Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Esofagus atau sering dikenal sebagai kerongkongan merupakan saluran penghubung antara tenggorokan dengan lambung. Anda harus menjaga kesehatan kerongkongan agar terhindar dari kanker esofagus.

Perlu Anda ketahui, kerongkongan terdiri dari beberapa lapisan otot yang berkontraksi untuk membantu memindahkan makanan ke dalam tabung dan masuk ke perut.

Otot khusus dalam kerongkongan disebut sebagai sfingter esofagus bertindak sebagai katup. Otot ini akan membuka sehingga memungkinkan makanan dan cairan lewat dari kerongkongan kemudian menuju dalam perut.

Karena letaknya yang berada di dalam tubuh, Anda mungkin agak kesulitan dalam memperhatikan kesehatannya. Salah satu masalah kesehatan yang bisa menyerang kerongkongan adalah kanker. Kanker kerongkongan disebut juga dengan kanker esofagus.

Baca Juga: Memahami Kondisi Esofagitis, Peradangan Pada Kerongkongan

Gejala Kanker Esofagus

Pada tahap awal perkembangannya, kanker esofagus tidak memiliki tanda-tanda. Namun, Anda perlu waspada dengan beberapa gejala berikut ini karena bisa menjadi tanda adanya kanker kerongkongan:

  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Mengalami penurunan berat badan yang drastis secara tiba-tiba
  • Nyeri dada, tekanan, atau rasa terbakar
  • Memburuknya gangguan pencernaan atau mulas
  • Batuk atau suara serak.

Faktor Risiko yang Menjadi Penyebab Kanker Esofagus

Lantas, apa yang menyebabkan kanker esofagus? Sayangnya, penyebab kanker pada bagian kerongkongan ini belum diketahui secara pasti hingga saat ini.

Namun, ada berbagai faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya kanker esofagus. Apa saja? Berikut beberapa faktor yang dapat memicu kanker kerongkongan pada seseorang:

1. Masalah Usia

Umumnya, kanker esofagus lebih rentan menyerang orang-orang lanjut usia, khususnya yang berusia lebih dari 60 tahun.

2. Jenis Kelamin

Kanker kerongkongan lebih banyak menyerang laki-laki dibandingkan wanita. Laki-laki berisiko tiga kali lebih besar untuk mengalami kanker esofagus daripada wanita.

3. Etnis

Kanker esofagus sel skuamosa lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Asia. Sementara itu, adenokarsinoma lebih sering terjadi pada orang kulit putih.

4. Merokok

Orang yang memiliki kebiasaan merokok akan memiliki persentase yang lebih tinggi mengalami kanker esofagus.

5. Minum Alkohol

Seorang peminum alkohol juga lebih mungkin untuk mengalami kanker kerongkongan daripada dengan mereka yang tidak.

6. Human Papilloma Virus (HPV)

Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus umum yang dapat menyebabkan perubahan jaringan pada pita suara dan mulut, serta pada tangan, kaki, dan organ seksual.

Di beberapa daerah di dunia yang memiliki insiden kanker esofagus tinggi mencakup Asia dan Afrika Selatan. Infeksi HPV dinilai dapat meningkatkan risiko kanker sel skuamosa esofagus.

7. Riwayat Kanker

Pada orang yang pernah mengalami kanker leher atau kepala, mereka akan memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker kerongkongan.

8. Penderita Refluks Kronis

Penderita asam lambung kronis atau GERD juga berisiko lebih tinggi mengalami kanker esofagus.

Baca Juga: Waspadai Penyebab Kanker Tenggorokan dan Gejalanya

Diagnosis Kanker Esofagus

Untuk mengetahui kanker kerongkongan, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, di antaranya:

  • Endoskopi dengan Biopsi

Dokter akan melakukan endoskopi dengan menggunakan tabung fleksibel yang terpasang kamera untuk mengambil sampel jaringan dari area abnormal.

  • Ultrasonografi Endoskopi

Jika hasil biopsi Anda mengungkapkan adanya kanker, dokter akan melakukan USG endoskopi (EUS). Prosedur diagnosis ini merupakan pencitraan paling akurat untuk mendeteksi kanker kerongkongan.

  • Pemindaian PET

Pemindaian PET, atau tomografi emisi positron bertujuan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke area di luar kerongkongan.

Prosedur pemindaian PET dilakukan menggunakan pewarna radioaktif untuk menyorot bagian tubuh Anda sehingga dokter dapat melihat area yang berpotensi kanker untuk diobati.

  • Barium Swallow

Barium atau yang juga disebut esofagram adalah prosedur sinar-X di mana dokter akan menginstruksikan pasien untuk meminum larutan berbasis barium, sementara dokter akan mengawasi bagaimana cairan tersebut melewati kerongkongan pasien.

  • Video Pemeriksaan Menelan Fluoroskopi

Tes ini juga disebut VFSE. Pemeriksaan ini mirip dengan menelan barium. Dokter akan merekam film digital pada kerongkongan pasien saat menelan.

Cara Mengatasi Kanker Esofagus

Pengobatan kanker kerongkongan biasanya tergantung berdasarkan kondisi setiap pasien. Namun umumnya, sebagian besar rencana perawatan untuk kanker kerongkongan melibatkan pendekatan gabungan.

Jadi, pasien akan menjalani beberapa pengobatan sekaligus, bukan hanya satu jenis perawatan.

Beberapa pilihan perawatan yang diberikan pada pasien kanker kerongkongan meliputi:

  • Terapi radiasi dengan menggunakan sinar-X, sinar gamma, dan partikel bermuatan untuk melawan kanker
  • Kemoterapi dengan menggunakan obat antikanker sehingga sel kanker dapat dimusnahkan dari tubuh.
  • Pembedahan dengan cara operasi untuk mengangkat jaringan kanker dari tubuh.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Dispepsia Fungsional dan Pengobatannya

Sumber

Cleveland Clinic. Esophageal Cancer. my.clevelandclinic.org

Johns Hopkins Medicine. Esophageal Cancer. www.hopkinsmedicine.org

Mayoclinic. Esophageal cancer. www.mayoclinic.com

National Health Service. (2020). What is oesophageal cancer?. www.nhs.uk