5 Jenis Gangguan Menstruasi yang Harus Diwaspadai

5 Jenis Gangguan Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 3 April 2023

 

Menstruasi merupakan kondisi normal yang dialami oleh wanita setiap bulannya. Namun, beberapa wanita memiliki gangguan darah menstruasi sehingga terkadang membuat khawatir. Padahal, tidak semua penyebabnya berbahaya.

Siklus menstruasi bisa berbeda dari satu wanita dengan wanita lainya. Namun, pada umumnya, menstruasi terjadi setiap 21–35 hari sekali selama 4–7 hari.

Ada beberapa gangguan darah menstruasi yang bisa dialami oleh wanita. Misalnya, volume darah menstruasi yang terlalu banyak atau mungkin sangat sedikit. Apakah hal tersebut normal dan kira-kira, apa ya penyebabnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Pertama Tidak Kunjung Datang

Gangguan Darah Menstruasi

Adapun beberapa gangguan darah menstruasi beserta kemungkinan penyebabnya yang perlu Anda pahami antara lain:

1. Menoragia

Menoragia merupakan gangguan darah menstruasi yang menyebabkan pendarahan berkepanjangan. Kondisi ini adalah gangguan menstruasi yang paling umum terjadi sehingga banyak dialami oleh wanita.

Pendarahan yang terjadi cukup lama lebih dari 7 hari dari periode menstruasi pada umumnya. Bahkan tak jarang, membuat Anda sulit untuk beraktivitas sehari-hari karena mengganggu kenyamanan.

Karena pendarahan yang terjadi sangat banyak dan dalam periode yang lebih panjang, maka Anda perlu mengganti pembalut sesering mungkin. Kondisi ini juga bisa ditandai dengan gejala lain, seperti adanya bercak darah di antara periode menstruasi.

Penyebab gangguan darah menstruasi yang satu ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Ketidakseimbangan hormon
  • Fibroid rahim, yaitu munculnya massa non-kanker di dalam atau luar rahim
  • Tumor atau adanya infeksi di rongga panggul
  • Penyakit radang panggul
  • Gangguan trombosit atau pendarahan

2. Dismenorea 

Gangguan darah menstruasi selanjutnya adalah dismenorea atau kondisi nyeri dan kram yang berlebihan selama periode.

Jadi, rasa nyeri dan kram di perut bagian bawah sangatlah hebat. Bahkan dapat disertai dengan mual, muntah, pusing, sakit punggung dan di bagian kaki, hingga kelelahan.

Tentu saja, wanita yang mengalami dismenorea akan merasa tidak nyaman selama periode menstruasi. Sebab, rasa sakitnya berlebihan sehingga aktivitas harian dapat terganggu.

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan seorang wanita mengalami dismenorea, termasuk:

  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebih
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Periode menstruasi yang terlalu dini.

3. Amenorea

Amenorea merupakan gangguan darah menstruasi yang ditandai dengan tidak adanya menstruasi selama lebih dari tiga siklus.

Ketika wanita tidak menstruasi selama lebih dari 90 hari, maka kondisi ini dianggap abnormal. Kecuali Anda sedang dalam masa kehamilan, menyusui, atau menopause.

Dalam hal ini, amenorea dibagi menjadi dua jenis. Pertama, amenore primer yang merupakan kondisi tidak terjadinya menstruasi sejak pubertas.

Umumnya, amenorea jenis ini terjadi pada wanita muda. Di mana mereka belum mulai menstruasi pada usia 15 atau 16 atau dalam waktu tiga tahun setelah payudara mulai berkembang.

Kedua, amenorea sekunder, di mana siklus menstruasi terjadi tidak teratur atau tidak ada sama sekali.

Penyebab amenorea pada wanita, meliputi:

  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Kelainan ovulasi
  • Cacat lahir sehingga menyebabkan kelainan pada sistem reproduksi
  • Gangguan tiroid
  • Gangguan makan, seperti bulimia yang ditandai dengan kebiasaan mengeluarkan makanan kembali setelah masuk ke dalam tubuh secara ekstrem.

4. Hipomenorea

Hipomenorea adalah gangguan darah menstruasi yang ditandai dengan singkatnya periode menstruasi.

Jadi, darah menstruasi yang keluar sangat sedikit dan berlangsung sangat cepat kurang dari 4-7 hari. Dengan volume darah kurang dari 80 ml.

Penyebab hipomenorea cukup beragam, berikut di antaranya:

  • Kehamilan
  • Kadar lemak pada tubuh yang terlalu rendah
  • Adhesi intrauterin atau sindrom Asherman
  • Merasa gugup berlebihan atau mengidap stres
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Kegagalan ovarium prematur sehingga wanita berhenti menstruasi secara spontan sebelum usia 40 tahun.

Kondisi ini juga dapat terjadi apabila Anda menggunakan alat kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi oral, IUD, atau KB suntik jenis Depo Provera.

5. Polimenorea

Polimenorea atau disebut juga sebagai perdarahan uterus abnormal (AUB), adalah kelainan siklus menstruasi ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari.

Bagi beberapa wanita, siklus yang lebih pendek mungkin normal terjadi. Namun, sebagian wanita lainnya, polimenorea bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti:

Tak hanya berdampak pada siklus menstruasi, polimenorea juga dapat menyebabkan masalah kesuburan karena ovulasi yang terjadi lebih cepat dari biasanya atau terjadi pada waktu yang tidak teratur selama siklus.

Wanita dengan polimenorea mungkin juga mengalami menstruasi tidak teratur atau tidak dapat diprediksi. Bahkan Beberapa wanita dengan polimenorea akan mengalami anemia karena perdarahan yang sering dan berat.

Apabila Anda mengalami salah satu gangguan menstruasi di atas sesekali, maka tak perlu khawatir karena biasanya akan membaik dengan sendirinya.

Namun, jika gangguan menstruasi terjadi terus-menerus dalam jangka waktu panjang dan semakin parah, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Menstruasi Lebih dari Seminggu, Normalkah?

Sumber

Cleveland Clinic. Abnormal Menstruation (Periods). my.clevelandclinic.org

Kansas City Obgyn. 4 Abnormal Types of Menstrual Period: Signs to Watch For. www.kcobgyn.com

Healthy Women. Menstrual Disorders. www.healthywomen.org

Verywell Health. (2020). Polymenorrhea and Abnormal Uterine Bleeding. www.verywellhealth.com