Ketahui Komplikasi, Pengobatan, dan Pencegahan Klamidia

Ketahui Komplikasi, Pengobatan, dan Pencegahan Klamidia

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 26 November 2022

 

Klamidia (chlamydia) merupakan sejenis infeksi menular seksual yang umumnya disebarkan melalui kontak seksual tanpa kondom atau berbagi mainan seks dengan seseorang yang telah terpapar klamidia. Selain itu, klamidia juga bisa menyebar dari ibu ke anaknya saat masa kehamilan.

Cara satu-satunya untuk mendeteksi klamidia adalah dengan mengikuti tes. Pada tes klamidia, dokter akan bertanya mengenai gejalanya. Bila Anda tidak memiliki gejala, maka dokter akan menanyakan alasan Anda merasa khawatir dengan kondisi Anda.

Baca Juga: Kenali Gejala Umum dan Penyebab Klamidia

Komplikasi Klamidia

Komplikasi klamidia merupakan hal yang tidak bisa dianggap sepele. Bahkan yang lebih mengkhawatirkannya lagi, komplikasi tersebut bisa terjadi pada seseorang yang tidak pernah mengalami gejala.

Untungnya, sebagian besar komplikasi bisa dicegah dengan skrining teratur dan perawatan yang tepat.

Komplikasi pada Wanita

  • Penyakit Radang Panggul

Pada wanita, klamidia bisa merembet ke rahim, ovarium, atau tuba falopi. Kondisi tersebut dinamakan dengan penyakit radang panggul.

Sekitar 10% hingga 15% wanita dengan klamidia yang tidak ditangani dengan benar, berisiko mengalami penyakit radang panggul, baik akut (simtomatik) atau subakut (dengan sedikit atau tidak ada gejala).

Gejala yang muncul pada penyakit radang panggul adalah nyeri perut dan panggul, sakit punggung, dan terkadang demam dan menggigil.

  • Nyeri Panggul Kronis

Penyakit radang panggul bisa menjadi pemicu terjadinya nyeri panggul kronis. Komplikasi tersebut umum terjadi, dan telah menyerang sekitar 30% wanita dengan penyakit radang panggul karena klamidia.

  • Infertilitas pada Wanita

Penyakit radang panggul mengakibatkan terjadinya infeksi dan peradangan yang berakibat pada timbulnya jaringan parut pada tuba falopi.

Munculnya jaringan parut berakibat pada terhalangnya jalan sperma ke tuba falopi, sehingga proses pembuahan menjadi terhambat dan memicu infertilitas.

Wanita yang mengalami penyakit radang panggul, sekitar 20%nya akan mengalami infertilitas. Operasi memang bisa digunakan untuk menghilangkan jaringan parut di tuba falopi. Namun, disisi lain operasi juga bisa mengembangkan risiko kehamilan ektopik.

  • Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik merupakan kondisi saat embrio ditanam ke tuba falopi, bukan di rahim.

Saat tuba falopi mengalami luka akibat penyakit radang panggul, sel telur yang telah dibuahi tersangkut dan tertanam di tuba falopi, alih-alih bergerak ke arah rahim.

Kehamilan ektopik bisa mengancam jiwa, terutama jika embrio tersebut pecah, sebelum ditemukan.

  • Komplikasi Kehamilan

Bila Anda hamil dan mengalami klamidia yang tidak segera diobati, kemungkinan besar Anda bisa menularkan infeksi tersebut ke bayi Anda. Bila ini terjadi, bayi Anda bisa mengalami infeksi mata (konjungtivitis) dan infeksi paru-paru (pneumonia).

Masalah lainnya adalah bayi lahir prematur (lahir sebelum 37 minggu masa kehamilan), atau lahir dengan berat badan yang rendah.

Komplikasi pada Pria

  • Peradangan Testis

Pada pria, klamidia bisa menyebar ke testis dan epididimis (sejenis saluran yang berfungsi untuk mengangkut sperma dari testis). Ketika kondisi ini terjadi, dapat berakibat pada munculnya nyeri dan bengkak.

Kondisi tersebut dinamakan dengan Epididimitis. Bila tidak segera ditangani bisa berdampak buruk pada kesuburan pria.

  • Artritis Reaktif

Klamidia juga menjadi pemicu paling umum dari artritis reaktif. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada persendian, mata, dan uretra (saluran yang berfungsi untuk mengeluarkan urin dari tubuh).

Artritis reaktif bisa menyerang wanita yang pernah mengalami klamidia, tetapi lebih sering ditemukan pada pria.

Komplikasi Lainnya

Risiko HIV

Infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya juga dapat mengembangkan risiko terpapar atau menularkan HIV. Terdapat dua alasan yang mendasarinya, yaitu:

  1. Infeksi bisa memicu terjadinya peradangan di alat kelamin yang bisa merusak keutuhan jaringan mukosa yang membalut vagina, leher rahim, penis, dan rektum. Kondisi ini dapat mempermudah jalan HIV untuk masuk langsung ke aliran darah dan sistem limfatik.
  2. Infeksi klamidia yang aktif dapat meningkatkan aktivitas virus HIV di sekitar alat kelamin. Ketika ini terjadi, seseorang berpotensi memiliki viral load (jumlah virus HIV) yang tidak terdeteksi pada tes darah, tetapi viral load dapat terdeteksi dalam air mani atau cairan vagina.Hal ini diperkuat dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi klamidia telah ditemukan pada sebanyak 15% laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang baru terinfeksi HIV.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Gonore, Penyebab, dan Pengobatannya

Pengobatan Klamidia

Klamidia dapat diobati dengan mengonsumsi kombinasi obat antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dosis antibiotik yang diresepkan oleh dokter dengan hati-hati. Pengobatan bisa memakan waktu kurang lebih satu hingga dua minggu, bahkan dengan obat dosis tunggal sekalipun.

Selama masa pengobatan, Anda harus menghindari hubungan seksual, karena masih ada kemungkinan untuk menyebarkan dan mengalami klamidia kembali, walaupun Anda sudah mengobati infeksi tersebut sebelumnya. Bahkan Anda harus terus minum obat, meskipun gejalanya sudah menghilang.

Pencegahan Klamidia

Cara paling efektif bagi Anda dan pasangan Anda yang aktif secara seksual untuk mencegah terinfeksi klamidia adalah dengan menggunakan kondom ketika berhubungan seks.

Selain dengan menggunakan kondom, cara lain untuk melakukan hubungan seks yang aman adalah dengan:

  • Tidak berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi
  • Berhubungan seks hanya dengan satu pasangan
  • Menjalani tes
  • Menghindari melakukan seks oral.

Baca Juga: Penyakit Kelamin Pada Wanita dan Gejalanya

 

Sumber

Avert. (2020). Chlamydia Symptoms & Treatment. www.avert.org

Cleveland Clinic. (2015). Chlamydia. my.clevelandclinic.org

Djoba siawaya JF. Chlamydia trachomatis, human immunodeficiency virus (HIV) distribution and sexual behaviors across gender and age group in an African setting. PLoS ONE. 2014;9(3):e90174. doi:10.1371/journal.pone.0090174

Healthline. (2020). Everything You Need to Know About Chlamydia Infection. www.healthline.com

NHS. (2018). Chlamydia. www.nhs.uk

Verywell Health. (2019). Symptoms of Chlamydia. www.verywellhealth.com