Berbagai Tes Skrining Kanker untuk Wanita

Berbagai Tes Skrining Kanker untuk Wanita

Penulis: Dita | Editor: Umi

Baik pria maupun wanita memang sama-sama memiliki risiko terkena kanker. Namun, ada beberapa jenis kanker yang lebih berisiko menyerang wanita. Karena itu, tes skrining kanker pada wanita perlu dilakukan dalam rentang waktu tertentu, terutama bagi Anda yang memiliki faktor risiko.

Skrining kanker ini sangat penting karena kanker bisa segera terdeteksi bahkan sebelum gejalanya dirasakan oleh penderita. Ada beberapa jenis tes skrining kanker yang penting untuk dilakukan oleh wanita. Semua tes skrining ini bersifat penting, meski terdapat beberapa jenis skrining yang hanya direkomendasikan untuk usia tertentu.

Untuk mengetahui jenis tes skrining kanker apa yang harus Anda ambil, simak jenis-jenisnya sebagai berikut!

Baca Juga : 12 Langkah Awal Mendeteksi Kanker Sejak Dini

1. Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks

Pap smear atau pap test menggunakan sampel sel untuk mendeteksi perubahan serviks Anda sebelum gejala muncul yang dapat mengindikasikan kanker serviks, seperti perdarahan yang tidak biasa, keputihan, atau nyeri vagina saat berhubungan seks.  Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan pap smear perlu dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun.

Saat menjalani pap smear, penyedia layanan kesehatan akan menyeka leher rahim Anda menggunakan sikat khusus untuk mengumpulkan sel, dan mengirimkannya ke laboratorium. Kemudian teknisi mencari sel-sel abnormal melalui mikroskop. Hasil tes pap tersebut akan menunjukkan hasil normal, tidak jelas, atau abnormal.

Ketika hasil menunjukkan abnormal, berarti sel-sel mungkin menjadi kanker sehingga Anda mungkin perlu pemeriksaan lebih lanjut, seperti kolposkopi. Kolposkopi merupakan prosedur di mana dokter menggunakan instrumen yang menyala untuk mencari tanda-tanda penyakit pada serviks. Selain itu, Anda juga bisa melakukan tes HPV secara bersamaan dengan pap smear untuk mengetahui apakah Anda terinfeksi HPV, virus yang menyebabkan kasus kanker serviks terbesar.

2. Tes Panggul untuk Deteksi Kanker Ginekologi

Kanker ginekologi merupakan istilah yang digunakan untuk semua jenis kanker yang berkembang di organ reproduksi wanita. Untuk bisa mendeteksi adanya kanker pada organ reproduksi, diperlukan pemeriksaan area panggul secara teratur.

Tes panggul ini juga merupakan langkah awal untuk mendeteksi penyakit menular seksual. Seberapa sering Anda memerlukan tes panggul tergantung pada faktor risiko dan kondisi tertentu yang Anda miliki. Tes panggul biasanya dilakukan bersamaan dengan pap smear.

3. Tes Mamografi untuk Deteksi Kanker Payudara

Meski telah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk memeriksa benjolan di payudara Anda, tetapi melalui skrining mamografi dapat menemukan masalah pada payudara Anda dengan lebih jelas. Ini karena, mamografi dapat melihat jaringan payudara dari beberapa sudut yang berbeda.

Skrining mamografi adalah jenis tes sinar-X yang dapat mendeteksi adanya tumor payudara. Bahkan kini beberapa rumah sakit telah menyediakan mamografi 3D yang mampu menghasilkan gambar lebih akurat dan terperinci dengan metode yang lebih baru untuk meningkatkan tingkat deteksi kanker.

American Cancer Society merekomendasikan wanita berusia 45-54 tahun harus diskrining setahun sekali, dan wanita yang berusia 55 tahun ke atas bisa di skrining setiap dua tahun atau dilanjutkan dengan sekali per tahun.

Baca Juga : Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

4. Tes Darah Tinja dan Kolonoskopi untuk Deteksi Kanker Usus Besar

Kanker kolorektal atau kanker usus besar merupakan kasus kanker paling umum ketiga yang terjadi pada wanita. Penyakit ini biasanya dimulai dengan pertumbuhan polip di usus besar. Karena itu, untuk mengetahui keberadaan polip ini diperlukan tes khusus agar bisa menemukan polip sebelum berkembang menjadi kanker atau masih berada di tahap awal.

Tes skrining pertama untuk kanker usus besar adalah tes darah tinja tahunan, yang digunakan untuk menemukan darah dalam tinja. Di mana darah dalam tinja ini merupakan tanda dari polip atau pertumbuhan lain di usus besar atau rektum. Untuk tes ini, Anda mengumpulkan sampel tinja kecil seperti yang diarahkan oleh dokter, dan laboratorium akan menganalisanya berdasarkan protein darah hemoglobin.

Jika darah ditemukan, dokter dapat merekomendasikan kolonoskopi. Ketika melakukan kolonoskopi, Anda akan berada di bawah anestesi, sementara petugas kesehatan memasukkan tabung yang menyala ke dalam rektum Anda untuk melihat usus besar dan rektum. Jika pertumbuhan seperti polip ditemukan, sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk pengujian kanker usus besar.

Selain itu, terdapat juga tes sigmoidoskopi, di mana prosedurnya serupa dengan kolonoskopi, tetapi tanpa anestesi dan persiapan yang kurang, biasanya dilakukan setiap tiga tahun. Kedua prosedur tersebut memiliki risiko, termasuk perdarahan usus besar, robek, lubang atau luka.

5. Uji Klinis untuk Deteksi Kanker Kulit

Selain melakukan pemeriksaan kulit sendiri di rumah, Anda juga harus menjalani pemeriksaan kulit secara klinis setiap tahunnya. Selama pemeriksaan kulit klinis, dokter akan melihat kulit secara visual untuk menemukan adanya kelainan, seperti perubahan tahi lalat hingga bintik-bintik yang ada. Karena itu, segera periksakan ke dokter jika Anda menemukan sesuatu yang abnormal pada kulit atau tahi lalat Anda.

6. Spiral CT untuk Deteksi Kanker Paru

CT spiral atau pemindaian tomografi dosis rendah, adalah rontgen paru-paru yang lebih akurat dan terperinci daripada rontgen sederhana. Perokok atau mantan perokok antara 55 dan 80 yang memiliki riwayat merokok 30 tahun harus memiliki CT spiral tahunan, terutama bagi Anda yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru.

Itulah beberapa tes skrining kanker yang sebaiknya dilakukan oleh semua wanita. Bagi Anda yang memiliki faktor risiko, lakukan skrining sesuai anjuran dan waktu yang disarankan oleh dokter untuk mencegah munculnya kanker.

Baca Juga : Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita yang Harus Diketahui

Sumber


Activebeat. 2018. Cancer Screening Tests Every Woman Should Get. www.activebeat.com
Cancer (2018). American Cancer Society Guidelines for the Early Detection of Cancer. www.cancer.org
Everyday Health (2015). 10 Cancer Screening Tests Women Need to Know About. www.everydayhealth.com
Kementerian Kesehatan RI. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan metode IVA atau Pap Smear. p2ptm.kemkes.go.id
Verywell Health (2020). 6 Cancer Screening Tests for Women. www.verywellhealth.com
Webmd (2018). Cancer Screening Tests Every Woman Should Get. www.webmd.com