Ketahui Lebih Dalam Tentang Self-injury, Perilaku Melukai Diri Sendiri
Ketahui Lebih Dalam Tentang Self-injury, Perilaku Melukai Diri Sendiri
Penulis: Ossy | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 5 April 2023
Apakah Anda pernah melihat seseorang yang secara sengaja melukai diri sendiri? Self-injury atau dikenal pula dengan istilah self-harm, self-mutilation, atau cutting, adalah segala bentuk perilaku yang dilakukan dengan tujuan mencederai diri sendiri.
Perilaku ini adalah cara yang berbahaya untuk mengatasi rasa sakit secara emosional, kemarahan yang hebat, dan frustasi. Mereka yang melakukan self-injury merasa bahwa menyakiti fisik dapat mengalihkan perasaan tidak nyaman yang mereka rasakan dan sedikit kelegaan.
Baca Juga: Apa Itu Alter Ego? Berikut Penjelasannya
Berbagai Bentuk Self-injury
Melukai diri sendiri dapat memiliki aneka ragam bentuk. Berikut beberapa bentuk self-injury yang umum dilakukan.
- Melukai tangan atau anggota tubuh lain dengan cutter, silet, atau pisau
- Membakar, atau meletakkan anggota tubuh di objek panas
- Menindik atau menato tubuh secara berlebihan untuk merasakan sakit
- Menjambak rambut
- Membenturkan kepala ke dinding
- Memukul tubuh dengan benda tumpul
- Menusuk kulit dengan jarum, paku, atau benda tajam lain
Orang yang Berisiko Mengalami Self-injury?
Self-injury terjadi di seluruh spektrum, perilaku ini tidak dibatasi oleh pendidikan, usia, ras, orientasi seksual , status sosial ekonomi, atau agama. Namun, self-injury lebih rentan terjadi pada kelompok berikut.
- Remaja, terutama perempuan
- Individu dengan riwayat pelecehan fisik, emosional, atau seksual
- Individu yang mengalami penyalahgunaan zat, gangguan obsesif-kompulsif , atau gangguan makan
- Individu yang sering dibesarkan dalam keluarga yang mengecilkan ekspresi kemarahan
- Individu yang tidak memiliki keterampilan untuk mengekspresikan emosi mereka dan dukungan sosial yang baik
Alasan Seseorang Melakukan Self-injury
Self-injury biasanya terjadi ketika seseorang mengalami perasaan marah dan sedih yang teramat. Self-injury juga kadang berarti pemberontakan.
Perilaku ini juga bisa berarti kebencian yang berlebihan terhadap diri sendiri. Beberapa dari mereka yang melakukan self-injury melakukannya dengan alasan menghukum diri sendiri. Berikut beberapa sebab seseorang melakukan self-injury.
- Menghilangkan perasaan marah atau sedih, tekanan, atau kecemasan yang intens secara sementara.
- Sebagai pelampiasan sakit hati atau kesedihan
- Sebagai cara untuk menjadi mati rasa secara emosional
- Meminta bantuan secara tidak langsung atau menarik perhatian dan kebutuhan akan bantuan
- Mencoba mempengaruhi orang lain dengan memanipulasi mereka. Terkadang seseorang menyakiti diri sendiri untuk membuat orang lain merasa peduli, merasa bersalah, dan manipulasi untuk tidak ditinggalkan.
Gejala dan Peringatan Dini Self-injury
Berikut beberapa pertanda seseorang berpotensi melakukan self-injury.
- Memiliki luka atau bekas luka yang sulit dijawab ketika ditanya
- Mengenakan pakaian yang berusaha menutupi anggota tubuhnya meski di cuaca panas dan bukan karena gaya berpakaian agama tertentu, sedangkan pada hari biasanya tidak berpakaian demikian
- Membawa barang-barang tajam yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
- Merasa rendah diri
- Terlihat kesulitan menangani perasaannya
- Terlalu memendam perasaan dan tidak menceritakannya
- Sedang dalam fase bermasalahan dalam hubungan
- Mengalami kesulitan di sekolah, rumah, atau tempat kerja
- Sering mengatakan ‘tidak sengaja’ atau kecelakaan jika ditanya tentang luka-luka di tubuhnya
- Jawaban terhadap penjelasan luka-luka di tubuh seringkali tidak konsisten
- Kesulitan dalam hubungan interpersonal
- Ketidakstabilan perilaku dan emosional serta impulsif
- Mengatakan secara langsung atau tersirat bahwa mereka merasakan ketidakberdayaan, keputusasaan, atau merasa tidak berharga dan berguna.
Gangguan Mental yang Berkaitan dengan Self-injury
- Gangguan kepribadian (terutama gangguan kepribadian ambang/borderline personality disorder)
- Gangguan penyalahgunaan obat dan zat
- Gangguan bipolar
- Depresi mayor
- Gangguan kecemasan (terutama gangguan obsesif-kompulsif)
- Skizofrenia
Dampak dari Self-injury
Self-injury memiliki sejumlah dampak buruk bagi seseorang, berikut diantaranya.
- Perasaan malu, bersalah dan rendah diri semakin menjadi.
- Infeksi, baik dari luka atau dari alat yang tidak steril
- Bekas luka permanen atau kecacatan
- Cedera parah, mungkin saja berakibat fatal
- Gangguan psikologis yang dimiliki semakin buruk
Self-injury memang bukan bunuh diri, tetapi dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Selain itu, mencederai diri sendiri juga dapat berakibat fatal
Penanganan Self-injury
Berikut beberapa jenis penanganan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi self-injury.
- Psikoterapi dan konseling individu
- Dialectical Behavior Therapy (DBT):
- Terapi stres pasca-trauma, terutama bagi penyintas pelecehan dan kekerasan
- Terapi kelompok
- Terapi keluarga
- Terapi obat-obatan
- Terapi menulis ekspresif
Selain perawatan profesional, berikut perawatan diri sendiri yang bisa Anda coba jika Anda melakukan self-injury.
- Identifikasi situasi atau perasaan yang memancing keinginan mencederai diri Jika perasaan itu muncul, cobalah mengalihkan pikiran dan aktivitas.
- Hindari obat-obatan terlarang
- Jauhkan diri dari benda-benda yang dapat melukai Anda
- Minta pertolongan dari orang terdekat atau ahli
- Belajarlah mengekspresikan emosi dengan cara yang positif seperti menulis, menyanyi, menggambar dan kegiatan lainnya
Jika Anda menemukan kerabat terdekat yang melakukan self-injury, dampingi tanpa menghakimi dan ajak untuk menemui ahli.
Dorong mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang mendukung dan hangat karena seringkali self-injury muncul karena rasa kesepian.
Hidup memang terkadang menyakitkan, tetapi rasa sakit di dalam hati, tidak seharusnya ditambah dengan mencederai diri sendiri. Sayangi diri sendiri, karena setiap manusia sama berharganya.
Baca Juga: Efek Bullying dan Cara Mengatasinya
SumberWebMD. (2020). Mental Health and Self-Injury www.webmd.com
Mayo Clinic. (2020). Self-injury/cutting www.mayoclinic.org
Maulida, N. H., & Annatagia, L. (2019). Terapi Menulis Ekspresif Untuk Menurunkan Depresi Pada Remaja Yang Melakukan Self-injury. Jurnal Psikologi Klinis Indonesia, 4(1), 74-74. jurnal.ipkindonesia.or.id
Malumbot, C. M., Naharia, M., & Kaunang, S. E. (2020). Studi Tentang Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Self-Injury Dan Dampak Psikologis Pada Remaja. PSIKOPEDIA, 1(1). ejurnal-mapalus-unima.ac.id