Ketahui Penyebab Dispepsia Fungsional dan Pengobatannya

Ketahui Penyebab Dispepsia Fungsional dan Pengobatannya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Dispepsia fungsional adalah suatu istilah medis untuk kondisi gangguan pencernaan. Ketika Anda mengalami dispepsia fungsional, Anda mungkin akan merasakan sakit atau iritasi pada saluran pencernaan bagian atas dan berkepanjangan bahkan bisa selama satu bulan atau lebih.

Baca Juga: Kenali Gangguan Pencernaan Dispepsia dan Cara Pencegahannya

Penyebab Dispepsia Fungsional

Tidak ada penyebab tunggal yang bisa memicu dispepsia fungsional. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gejala dispepsia fungsional baik dengan sendirinya atau dalam kombinasi satu faktor dengan faktor yang lain. Beberapa penyebab dispepsia fungsional termasuk:

  • Alergen
  • Terjadi perubahan mikrobioma usus
  • Infeksi
  • Bakteri H. pylori
  • Sekresi asam yang lebih banyak daripada biasanya
  • Terjadi peradangan pada saluran pencernaan bagian atas
  • Mengalami gangguan yang mempengaruhi kemampuan lambung untuk mencerna makanan.
  • Perbedaan pola makan dan gaya hidup
  • Stres atau tekanan
  • Pengaruh efek samping obat seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Faktor Risiko Dispepsia Fungsional

Wanita dan orang yang memiliki kebiasaan merokok serta sedang mengonsumsi obat NSAID biasanya lebih berisiko terkena dispepsia fungsional. Selain itu, dispepsia fungsional juga dapat dipicu karena kondisi kecemasan, depresi, gastroenteritis akut, dan indeks massa tubuh yang tinggi.

Gejala Dispepsia Fungsional

Gejala dispepsia fungsional dapat bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain. Berikut gejala dispepsia fungsional yang umumnya dialami oleh penderita:

  • Muncul sensasi rasa terbakar atau nyeri di saluran pencernaan bagian atas
  • Perut menjadi kembung
  • Merasa kenyang meski hanya mengonsumsi sedikit makanan
  • Mual-mual
  • Muntah
  • Bersendawa
  • Muncul rasa asam di mulut
  • Penurunan berat badan
  • Tekanan psikologis yang berhubungan dengan kondisi dispepsia fungsional

Agar dokter dapat mendiagnosis bahwa Anda mengalami dispepsia fungsional, Anda harus mengalami gejala tersebut paling tidak selama satu bulan atau lebih. gejala dispepsia fungsional bisa datang dan pergi seiring waktu.

Diagnosis Dispepsia Fungsional

Dokter dapat mendiagnosis dispepsia fungsional dengan memeriksa gejala dan riwayat medis. Gejala seperti perasaan kenyang saat makan sebelum waktunya dan dialami dalam jangka waktu yang berkepanjangan dan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas mungkin sudah cukup bagi dokter untuk mendiagnosis dispepsia fungsional.

Selain itu, dokter mungkin juga akan meminta Anda untuk melakukan tes diagnostik darurat jika Anda mengalami beberapa kondisi sebagai berikut.

  • Kehilangan berat badan secara tidak terduga
  • Sudah berusia lebih dari 60 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker di saluran pencernaan
  • Pendarahan atau muntah-muntah

Dokter mungkin akan mengesampingkan kondisi lain yang dapat menghasilkan gejala yang mirip termasuk GERD, penyakit ulkus peptikum, gastroparesis, sindrom iritasi usus, kanker terkait perut bagian atas.

Tes yang diminta oleh dokter meliputi:

  • Tes endoskopi
  • Pemeriksaan menggunakan sinar X barium
  • Tes darah
  • Tes bakteri yang dilakukan melalui darah, tinja, atau pernapasan
  • Pemantauan pH esofagus.

Pengobatan Dispepsia Fungsional

Tidak ada penyebab tunggal dari dispepsia fungsional, dan gejala yang ditimbulkannya mungkin akan berbeda secara signifikan dari orang lain. Oleh karena itu, pilihan pengobatan untuk dispepsia fungsional juga akan berbeda.

Tingkat keparahan gejala juga akan membantu dokter untuk memutuskan perawatan apa yang terbaik untuk Anda. Seringkali, Anda mungkin bisa mengatasinya tanpa menggunakan obat apapun atau melakukan pengobatan jangka pendek atau jangka panjang untuk mengelola gejala yang ditimbulkannya.

Berikut beberapa metode untuk menghilangkan gejala dispepsia fungsional.

Obat-obatan

Dokter akan merekomendasikan obat berikut ini untuk membantu mengatasi gejala dispepsia fungsional.

  • Obat penetral asam yang disebut penghambat reseptor H2
  • Penghambat asam atau penghambat pompa proton
  • Obat pereda gas
  • Antidepresan seperti amitriptyline
  • Obat penguat kerongkongan atau agen prokinetik
  • Obat pengosong lambung seperti metoklopramid
  • Antibiotik jika terdapat bakteri H. pylori di tubuh Anda

Obat-obatan tersebut mungkin tersedia tanpa resep atau menggunakan resep dokter. Dokter mungkin juga akan merekomendasikan jangka waktu Anda harus menggunakan obat yang telah diberikan.

Selain obat-obatan, Anda juga bisa menyesuaikan diet dan gaya hidup untuk membantu meringankan gejala dispepsia fungsional seperti:

  • Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering
  • Menghindari makanan berlemak karena dapat memperlambat pengosongan perut
  • Menghindari merokok
  • Membatasi asupan alkohol dan kafein

Baca Juga: Dispepsia atau Sakit Maag? Ketahui 5 Cara Mengatasinya

Sumber

Cleveland Clinic. (2022). Functional Dyspepsia. clevelandclinic.org

Healthline. (2021). Functional Dyspepsia Causes and Treatment. Healthline.com

Mayo Clinic. Functional Dyspepsia. mayoclinic.org

Medical News Today. (2020). What to Know About Indigestion or Dyspepsia. medicalnewstoday.com