Memahami Kondisi Esofagitis, Peradangan Pada Kerongkongan

Memahami Kondisi Esofagitis, Peradangan Pada Kerongkongan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Esofagitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan kerongkongan, yakni saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut.

Tentu saja, masalah yang terjadi pada saluran yang membawa makanan dari tenggorokan ke perut ini bisa membuat penderitanya tidak nyaman karena menyebabkan kesulitan menelan.

Mari simak lebih lanjut mengenai esofagitis, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya agar Anda lebih mewaspadai masalah kesehatan yang satu ini.

Baca Juga: Kapan Harus Mengonsumsi Antibiotik untuk Radang Tenggorokan?

Gejala Esofagitis

Biasanya, esofagitis akan ditandai dengan beberapa gejala, berupa:

  • Sulit menelan
  • Sakit saat menelan
  • Nyeri dada, terutama di belakang tulang dada, yang terjadi saat makan
  • Makanan yang tertelan menjadi tersangkut di kerongkongan
  • Luka di mulut
  • Bau mulut
  • Mual atau muntah
  • Maag
  • Refluks asam

Apabila Anda memiliki salah satu gejala tidak nyaman di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar dapat didiagnosa dan ditangani secara seksama.

Penyebab Esofagitis

Lantas, apa yang menyebabkan esofagitis? Peradangan pada kerongkongan bisa disebabkan oleh infeksi atau iritasi.

Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Beberapa jenis infeksi yang bisa mengakibatkan esofagitis, yaitu:

1. Candida

Candida merupakan jenis jamur penyebab infeksi tenggorokan yang juga mengakibatkan infeksi jamur vagina.

Infeksi jamur candida ini bisa berkembang ketika sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pada penderita diabetes atau HIV.

Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan obat antijamur.

2. Herpes

Herpes adalah infeksi virus yang dapat berkembang di kerongkongan ketika sistem kekebalan tubuh lemah.

Infeksi virus ini bisa diobati dengan obat antivirus.

Sementara itu, iritasi yang menyebabkan esofagitis bisa saja berasal dari:

  • GERD, atau penyakit refluks gastroesofageal
  • Pembedahan
  • Konsumsi obat-obatan seperti aspirin dan obat antiinflamasi lainnya
  • Minum pil besar dengan terlalu sedikit air atau sebelum tidur
  • Menelan zat beracun
  • Hernia
  • Menjalani pengobatan radiasi untuk kanker

Faktor Risiko

Selain beberapa penyebab di atas, esofagitis juga bisa terjadi karena salah satu faktor risiko di bawah ini:

  • Makan tepat sebelum tidur
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak
  • Merokok
  • Penggunaan alkohol berat
  • Membawa beban ekstra, termasuk saat kehamilan
  • Obesitas
  • Mengalami cedera tulang belakang
  • Memiliki skleroderma, penyakit autoimun
  • Memiliki riwayat alergi, terutama terhadap makanan tertentu

Baca Juga: Berbagai Fakta Tentang Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas

Komplikasi Esofagitis

Peradangan di kerongkongan ini bisa menyebabkan kesulitan menelan dan timbulnya jaringan parut pada kerongkongan.

Selain itu, esofagitis yang tak ditangani juga bisa meningkatkan risiko terserang kanker kerongkongan.

Sebab, esofagitis bisa mengakibatkan luka dan perdarahan di dinding esofagus akibat makanan yang tersangkut. Pada akhirnya, dapat menyebabkan kerusakan jaringan esofagus.

Diagnosis Esofagitis

Layaknya diagnosis penyakit lainnya, esofagitis juga didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh terlebih dahulu.

Setelah meninjau riwayat kesehatan Anda, dokter juga dapat melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis esofagitis, di antaranya:

1. Endoskopi

Endoskopi merupakan tes yang dilakukan menggunakan tabung panjang dan fleksibel, yang disebut endoskop.

Tes ini dilakukan untuk melihat kerongkongan sehingga dokter dapat mencari tanda-tanda esofagitis.

2. Biopsi

Biopsi merupakan tes yang dilakukan dengan cara mengambil sampel kecil dari jaringan kerongkongan.

Setelah sampel dari kerongkongan dikeluarkan, dokter akan mengirimnya ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.

3. Tes pH Esofagus untuk Asam Lambung

Tes pH dilakukan oleh ahli gastroenterologi dengan cara memasukkan sensor atau kabel tipis selama endoskopi untuk mengumpulkan informasi selama 1 hingga 3 hari.

Dengan tes ini, dokter akan mengetahui tentang asam lambung yang mungkin muncul di kerongkongan.

Cara Mengatasi Esofagitis

Ketika dokter telah menetapkan diagnosis, esofagitis bisa diobati dengan beberapa cara bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Esofagitis dapat diatasi dengan konsumsi obat-obatan, seperti:

  • Obat antivirus
  • Obat antijamur
  • Antasida
  • Penghilang rasa sakit
  • Steroid oral
  • Penghambat pompa proton untuk memblokir produksi asam lambung

Apabila esofagitis disebabkan oleh alergi makanan, maka Anda perlu mengidentifikasi apa saja jenis alergen yang memicu peradangan di kerongkongan dan berusaha untuk menghindarinya.

Selain itu, Anda mungkin perlu menjalani prosedur untuk melebarkan kerongkongan jika esofagitis telah berkembang sangat parah sehingga menyebabkan kerongkongan menyempit serta mengakibatkan makanan tersangkut saat mengunyah dan menelan.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Lambung yang Aman untuk Perut

Sumber

Cleveland Clinic. Esophagitis. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2019). Esophagitis. www.healthline.com

Johns Hopkins Medicine. Esophagitis. www.hopkinsmedicine.org

Mayoclinic. Esophagitis. www.mayoclinic.org

WebMD. (2020). Esophagitis. www.webmd.com