Bercak Darah Saat Hamil, Normalkah?

Bercak Darah Saat Hamil, Normalkah?

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 1 Januari 2023

 

Selama kehamilan, Anda mungkin dapat mengalami perdarahan vagina. Salah satunya perdarahan ringan yang ditandai dengan bercak. Apakah bercak darah saat hamil ini normal?

Sebenarnya, perdarahan vagina selama kehamilan cukup wajar terjadi. Sekitar 15–25% ibu hamil pernah mengalami bercak darah ini, tetapi mereka tetap dapat menjalani masa kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi normal.

Umumnya, bercak darah saat hamil terjadi pada trimester pertama. Bercak darah saat hamil ini biasanya memiliki warna darah merah muda, merah terang, atau kecoklatan.

Namun, jika perdarahan vagina terjadi pada trimester kedua atau ketiga, Anda perlu waspada. Pasalnya, hal ini bisa menandakan adanya gangguan pada ibu hamil atau janinnya.

Baca Juga: Kista Ovarium di Masa Kehamilan, Pahami Penyebab dan Pengobatannya

Penyebab Bercak Darah saat Hamil di Trimester Pertama

Perlu Anda ketahui bahwa, ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan bercak darah saat hamil di trimester pertama, antara lain:

1. Iritasi Serviks atau Vagina

Bercak darah saat hamil pada awal masa mengandung bisa terjadi ketika Anda mengalami iritasi serviks atau vagina. Iritasi atau peradangan ini sering kali diakibatkan oleh adanya infeksi. Misalnya, infeksi menular seksual.

Bercak darah saat hamil karena iritasi juga dapat disebabkan oleh berhubungan seks, pemeriksaan panggul, pap smear, atau USG vagina.

2. Polip Serviks

Penyebab bercak darah saat hamil di trimester pertama selanjutnya adalah polip serviks. Sebagai informasi, polip merupakan pertumbuhan jaringan abnormal pada serviks.

Polip bisa berdarah usai pemeriksaan kehamilan (ginekologi) atau berhubungan seksual karena ada lebih banyak pembuluh darah di dekat serviks selama kehamilan.

3. Pendarahan Implantasi

Kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya bercak darah saat hamil, yakni pendarahan implantasi.

Kondisi ini merupakan jenis pendarahan ringan yang terjadi 6–12 hari setelah sel telur yang dibuahi menempel pada lapisan rahim. Biasanya, pendarahan implantasi berlangsung hingga beberapa jam atau hari.

Pendarahan implantasi sering kali dianggap sebagai darah menstruasi sehingga banyak wanita yang tidak menyadari jika dirinya tengah hamil.

4. Kehamilan Ektopik

Ketika Anda mengalami bercak darah saat hamil, kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik merupakan kondisi ketika embrio yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim, biasanya di tuba fallopi.

Ketika embrio terus tumbuh, hal itu dapat menyebabkan tuba falopi pecah sehingga menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, kondisi ini berbahaya dan perlu penanganan medis segera karena bisa berakibat fatal.

5. Keguguran

Penyebab berbahaya lainnya yang bisa mengakibatkan bercak darah saat hamil adalah keguguran. Selain munculnya bercak darah, keguguran dapat ditandai dengan kram dan nyeri di perut bagian bawah dan keluarnya jaringan dari vagina.

Baca Juga: Amankah Naik Motor Saat Hamil?

Perdarahan saat Hamil di Trimester Kedua dan Ketiga

Sementara itu, apabila bercak darah saat hamil muncul pada trimester kedua dan ketiga, beberapa hal yang menjadi penyebabnya, yakni:

1. Plasenta Previa

Plasenta previa merupakan kondisi ketika plasenta terletak lebih rendah di dalam rahim dan menutupi sebagian atau seluruh bagian serviks.

Meski sebenarnya ini jarang terjadi, plasenta previa sangat berisiko bagi ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, Anda harus mendapatkan perawatan sesegera mungkin.

2. Solusio Plasenta

Penyebab perdarahan lainnya yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga, yakni solusio plasenta.

Solusio plasenta merupakan kondisi lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum atau selama persalinan. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya genangan darah antara plasenta dan rahim.

Selain perdarahan, solusio plasenta dapat ditandai dengan gejala lain, seperti sakit perut, gumpalan dari vagina, rahim lunak, dan sakit punggung.

3. Vasa Previa

Ketika Anda mengalami perdarahan vagina pada trimester kedua atau ketiga, hal tersebut mungkin disebabkan oleh vasa previa.

Vasa previa merupakan kondisi yang sangat langka, di mana pembuluh darah bayi yang sedang berkembang di tali pusat atau plasenta melewati lubang jalan lahir.

Kondisi ini sangat berbahaya karena pembuluh darah bisa robek sehingga menyebabkan bayi mengalami pendarahan hebat dan kehilangan oksigen.

4. Kelahiran Prematur

Perdarahan vagina pada akhir kehamilan juga mungkin merupakan tanda bahwa Anda siap untuk melahirkan.

Namun, jika perdarahan terjadi pada minggu ke-37 kehamilan, segera hubungi dokter karena Anda mungkin mengalami persalinan prematur.

Kapan Harus Periksa ke Dokter Kandungan?

Ketika bercak darah yang Anda alami ringan, Anda tak perlu khawatir berlebihan dan cukup gunakan panty liner untuk mencegah noda darah berceceran.

Namun, apabila Anda curiga akan adanya masalah lain, Anda bisa menemui dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan sehingga dapat mengetahui penyebab pasti dari terjadinya bercak darah saat hamil.

Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan menyarankan ibu hamil untuk banyak beristirahat, tidak berolahraga, dan tidak mengangkat sesuatu yang berat.

Apabila Anda mengalami bercak disertai kram parah, demam, keputihan yang tidak biasa, berbau busuk, atau nyeri, di kehamilan trimester kedua atau ketiga, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter.

Hal ini karena pendarahan hebat yang disertai dengan gejala tidak biasa lain bisa menjadi tanda adanya masalah pada ibu hamil maupun bayi yang dapat berakibat fatal.

Baca Juga: Bolehkah Tidur Telentang Saat Hamil?

 

Sumber

Healthline. (2021). What Causes Spotting in Pregnancy?. www.healthline.com

NHS. Vaginal Bleeding. nhs.uk

Verywell Family. (2021). Spotting During Early Pregnancy. www.verywellfamily.com

WebMD. (2020). Bleeding During Pregnancy. www.webmd.com