Disfagia: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya

Disfagia: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 2 Juli 2023

 

Disfagia merupakan istilah medis dari susah menelan. Sesuai namanya, penderita disfagia mengalami kesulitan menelan makanan atau cairan. Kondisi ini bisa menyakitkan dan lebih umum menyerang bayi dan orang lanjut usia.

Banyak yang menganggap disfagia sebagai sebuah gejala. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu disfagia. Bila disfagia hanya muncul sekali atau dua kali, mungkin tidak masalah, tetapi jika terjadi secara terus-menerus, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Mengapa Tenggorokan Terasa Seperti Mengganjal?

Penyebab Disfagia

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, terdapat 50 pasang otot dan saraf yang terlibat dalam proses menelan. Hal ini menandakan terdapat banyak kondisi yang bisa memicu masalah sulit menelan, seperti:

1. Refluks asam dan GERD

Gejala refluks asam muncul saat isi perut mengalir dari perut dan balik lagi ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan rasa mulas, sakit perut, dan bersendawa.

2. Heartburn

Heartburn merupakan perasaan terbakar di dada yang sering disertai dengan rasa pahit di tenggorokan atau mulut Anda.

3. Epiglotitis

Kondisi meradangnya jaringan di epiglotis ini dapat mengancam keselamatan Anda. Epiglotis sendiri berupa katup berbentuk daun yang berada di belakang lidah.

4. Gondok

Kelenjar tiroid yang membesar atau dikenal sebagai gondok bisa menekan kerongkongan dan struktur terdekat lainnya (seperti trakea), yang menyebabkan kesulitan menelan dan bernapas.

5. Esofagitis

Kondisi ini terjadi saat kerongkongan mengalami peradangan yang disebabkan oleh refluks asam atau konsumsi obat-obatan tertentu.

6. Kanker kerongkongan

Kondisi tumbuhnya tumor ganas (kanker) pada lapisan kerongkongan bisa menyebabkan Anda sulit menelan. Sayangnya, kanker kerongkongan sulit terdeteksi dan sering kali tidak dapat terdiagnosis hingga stadium lanjut.

7. Kanker perut

Pada kebanyakan kasus, orang dengan kanker perut akan mengalami kesulitan menelan sebelum, selama, atau setelah perawatan. Hal ini mungkin terjadi karena lokasi tumor atau sebagai efek samping pengobatan.

8. Esofagitis herpes

Infeksi virus menular pada kerongkongan atau mulut (seperti Candida, HSV‑1, dan cytomegalovirus (CMV) bisa menyebabkan sulit menelan.

Dari ketiganya, kandidiasis merupakan kasus yang paling umum. Esofagitis herpes sangat jarang dan biasanya menyerang pasien dengan gangguan sistem imun.

9. Nodul tiroid

Nodul tiroid merupakan benjolan yang tumbuh di kelenjar tiroid. Bentuknya bisa padat atau penuh dengan cairan, Anda bisa mengidap satu atau lebih nodul tiroid.

10. Mononukleosis menular

Mononukleosis menular merupakan sekelompok gejala yang muncul akibat virus Epstein-Barr (EBV). Meski jarang terjadi, mononukleosis menular bisa memicu gejala berupa sesak napas, sulit menelan, serta sakit saat menelan (odinofagia) akibat radang tenggorokan atau amandel.

Faktor Risiko Disfagia

Selain berbagai kondisi di atas, terdapat 2 faktor yang berpotensi meningkatkan risiko Anda mengalami kesulitan menelan, yaitu:

Penuaan

Orang dewasa yang berusia lanjut lebih berpotensi besar mengalaminya. Ini juga berlaku pada penyakit di usia tua, seperti penyakit Parkinson.

Kondisi neurologis

Mengidap gangguan saraf tertentu bisa meningkatkan potensi Anda mengalami kesulitan menelan.

Baca Juga: Kenali Tanda Asam Lambung Naik agar Dapat Penanganan Tepat

Jenis Disfagia

Menelan merupakan proses kompleks yang melibatkan banyak otot dan saraf. Kondisi yang bisa melemahkan otot dan saraf yang digunakan untuk menelan bisa menimbulkan disfagia. Terdapat 2 jenis disfagia, yaitu orofaringeal dan esofagus.

1. Orofaringeal

Disfagia orofaringeal terjadi akibat masalah saraf dan otot di tenggorokan. Gangguan tersebut bisa berdampak pada turunnya kinerja otot yang membuat Anda kesulitan menelan tanpa tersedak. Penyebabnya mencakup:

  • Sklerosis multipel
  • Penyakit parkinson
  • Stroke
  • Divertikulum zenker
  • Saraf rusak akibat pembedahan atau terapi radiasi
  • Sindrom pasca polio
  • Kanker.

2. Kerongkongan

Disfagia esofagus terjadi saat tenggorokan Anda terasa terhambat. Kondisi ini muncul akibat:

  • Akalasia (hilangnya kemampuan kerongkongan untuk mendorong makanan dari mulut ke perut)
  • Kejang esofagus
  • Benda asing terjebak di kerongkongan atau tenggorokan
  • Tumor esofagus
  • GERD
  • Terapi radiasi
  • Skleroderma.

Gejala Disfagia

Seseorang yang mengalami kesulitan menelan juga bisa merasakan gejala-gejala yang muncul secara bersamaan, seperti:

  • Ngiler
  • Suara serak
  • Merasa ada sesuatu yang menghambat tenggorokan
  • Regurgitasi (makanan naik ke atas)
  • Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
  • Maag
  • Batuk atau tersedak ketika menelan
  • Sakit saat menelan
  • Ketidakmampuan mengunyah makanan padat.

Anak-anak bisa mengalami disfagia. Gejalanya termasuk:

  • Tidak mau makan makanan jenis tertentu
  • Muntah ketika makan
  • Sulit bernapas ketika makan
  • Berat badan turun dengan sendirinya.

Komplikasi Disfagia

Disfagia bisa menimbulkan sejumlah komplikasi bila tidak terdiagnosis dan mendapat pengobatan, seperti:

  • Malnutrisi: Disfagia membuat Anda kesulitan untuk memperoleh gizi dari makanan atau minuman yang Anda konsumsi. Bila dibiarkan, Anda akan mengalami dehidrasi dan berat badan turun drastis.
  • Pneumonia aspirasi: Makanan atau cairan yang masuk ke dalam saluran napas selama percobaan menelan bisa menjadi pemicu pneumonia aspirasi yang berasal dari bakteri yang ada di dalam makanan tersebut.
  • Tersedak: Makanan yang tertahan di tenggorokan bisa membuat Anda tersedak. Kondisi ini berakibat pada kematian bila tidak segera ditangani.

Pengobatan Disfagia

Penanganan disfagia bergantung pada pemicu dan tingkat keparahannya. Metode penanganannya mencakup:

  • Antibiotik: Dokter akan memberikan antibiotik untuk melawan radang tenggorokan.
  • Obat-obatan lain dan mengubah gaya hidup: penanganan untuk GERD mencakup obat-obatan pengendali refluks asam dan mengubah pola makan.
  • Terapi medis: Bila kondisi yang menyerang saraf menjadi pemicu disfagia, Anda perlu disuntik botulinum toxin atau Botox untuk mengurangi kejang otot. Operasi juga diperlukan untuk melebarkan kerongkongan.

Baca Juga: Hal yang Perlu Diketahui tentang Endoskopi Lambung

Sumber

Cleveland Clinic. (2020). Dysphagia (Difficulty Swallowing). my.clevelandclinic.org 

Healthline. (2020). What Causes Difficulty in Swallowing?. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2021). Dysphagia. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2017). What causes difficulty swallowing (dysphagia)?. www.medicalnewstoday.com