Mengenal Apatis, Perasaan Ketika Anda Kehilangan Motivasi

Mengenal Apatis, Perasaan Ketika Anda Kehilangan Motivasi

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 November 2022

 

Apatis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang minim emosi dan kehilangan motivasi untuk hidup dan beraktivitas. Apatis sendiri berasal dari bahasa Yunani, di mana a- berarti kurang  atau tanpa, dan patos diartikan sebagai passion, gairah, emosi atau perasaan.

Mereka yang mengalami apatis sering kali terlihat acuh tak acuh, cuek dan kurang peduli terhadap kehidupannya dan lingkungan.

Ketika mengalami kondisi ini, hidup akan terasa hampa dan tanpa rasa. Tak heran, apatis bisa berdampak pada pekerjaan, relasi, hingga aktivitas harian.

Baca Juga: Macam-Macam Depresi yang Wajib Anda Pahami

Gejala Apatis

Apatis sesekali dirasakan oleh orang yang sehat secara fisik dan mental, tetapi apatis yang berkepanjangan dapat menjadi pertanda adanya masalah mental tertentu.

Apatis memiliki beberapa gejala, antara lain.

  • Perasaan tidak termotivasi untuk melakukan apapun
  • Berkurangnya usaha untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas
  • Sulit menyelesaikan tugas sehari-hari dan kerap dibantu orang lain
  • Minat mempelajari dan mengetahui hal atau pengalaman baru menurun
  • Kehilangan kepedulian terhadap orang lain
  • Tidak begitu terpengaruh dengan emosi orang lain, seperti teman menangis atau tertawa
  • Kesulitan untuk mengekspresikan emosi, baik suka maupun duka
  • Terlihat lesu, merasa kehilangan energi meskipun tidak melakukan hal berat

Perbedaan Apatis dengan Depresi

Apatis bisa jadi pertanda masalah mental seperti depresi. Namun, depresi dan apatis berbeda meskipun sama-sama mengalami penurunan minat dan energi.

Depresi adalah gangguan emosi (disorder of emotion) sedangkan apatis adalah gangguan motivasi (disorder of motivation).

Apatis menyebabkan seseorang mengalami penurunan motivasi dan inisiasi tugas, sedangkan depresi disertai dengan beberapa gejala penyerta. Gejala depresi yang berlainan dengan gejala apatis, yakni:

  • Perasaan tertekan
  • Perasaan putus asa
  • Rasa bersalah
  • Mengkritik diri berlebihan
  • Ide bunuh diri
  • Gejala vegetatif (jam tidur yang abnormal, kehilangan nafsu makan,dsb).

Baca Juga: Tak Suka Bergaul? Pahami Fakta tentang Gangguan Kepribadian Antisosial Berikut

Sebab dan Gangguan Penyerta dari Apatis

Apatis bisa terjadi karena bagian depan otak yang bertugas mengelola dan mengalami emosi, tujuan, dan perilaku kita terganggu.

Karenanya, tak jarang apatis merupakan penyerta bagi gangguan kejiwaan maupun gangguan neurologis tertentu. Berikut adalah beberapa gangguan atau penyakit yang terkait dengan apatis.

Selain itu, apatis bisa disebabkan tanpa ada kondisi medis yang mendasarinya. Remaja terkadang merasakan apatis di waktu-waktu tertentu.

Diagnosis dan Perawatan

Jika Anda merasakan gejala-gejala apatis, maka berkonsultasi ke dokter atau psikiater sangat disarankan.

Pemeriksaan biasanya terkait wawancara atau kuesioner yang akan mengukur bagaimana tingkat motivasi, perubahan aktivitas atau perilaku, dan kepribadian Anda.

Jika diperlukan, akan dilakukan juga pemeriksaan riwayat medis secara lengkap baik secara fisik maupun psikis, pemeriksaan scan otak (MRI dan CT Scan), hingga memeriksa obat-obatan yang diminum yang mungkin saja berefek pada rasa apatis tersebut.

Perawatan dan penyembuhan apatis bergantung pada hasil diagnosis termasuk penyebab apatis.

Apatis yang berkaitan dengan penyakit seperti Alzheimer atau Demensia biasanya diberikan obat seperti donepezil, galantamine, atau rivastigmine.

Di sisi lain, jika kondisi ini terkait dengan cemas maupun depresi, maka penanganan psikologis seperti CBT (Terapi Perilaku Kognitif) akan disarankan untuk Anda.

Mengatasi Gejala Apatis

Jika Anda mulai merasakan perasaan apatis, berikut tips yang bisa dilakukan sendiri untuk mengelola perasaan tersebut.

  • Bagi tugas berat menjadi tugas yang lebih kecil

Tugas besar mungkin terasa berat, pecahlah menjadi potongan-potongan tugas yang lebih kecil. Mengerjakan terlalu banyak tugas yang berat akan membebani Anda hingga merasa kurang bersemangat.

Selain itu, fokuslah pada tugas-tugas kecil akan memotivasi diri dan memberi efek bahagia tiap berhasil menyelesaikannya.

  • Cari tahu pemicu perasaan tersebut

Menyingkirkan pemicu dari kondisi ini dapat mengatasi masalah Anda. Tanyakan pada diri Anda, apakah ada situasi atau sebab tertentu yang membuat motivasi Anda terganggu.

  • Ubah rutinitas

Terkadang, pengulangan kegiatan atau rutinitas yang sama dan terlalu sering dapat menimbulkan kebosanan dan menimbulkan rasa apatis.

Mulailah merubah rutinitas Anda yang membosankan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda biasa makan siang di rumah makan dan menu yang sama, cobalah berpindah rumah makan ketika jam makan siang Anda tiba untuk merasakan suasana yang baru.

  • Berolahraga

Rajinlah berolahraga tiap hari, misal bersepeda selama 10 menit setiap pagi.

  • Rawat diri sendiri

Lakukan perawatan diri (self-care). Menonton film favorit, membaca buku kesukaan, berkebun, hingga berkumpul dengan teman bisa Anda lakukan untuk menjaga kewarasan Anda.

  • Beri hadiah untuk diri sendiri

Berilah reward untuk diri Anda sendiri tiap kali Anda berhasil menyelesaikan sesuatu.

Tak perlu mewah, reward ini dapat berupa hal-hal sederhana, seperti secangkir kopi kesukaan atau snack favorit.

  • Lakukan hal yang Anda gemari

Hampir setiap orang memiliki hobi. Mulailah melakukan hal-hal yang Anda sukai atau kembali menekuni hobi lama Anda.

Jika Anda tak punya hobi, maka cobalah hal-hal baru yang menurut Anda menarik dan menyenangkan.

  • Tidur yang cukup

Istirahat yang cukup adalah kunci. Mulailah biasakan diri untuk tidur di jam yang sama setiap hari dengan durasi yang cukup, yakni 7-9 jam untuk orang dewasa.

Nah, itu tadi beberapa saran yang bisa Anda coba. Jika perasaan apatis masih ada ketika Anda sudah mencoba mengatasinya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog, psikiater atau dokter terdekat.

Baca Juga: Sering Overthinking? Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya

Sumber

Ishizaki, J., & Mimura, M. (2011). Dysthymia and apathy: diagnosis and treatment. Depression research and treatment, 2011, 893905. www.hindawi.com

Verywellmind. (2021). What is Apathy?. www.verywellmind.com

Webmd. (2020). Apathy. www.webmd.com

Healthline. (2019). What You Should Know About Apathy? www.healthline.com

Sleep Foundation. (2021). What Is Healthy Sleep?. www.sleepfoundation.org