Berbagai Pemeriksaan/Skrining Kesehatan untuk Wanita

Berbagai Pemeriksaan/Skrining Kesehatan untuk Wanita

Penulis: Dita | Editor: Umi

Menjaga kesehatan mungkin bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, itu memerlukan usaha termasuk pencegahan.

Salah satu upaya yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan skrining atau tes kesehatan yang tepat sesuai usia dan jenis kelamin. Tujuannya untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan dan mengatasinya di tahap awal.

Bagi para wanita, skrining kesehatan terus berubah seiring dengan pertambahan usia. Setelah melakukan satu tes, Anda mungkin akan memerlukan tes lanjutan secara berkala untuk menjaga kondisi kesehatan Anda tetap baik. Ada beberapa tes yang dianjurkan untuk wanita. Apa saja?

Baca Juga: Ketahui Fungsi dan Tahapan Pemeriksaan Leopold pada Ibu Hamil

1. Skrining Kanker Payudara

Semakin dini kanker payudara terdeteksi, semakin besar peluangnya untuk sembuh. Kanker payudara yang berukuran kecil cenderung tidak menyebar ke kelenjar getah bening atau organ vital lain di sekitarnya, seperti paru-paru dan otak.

Jika Anda berusia 20-an atau 30-an, beberapa ahli menyarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sebagai bagian dari medical check-up setiap setahun atau tiga tahun sekali. Kalau Anda memiliki faktor risiko, pemeriksaan yang lebih sering tentu lebih disarankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Tes Kanker Serviks

Tes kanker serviks atap pap smears dianjurkan mulai dari usia 21 sampai 65 tahun. Pakar kesehatan menyarankan Anda melakukannya setiap 3 tahun sekali.

Dalam skrining ini, dokter akan menggunakan speculum untuk memperlebar saluran vagina kemudian mengambil sel-sel dari leher rahim dengan menggunakan sikat kecil. Sel tersebut kemudian diperiksa untuk melihat apakah ada perubahan yang bisa mengarah pada kanker serviks.

Jika Anda berusia 30 tahun atau lebih, Anda bisa melakukan skrining ini setiap 5 tahun dan menggabungkannya dengan tes HPV. HPV juga diketahui sebagai salah satu penyebab kanker serviks.

3. Skrining Tekanan Darah

Menginjak usia 50 tahun, wanita cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi daripada pria. Menjaga tekanan darah tetap normal harus Anda lakukan sejak masih muda. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala.

Diagnosis hipertensi atau tekanan darah tinggi dibuat jika nilainya lebih dari 140/90. Karena tekanan darah tinggi bisa menyebabkan komplikasi lain, pemeriksaan harus Anda lakukan setiap 2 tahun jika nilainya 120/80 atau kurang dari itu.

Kalau nilainya lebih tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan yang lebih sering. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, Anda juga harus melakukan skrining diabetes karena keduanya berhubungan erat.

Baca Juga: Mengenal Pemeriksaan HbA1C untuk Diabetes

4. Skrining Kepadatan Tulang

Berbagai faktor termasuk ukuran tulang yang kecil, hormon, dan massa tulang yang lebih kecil membuat wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang. Osteoporosis sendiri merupakan keadaan ketika tulang seseorang menjadi lebih lemah dan rapuh.

Setelah memasuki usia menopause, wanita cenderung lebih banyak kehilangan massa tulang. Gejala pertama sering kali berupa fraktur atau patah yang menyakitkan. Bisa karena jatuh, pukulan, atau gerakan yang tiba-tiba. Untungnya Anda bisa mengatasi dan mencegahnya dengan melakukan skrining.

Ada jenis sinar-X khusus yang disebut dengan dual energy X-ray absorptiometry (DXA) yang dapat mengukur kekuatan tulang dan mendeteksi osteoporosis sebelum terjadi patah tulang. Tes ini juga bisa memprediksi risiko adanya patahan di masa depan.

Skrining ini direkomendasikan untuk semua wanita yang berusia di atas 65 tahun. Jika Anda memiliki faktor risiko yang berhubungan dengan osteoporosis, Anda mungkin perlu melakukan tes ini lebih awal.

5. Skrining Kulit

Setiap tahunnya, ada jutaan wanita di dunia yang terdiagnosis kanker kulit. Untuk mendeteksinya lebih awal, lakukan pemeriksaan setidaknya 1 kali setiap bulan mulai dari usia 18 tahun dengan melihat adanya tahi lalat yang mencurigakan.

Skrining ini biasanya lebih dianjurkan pada mereka yang memiliki faktor risiko, seperti sering terpapar sinar matahari, memiliki keluarga dengan riwayat kanker kulit, memiliki jumlah tahi lalat yang banyak dan tidak biasa, serta berbagai faktor risiko lainnya.

6. Skrining Depresi

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Menurut pakar kesehatan, wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dibanding pria. Jika Anda merasa cemas dengan mood atau suasana hati, cobalah untuk melakukan skrining.

Dokter umumnya akan menanyakan berbagai hal terkait gejala yang mengarah kepada depresi, seperti gangguan tidur, mudah emosi, kehilangan libido hingga kehilangan minat pada aktivitas harian.

Selain skrining di atas, masih banyak lagi pemeriksaan kesehatan yang sebaiknya Anda lakukan. Jika Anda mengalami gejala fisik maupun mental yang mengganggu, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat.

Baca Juga: Berbagai Tes Skrining Kanker untuk Wanita

Sumber

Everyday Health (2017). 10 Health Screenings All Women Should Have. www.everydayhealth.com

Harvard Health Publishing (2021). Screening Tests for Women. www.health.harvard.edu

Healthline (2017). Health Tests Every Woman Needs. www.healthline.com

Webmd (2019). Essential Screening Tests Every Woman Needs. www.webmd.com