Allopurinol: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Allopurinol: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Penulis: Fajar | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 24 September 2022

 

Allopurinol adalah salah satu obat yang digunakan untuk menghadapi masalah asam urat. Obat ini dapat mengontrol peningkatan kadar asam urat, serta mengobati masalah batu ginjal berkala.

Selain dalam bentuk obat oral yang dipegang pasien, Allopurinol juga digunakan dokter untuk tindakan medis melalui suntikan. Obat ini juga biasanya diedarkan dengan merk Ponuric, Puricemia, Sinoric, dan Zyloric.

Karena tergolong sebagai obat generik, untuk mendapatkan Allopurinol seseorang tak perlu mengocek kantong terlalu dalam. Namun, sebaiknya penggunaan obat ini tetap di bawah pengawasan dokter.

Baca Juga: Berapa Besar Kadar Asam Urat Normal Bagi Tubuh?

Penggunaan Allopurinol

Allopurinol pada dasarnya digunakan untuk menurunkan kadar asam urat seseorang. Kadar asam urat tinggi biasanya disebabkan beberapa hal, seperti masalah ginjal, psoriasis, kemoterapi, dan penggunaan obat diuretik.

Allopurinol termasuk dalam obat xanthine oxidase inhibitor, dan bekerja untuk kondisi serupa masalah asam urat. Kandungan obat ini menurunkan kadar asam urat darah dan urin dengan memblokir xantin oksidase, atau enzim yang jadi penyebab utama asam urat.

Obat Allopurinol termasuk obat yang dapat berinteraksi dengan sejumlah obat lain, seperti vitamin, atau obat-obatan herbal lainnya yang sedang dikonsumsi. Interaksi Allopurinol dengan vitamin dan obat herbal tidak akan mengurangi fungsinya. Allopurinol dapat menimbulkan efek samping ketika berinteraksi dengan sejumlah obat, seperti Ampisilin atau Amoxicillin, serta obat diuretik Thiazide.

Dosis Allopurinol

Dosis penggunaan Allopurinol berbeda pada setiap orang, tergantung kondisi kesehatan dan usia. Berikut ringkasan dosis Allopurinol:

Untuk penderita asam urat:

  • Dewasa: 100300 mg per hari (di awal penggunaan). Untuk kondisi yang bertingkat, dosisnya tidak boleh lebih dari 800 mg per hari.
  • Anak-anak: Untuk anak di bawah usia 6 tahun, jika memang harus mengonsumsi dosisnya tidak boleh lebih dari 150 mg per hari.

Untuk penderita batu ginjal:

  • Dewasa: 200300 mg per hari

Informasi dosis di atas hanya mencakup dosis rata-rata Allopurinol. Selalu ikuti instruksi dosis yang disediakan oleh dokter atau bacalah petunjuk pemakaian pada label kemasan sebelum Anda mengonsumsi Allopurinol.

Baca Juga: Jus untuk Menurunkan Asam Urat

Efek Samping Allopurinol

Seperti sejumlah obat lainnya, Allopurinol juga memiliki efek samping pada penggunanya. Efek samping terbagi pada dua tingkatan, terdapat efek samping umum dan efek samping serius.

Efek samping umum pada Allopurinol meliputi sejumlah gejala seperti berikut:

Beberapa efek samping mungkin hilang dalam jangka waktu tertentu, tetapi jika ruam muncul pada kulit Anda, sebaiknya hubungi dokter. Jika efek samping ruam kulit muncul, Anda tidak disarankan melanjutkan penggunaan Allopurinol.

Dalam kondisi munculnya ruam kulit, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab ruam yang Anda alami. Pasalnya, ruam pada kulit tidak selalu diakibatkan oleh efek samping obat-obat, melainkan bisa juga karena berkaitan dengan infeksi yang lain.

Jika ruam kulit yang Anda alami disebabkan oleh efek samping penggunaan Allopurinol, dokter akan mencari solusi alternatif pengobatan lainnya yang mungkin cocok dengan kondisi Anda.

Konsumsi Allopurinol juga tak luput dari risiko efek samping serius. Terdapat sejumlah keadaan serius bahkan darurat sebagai efek samping mengonsumsi obat yang satu ini, di antaranya:

  • Ruam kulit yang parah
  • Gatal-gatal hingga bentol
  • Kulit bersisik
  • Demam
  • Panas dingin
  • Sesak napas
  • Pembengkakan di wajah dan tenggorokan

Orang yang Sebaiknya Menghindari Allopurinol

Obat ini tidak bisa dikonsumsi dalam setiap kondisi. Terdapat beberapa kondisi di mana seseorang tidak dianjurkan mengonsumsi Allopurinol, berikut di antaranya:

  • Orang dengan masalah ginjal: Untuk orang dalam kondisi ini, risiko efek samping lebih besar. Obat ini juga berisiko menurunkan fungsi ginjal seseorang.
  • Wanita hamil: Allopurinol masuk dalam obat kategori C, yang berarti ada kemungkinan risiko membahayakan janin. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini masih bisa dilakukan dengan mempertimbangkan potensi risiko dibanding manfaatnya. Kehamilan membuat obat terproses lebih lambat dalam tubuh. Maka dari itu, konsumsi obat-obatan yang tidak perlu akan mengakibatkan penumpukan.
  • Manula: Kinerja ginjal orang yang sudah tua tidak akan sebaik ketika muda. Maka dari itu, jangan ambil risiko dengan sering mengonsumsi obat ini.
  • Anak-anak: Obat ini tidak dianjurkan untuk anak-anak berusia di bawah 18 tahun.

Allopurinol juga sebaiknya tidak dikonsumsi seseorang ketika tengah menghadapi sejumlah masalah medis lainnya. Beberapa masalah medis ini bukanlah kondisi baik untuk mengonsumsi Allopurinol, termasuk:

Itulah penjabaran obat Allopurinol, fungsi, dosis, efek samping, dan hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat tersebut. Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun.

Baca Juga: 11 Bahan Alami untuk Mengatasi Asam Urat

 

Sumber

Drugs. (2020). Allopurinol. www.drugs.com
Healthline. (2018). Allopurinol, Oral Tablet. www.healthline.com
Mayo Clinic. (2020). Allopurinol (Oral Route). www.mayoclinic.org
Medline Plus. (2017). Allopurinol. medlineplus.gov
National Health Service. (2019). Allopurinol. www.nhs.uk