Mengenal 4 Macam Komponen Darah Manusia dan Fungsinya

Mengenal 4 Macam Komponen Darah Manusia dan Fungsinya

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 8 Februari 2023

 

Selain organ-organ, seperti otak, jantung, hati, dan lainnya, salah satu komponen paling penting yang ada dalam tubuh manusia adalah darah.

Darah merupakan kombinasi plasma dan sel yang bersirkulasi untuk menyebarkan berbagai zat penting, seperti gula, oksigen, dan hormon ke seluruh tubuh.

Meskipun jika dilihat sekilas darah hanyalah berupa cairan berwarna merah, sebenarnya ada banyak komponen yang terdapat dalam darah. Nah, komponen-komponen itulah yang berfungsi untuk tubuh. Apa saja ya? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Apa Perbedaan Peredaran Darah Besar dan Kecil?

Plasma

Jika Anda bertanya-tanya mengapa darah itu berupa cairan, maka jawabannya 55% komponen darah adalah plasma. Plasma inilah yang mengandung banyak air. Sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit kemudian larut dalam plasma saat bergerak ke seluruh tubuh.

Selain air, kandungan lain yang ada dalam plasma adalah protein, seperti albumin dan gamma globulin, glukosa, hormon, karbon dioksida, garam mineral, lemak, dan vitamin. Kandungan-kandungan tersebut membantu tubuh dalam mempertahankan tekanan dan volume darah yang memasok protein penting untuk pembekuan darah serta kekebalan.

Tak hanya itu, plasma juga berfungsi untuk membawa elektrolit, seperti natrium dan kalium ke otot kita dan membantu menjaga keseimbangan pH dalam tubuh.

Sel Darah Merah

Jika plasma membuat darah menjadi berbentuk cairan, sel darah merah lah yang menjadikan darah berwarna merah.

Sel darah merah yang disebut juga dengan eritrosit ini diproduksi di sumsum tulang, lalu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida kembali ke paru-paru, serta membawa enzim yang mengubah karbon dioksida menjadi bikarbonat.

Bikarbonat kemudian larut dalam plasma dan diangkut ke paru-paru untuk diubah kembali menjadi karbon dioksida lalu dihembuskan.

Pada manusia, sel darah merah ini berukuran kecil dan berbentuk cekung ganda. Ukurannya yang kecil dapat memaksimalkan kinerja sel darah merah dalam meningkatkan pertukaran gas.

Bahkan sel darah merah bisa dengan mudah berubah bentuk untuk menyesuaikan diri ketika melewati berbagai pembuluh darah di dalam tubuh.

Sel darah merah memiliki rentang hidup rata-rata sekitar 120 hari. Sel darah merah yang sudah tua atau rusak akan dipecah di hati dan limpa, sementara sel yang baru diproduksi di sumsum tulang belakang.

Produksi sel darah merah tersebut dikendalikan oleh hormon eritropoietin yang dilepaskan oleh ginjal sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah.

Dalam pengobatan, sel darah merah bisa sangat berguna untuk mengobati anemia, khususnya bagi pasien yang menderita anemia kronis akibat gagal ginjal atau perdarahan gastrointestinal, dan pasien yang kehilangan darah akut karena trauma.

Baca Juga: Ketahui Kadar Oksigen Normal dalam Darah

Sel Darah Putih

Dibandingkan sel darah merah, sel darah putih atau leukosit memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit. Setidaknya hanya ada kurang dari 1% sel darah putih dalam darah.

Meski demikian, sel darah putih sangat berperan besar dalam menjaga imun tubuh, di mana sel darah putih dapat mengenali dan menetralkan “penyerang”, seperti bakteri dan virus.

Lebih jelasnya, setiap jenis sel darah putih ini memiliki perannya masing-masing dalam membentuk antibodi. Misalnya, ada beberapa sel yang terlibat dalam menghancurkan patogen, sementara yang lain mengenali mikroorganisme tertentu dan membentuk respons kekebalan terhadapnya.

Jenis sel darah putih yang berbeda mempunyai masa hidup yang berbeda pula, ada yang bertahan selama beberapa jam, tetapi ada juga yang hidup hingga setahun.

Di samping fungsinya sebagai antibodi, ternyata sel darah putih bisa berbahaya bagi seseorang yang menerima donor darah. Hal ini karena leukosit dapat membawa virus yang menyebabkan Imunosupresi, yaitu penekanan kerja sistem imun sehingga menurunkan sistem kekebalan itu sendiri.

Trombosit (Keping Darah)

Trombosit merupakan komponen darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika Anda berdarah karena terluka kemudian darah tersebut berhenti mengalir, berarti trombosit Anda telah melakukan tugasnya dengan baik. Bagaimana proses lengkapnya?

Saat Anda terluka dan menyebabkan lapisan pembuluh darah rusak, trombosit akan tertarik ke lokasi luka dan membentuk sumbatan yang berguna untuk menutup bagian yang rusak agar menghentikan darah yang keluar.

Kemudian, trombosit akan melepaskan sinyal kepada satu sama lain untuk melakukan reaksi berantai (kaskade) yang akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian membentuk benang yang memperkuat sumbatan trombosit sebelumnya agar darah tidak lagi keluar.

Umumnya, trombosit digunakan dalam pengobatan kanker, prosedur pembedahan seperti transplantasi organ, dan mengobati trombositopenia (kekurangan trombosit).

Keempat komponen yang telah dijelaskan mempunyai peran yang sangat penting untuk kehidupan Anda. Karena itu, sebaiknya Anda memulai menjalani pola hidup sehat sebagai salah satu bentuk kepedulian pada kesehatan tubuh demi mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan darah.

Baca Juga: Proses Pembekuan Darah Saat Terjadi Luka

 

Sumber

American Red Cross Blood Services. Blood Components. www.redcrossblood.org

Khan Academy. (2016). Components of blood. www.khanacademy.org

Medical News Today. (2017). How does blood work, and what problems occur?. www.medicalnewstoday.com