Pahami Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Parkinson

Pahami Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Parkinson

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 19 September 2022

 

Penyakit Parkinson adalah kelainan sistem saraf progresif yang menyerang otak dan memengaruhi gerak tubuh akibat berkurangnya dopamin. Dopamin merupakan zat di otak yang berperan dalam mengirimkan sinyal dari satu sel saraf ke saraf lain sebagai pengontrol gerakan otot.

Seiring dengan bertambahnya usia, kadar dopamin memang akan berkurang dan prosesnya terjadi dengan sangat lambat. Namun, pada kasus Parkinson, berkurangnya dopamin berlangsung lebih cepat dari yang seharusnya, bahkan berkurang hingga 80%.

Sehingga kondisi ini mengakibatkan terganggunya fungsi otak dalam mengenali sinyal pesan kepada gerak tubuh,  yang menyebabkan gangguan gerakan dan gejala penyakit Parkinson lainnya.

Baca Juga: Ketahui Gejala Awal Penyakit Parkinson

Penyebab Penyakit Parkinson

Ada banyak riset yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait Parkinson. Sayangnya, sampai saat ini belum bisa dipastikan apa yang menjadi penyebab penyakit Parkinson terjadi.

Selain berkurangnya zat dopamin dan kehilangan neuron, penyakit Parkinson juga dikaitkan dengan adanya gumpalan protein abnormal di otak, yang disebut bodi Lewy. Gumpalan ini mengandung protein yang tidak dapat dipecah sel, yang disebut alpha-synuclein. Mereka mengelilingi sel di otak, di mana dalam prosesnya dapat mengganggu fungsi otak.

Dalam studi penelitian, bodi Lewy ditemukan di batang otak penderita Parkinson. Hal ini mengakibatkan kemampuan otak menurun seiring waktu dan menyebabkan masalah koordinasi motorik pada orang dengan penyakit Parkinson.

Bodi Lewy juga terdapat di otak orang yang menderita penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya, serta dianggap sebagai tanda degenerasi saraf. Sayangnya, tidak ada pengobatan atau metode yang diketahui untuk menghilangkan bodi Lewy saat ini.

Baca Juga: 10 Komplikasi Penyakit Parkinson yang Perlu Diketahui

Faktor Risiko Penyakit Parkinson

Meski penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor risiko yang memegang peranan penting dalam perkembangan penyakit Parkinson yakni:

1. Usia dan Jenis Kelamin

Penelitian dalam National Center for Biotechnology Information menemukan bahwa fungsi otak dan dopamin mulai menurun seiring bertambahnya usia, di mana kondisi ini membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit Parkinson.

Karena itu, usia lanjut merupakan faktor risiko paling signifikan dalam mengembangkan penyakit Parkinson. Penyakit ini umumnya menyerang seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun.

Selain itu, gender juga berperan dalam penyakit Parkinson. Penelitian menemukan bahwa pria lebih rentan mengembangkan Parkinson daripada wanita.

2. Genetik

Beberapa penelitian membuktikan bahwa gen berperan dalam perkembangan Parkinson.  Meski kasus ini jarang terjadi, tetapi diperkirakan 15% penderita Parkinson memiliki riwayat kondisi keluarga.

Misalnya saja, pada seseorang dengan kerabat dekat (orang tua atau saudara kandung) yang menderita Parkinson, maka orang tersebut juga berisiko lebih tinggi terkena Parkinson.

Menurut Genetics Home Reference, faktor genetik ini terjadi akibat adanya mutasi gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi dopamin dan protein tertentu yang penting untuk fungsi otak.

3. Lingkungan

Selain genetik, lingkungan juga berperan dalam mengembangkan penyakit Parkinson. Paparan zat kimia, seperti pestisida, pelarut, logam, dan polutan lainnya diduga dapat memicu Parkinson.

Namun, tidak semua orang yang terpapar faktor lingkungan ini mengembangkan Parkinson. Para peneliti menduga bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan Parkinson.

4. Trauma Kepala

Benturan yang berulang pada kepala juga diduga bisa meningkatkan risiko Parkinson pada seseorang. Meski tidak semua orang yang mengalami benturan kepala akan mengidap Parkinson, ada beberapa tipe cedera, frekuensi cedera, dan tingkat keparahan yang bisa meningkatkan risiko Parkinson.

5. Autoimun

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Neurology menunjukkan kemungkinan adanya hubungan genetik antara penyakit Parkinson dengan kondisi autoimun, seperti rheumatoid arthritis.

Selain itu, pada tahun 2018, para peneliti yang menyelidiki catatan kesehatan di Taiwan menemukan bahwa orang dengan penyakit rematik autoimun memiliki peluang 1,37 kali lebih tinggi untuk menderita Parkinson.

Apa Itu Parkinsonisme?

Umumnya, gejala yang paling sering muncul pada penderita Parkinson adalah tremor pada salah satu tangan, gerakan yang lambat, dan kekakuan otot. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua gejala tersebut pasti disebabkan oleh Parkinson.

Ada istilah Parkinsonisme untuk menyebut kondisi dengan gejala yang sama dengan Parkinson. Beberapa jenis Parkinsonisme bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit progresif otak lain, dan penyakit serebrovaskular, di mana serangkaian stroke kecil menyebabkan beberapa bagian otak mati.

Gejala Parkinson biasanya berbeda-beda pada masing-masing penderita. Banyak kasus terjadi dengan gejala awal yang ringan dan tidak disadari. Namun jika Anda mulai merasakan tremor, gerakan yang lambat, posisi tubuh yang tidak bisa seimbang, dan otot yang kaku, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Baca Juga: Pilihan Pengobatan untuk Penyakit Parkinson

 

Sumber

Agent Orange: Parkinson’s disease. (n.d.). Retrieved from
parkinsons.va.gov/resources/PtEdTri_AO.pdf
Hopkins Medicine (2020). Parkinson’s Disease Risk Factors and Causes. www.hopkinsmedicine.org
Mayo Clinic (2019). Parkinson’s Disease. www.mayoclinic.org
Medical News Today (2018). Parkinson’s Disease and Its Causes. www.medicalnewstoday.com
Medline Plus. Parkinson disease. medlineplus.gov
Nature Genetics (2009). Genome-wide association study reveals genetic risk underlying Parkinson’s disease. www.nature.com
National Institute on Aging. What is Lewy Body Dementia? www.nia.nih.gov
Peters, R. (2006, February). Ageing and the brain. Postgraduate Medical Journal, 82(964), 84-88
ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2596698/