Sepsis Neonatorum, Infeksi Darah pada Bayi Baru Lahir

Sepsis Neonatorum, Infeksi Darah pada Bayi Baru Lahir

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 21 Desember 2022

 

Sepsis atau keracunan darah adalah kondisi medis yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi.

Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir disebut dengan sepsis neonatorum. Kondisi ini terjadi karena adanya infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh bayi yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh.

Sepsis bisa terjadi kurang dari 1% bayi baru lahir. Meski persentasenya sedikit, sepsis neonatorum merupakan penyumbang 30% kematian pada beberapa minggu pertama kehidupan bayi.

Risiko infeksi lebih besar 5–10 kali pada bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan kurang dari normal. Komplikasi yang dialami selama kelahiran, seperti ketuban yang pecah dini atau infeksi pada ibu, akan meningkatkan risiko bayi mengalami sepsis.

Baca Juga: Syok, Kondisi Darurat yang Perlu Diwaspadai!

Bagaimana Bayi Baru Lahir bisa Mengalami Sepsis?

Infeksi bakteri merupakan penyebab paling umum dari sepsis. Namun, sepsis juga bisa disebabkan oleh jamur, parasit atau virus.

Infeksi bisa ditemukan dari salah satu atau sejumlah bagian di seluruh tubuh. Bayi baru lahir bisa mengalami sepsis karena berbagai hal, antara lain:

  • Jika ibu mengalami infeksi cairan ketuban (kondisi yang dikenal sebagai korioamnionitis)
  • Kelahiran prematur (bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk sepsis)
  • Bayi lahir tepat waktu, tetapi kurang berat badan
  • Air ketuban pecah sebelum waktunya (lebih dari 18 jam sebelum kelahiran bayi)
  • Jika bayi dirawat di rumah sakit karena kondisi lain
  • Jalan lahir diinfeksi oleh bakteri.

Jenis dan Gejala Sepsis Neonatorum

Terdapat 2 jenis sepsis neonatorum yang terbagi berdasarkan waktu terinfeksinya, yaitu:

1. Sepsis Neonatorum Onset Dini

Infeksi yang terjadi dalam waktu 6 jam setelah kelahiran merupakan separuh kasus sepsis neonatorum yang banyak terjadi. Kondisi ini bernama sepsis neonatorum onset dini atau sepsis saat proses persalinan.

2. Sepsis Neonatorum Onset Lambat

Infeksi darah atau sepsis yang terjadi pada 4 hari atau lebih setelah kelahiran disebut dengan sepsis onset lambat atau akhir. Sepsis neonatorum onset lambat merupakan infeksi yang berasal dari kamar bayi di rumah sakit.

Jenis sepsis neonatorum ini terjadi saat bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama karena terlahir prematur atau berat badan rendah.

Pada kedua sepsis neonatorum ini, infeksi mungkin hanya menyebar ke aliran darah atau bisa juga menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Namun, infeksi mungkin bisa menyebar ke organ lain atau bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan gangguan pada tubuh. Misalnya saja, jika infeksi menyebar ke paru-paru maka akan menyebabkan pneumonia.

Infeksi pada sepsis juga bisa menyebabkan meningitis jika menyebar ke otak. Tak hanya itu, infeksi yang menyebar ke tulang bisa menyebabkan osteomyelitis.

Beberapa gejala umum yang dialami oleh bayi yang mengalami sepsis antara lain:

  • Bayi terlihat sangat mengantuk
  • Rewel
  • Napas cepat atau ada jeda dalam pernapasannya (apnea)
  • Muntah atau diare
  • Demam dengan suhu di atas 38,1 derajat Celsius
  • Ketidakmampuan menjaga suhu tubuh (suhu tubuhnya tetap dingin meski sudah berpakaian dan diselimuti)
  • Tubuh dan wajah tampak pucat.

Untuk memastikan kondisi bayi, dokter mungkin akan melakukan sejumlah tes, seperti tes darah, tes urin, dan tes meningitis.

Baca Juga: Bayi Muntah Setelah Minum ASI, Penyebab dan Cara mengatasinya

Penanganan terhadap Sepsis Neonatorum

Bayi yang mengalami sepsis harus dirawat di unit perawatan intensif. Perawatan mungkin mencakup beberapa hal, termasuk:

  • Pemberian cairan intravena (infus)
  • Pemberian antibiotik intravena
  • Obat demam (biasanya jarang diberikan pada bayi yang baru lahir)
  • Pemberian oksigen ekstra dan bentuk bantuan pernapasan lain jika diperlukan.

Dalam beberapa kasus, bayi mungkin juga membutuhkan transfusi darah.

Bisakah Sepsis Neonatorum Dicegah?

Untuk mencegah infeksi pada bayi, dokter akan memberikan antibiotik intravena pada ibu hamil selama beberapa jam sebelum melahirkan. Cara ini biasanya dilakukan jika dokter menemukan indikasi klinis, seperti demam atau nyeri tekan uterus pada ibu sebelum persalinan.

Dokter kandungan akan memutuskan apakah Anda harus diberi antibiotik atau tidak untuk mencegah risiko bayi yang lahir mengalami sepsis.

Baca Juga: Rahim Retrofleksi: Pengertian, Gejala dan Pengobatannya

Sumber

MSD Manual (2020). Neonatal Sepsis. www.msdmanuals.com

Cleveland Clinic (2018). Sepsis in Newborns. www.my.clevelandclinic.org

Rady Children Hospital-San Diego (2021). Sepsis Neonatorum. www.rchsd.org

Medline Plus (2021). Neonatal Sepsis. www.medlineplus.gov