Waspada Keracunan Obat, Ketahui Gejala dan Penanganannya

Waspada Keracunan Obat, Ketahui Gejala dan Penanganannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Istilah toksisitas mengacu pada seberapa beracun atau berbahayanya suatu zat. Dalam konteks farmakologi, toksisitas obat terjadi ketika seseorang mengumpulkan terlalu banyak suatu zat obat dalam aliran darahnya yang menyebabkan efek buruk. Akumulasi zat ini biasanya tidak terjadi sekaligus melainkan bertahap dari waktu ke waktu. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah keracunan obat.

Keracunan obat bisa terjadi jika dosis yang diberikan terlalu tinggi atau ginjal tidak mampu mengeluarkan obat dari aliran darah. Efeknya, zat di dalam obat terus menumpuk di dalam tubuh.

Hampir semua kasus keracunan obat terjadi tanpa di sengaja. Dokter misalnya, bisa menyebabkan kasus keracunan obat pada pasiennya jika mereka memberikan dosis yang terlalu tinggi.

Dalam kasus lain, ginjal atau hati seseorang mungkin tidak mampu mengeluarkan obat dari aliran darah. Ada berbagai faktor yang menyebabkannya mulai dari usia, kondisi ginjal, dan hidrasi orang tersebut. Dalam semua situasi, obat apa pun bisa menyebabkan penumpukan dan membuat orang yang mengonsumsinya mengalami keracunan.

Baca Juga: Hati-Hati Keracunan! Pahami Aturan Minum Omega-3 yang Tepat

Apa Bedanya Keracunan Obat dengan Overdosis?

Banyak orang yang mengira bahwa keracunan obat sama dengan overdosis. Namun, ada sejumlah perbedaan antara keduanya.

Overdosis terjadi ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak suatu zat obat, baik sengaja maupun tidak disengaja. Zat yang bisa menyebabkan overdosis termasuk alkohol, obat yang dijual bebas, obat yang diresepkan dokter, dan obat-obatan terlarang.

Overdosis umumnya dikaitkan dengan kondisi kecanduan, tetapi tidak semua kasusnya berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan.

Overdosis bisa saja terjadi karena penyimpanan obat yang tidak tepat, konsumsi tanpa mengikuti instruksi dosis, memiliki riwayat penggunaan obat tertentu, mengalami gangguan mental, dan lain sebagainya.

Gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami overdosis bervariasi, tergantung jenis obat yang digunakan dan berapa banyak konsumsinya.

Namun, gejala overdosis yang paling umum meliputi mual, muntah, kesulitan bernapas, mengantuk, kesulitan berjalan, tremor, kejang, halusinasi hingga penurunan kesadaran.

Gejala-gejala tersebut bisa muncul bersamaan dengan gejala lain. Pada akhirnya jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan koma atau komplikasi fatal lainnya.

Baca Juga: Makanan Berisiko Tinggi Menyebabkan Keracunan

Apa yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Keracunan Obat?

Keracunan obat mungkin saja menyebabkan gejala yang mirip dengan overdosis. Dalam sebagian kasus, keracunan obat juga bisa menyebabkan overdosis.

Beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seseorang mengalami keracunan obat antara lain:

  • Diare
  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Bicara menjadi cadel
  • Kejang
  • Lemah
  • Tangan gemetar.

Pada akhirnya, keracunan obat bisa menyebabkan penderitanya mengalami koma, memiliki masalah jantung, dan gangguan serius lainnya.

Bagaimana Diagnosis dan Penanganan terhadap Keracunan Obat?

Keracunan obat akut biasanya lebih mudah didiagnosis karena gejalanya akan terlihat saat pemberian obat. Selain itu, tes darah juga bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat akumulasi zat di dalam aliran darah.

Sementara keracunan obat kronis lebih sulit didiagnosis. Salah satu cara diagnosis yang bisa dokter lakukan adalah dengan menghentikan pengobatan sementara waktu dan menggunakannya lagi di kemudian hari untuk memastikan apakah benar obat tersebut adalah penyebabnya.

Namun, metode ini bisa menjadi masalah jika obatnya penting bagi pasien dan tidak memiliki pengganti yang setara.

Ada beberapa cara penanganan yang bisa dokter lakukan untuk mengatasi keracunan obat. Jika keracunan disebabkan oleh overdosis akut, maka pasien bisa menjalani pemompaan perut untuk mengeluarkan obat yang belum diserap.

Karbon aktif bisa diberikan untuk mengikat obat dan mencegahnya diserap ke dalam darah. Sebagai gantinya, obat akan dikeluarkan dari tubuh melalui tinja. Dokter juga dapat memberikan obat lain sebagai penangkal.

Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala keracunan atau overdosis obat, segera hubungi pusat kesehatan terdekat. Penanganan yang tepat dan cepat akan menurunkan berbagai risiko yang membahayakan.

Baca Juga: Fakta-Fakta Psikotropika di Dunia Medis yang Perlu Anda Ketahui

 

Sumber

Oregon Poison Center. (2022). Drug Poisoning and Overdose. www.ohsu.edu

Step to Recovery. (2021). Difference Between Drug Toxicity and Drug Overdose. www.steptorecover.com

Verywell Mind. (2020). How is Drug Toxicity Treated? www.verywellmind.com

Washington State Department of Health. (2022). Poisoning and Drug Overdose. www.doh.wa.gov