Makanan Berisiko Tinggi Menyebabkan Keracunan

Makanan Berisiko Tinggi Menyebabkan Keracunan

Penulis: Opie | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 28 Mei 2020

 

Anda mungkin pernah mendengar klaim bahwa beberapa makanan atau bahan makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh kita. Untungnya, sebagian besar klaim ini tidak didukung oleh sains dan penelitian yang dapat dipercaya.

Namun, ada beberapa yang ternyata berbahaya, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Berikut adalah 7 daftar makanan yang mengandung racun sehingga perlu Anda waspadai:

1. Singkong

Sumber makanan terpenting ketiga di negara-negara tropis ini memiliki satu kondisi tertentu. Yaitu jika umbi dan daunnya tidak diproses dengan baik dan benar bagian-bagian ini ketika dimakan, dapat memicu produksi sianida.

Dilansir dari Science Daily, paparan sianida dalam tingkatan yang rendah sering dikaitkan dengan penyakit gondok dan neuropati ataksik tropis (gangguan kerusakan saraf yang membuat seseorang tidak stabil dan tidak terkoordinasi).

Namun, ketika Anda mengolah daun singkong dan umbi singkong dengan baik, maka tidak akan memunculkan kandungan sianida. Jadi, sebaiknya Anda memperhatikan betul tingkat kematangan olahan singkong serta daun singkong, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Buah Drupe atau Buah Batu

Buah batu atau buah drupe umumnya mengacu pada keluarga Prunus. Aprikot, ceri, plum, persik, mangga, dan nektarin adalah contoh buah batu. Buah batu memiliki ciri utama yaitu ditengah-tengah daging buah yang dapat Anda nikmati, terdapat cangkang serupa dengan batu yang keras seperti biji.

Biji buah ini mengandung amygdalin yang dapat dikonversi tubuh menjadi sianida. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda berhati-hati untuk tidak memecahkan cangkang keras dalam buah tersebut sehingga biji yang terlindung di dalamnya tidak ikut termakan.

Baca Juga : 5 Siasat Mengatasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah

3. Makanan dan Minuman yang Terkontaminasi BPA

Bisphenol-A (BPA) adalah bahan kimia yang ditemukan dalam wadah plastik yang biasa digunakan untuk membungkus makanan dan minuman kemasan. Dilansir dari Healthline, kadar BPA yang tinggi dikaitkan dengan infertilitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan obesitas.

Untuk mengurangi paparan BPA, Anda dapat mengganti botol atau wadah plastik yang bebas BPA, serta mengurangi konsumsi makanan olahan dalam kemasan. Masih dilansir dari Healthline, keluarga yang mengganti makanan kemasan dengan makanan segar selama 3 hari mengalami penurunan kadar BPA 66 persen yang terkandung dalam air seni mereka.

4. Biji Apel

Biji apel juga mengandung sianida. Untungnya, jika Anda tidak sengaja memakan biji yang memiliki ukuran yang relatif kecil ini, lapisan pelindung yang terdapat pada setiap biji apel dapat mencegah kandungan sianida memasuki sistem tubuh anda.

Walaupun begitu, Anda tetap wajib berhati-hati ketika mengonsumsi apel. Meskipun dalam dosis yang kecil, sianida dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pernapasan cepat, kejang, dan yang paling parah menyebabkan  kematian.

5. Kayu Manis

Dua jenis kayu manis yang umum adalah Cassia dan Ceylon. Kayu manis Cassia mengandung kadar kumarin jauh lebih tinggi, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan kerusakan hati.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa kebanyakan orang dapat dengan aman mengonsumsi 2 gram (0,5-1 sendok teh) kayu manis cassia per hari.

Baca Juga : 5 Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan

6. Ikan Buntal

Ikan Buntal dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan eksklusif. Faktanya, ikan yang Memiliki nama lain Ikan Fugu ini dihargai sangat mahal dan hanya boleh disiapkan oleh koki berlisensi dan terlatih.

Pasalnya, ketika melakukan satu kesalahan dalam pemotongan saja, maka akan berisiko kematian bagi yang menyantapnya. Hal ini karena kematian setelah mengonsumsi ikan fugu masih terjadi setiap tahunnya.

7. Daging Merah

Daging merah adalah sumber protein, zat besi dan beberapa nutrisi penting yang umumnya diperoleh dari hewan ternak, seperti kambing, sapi, babi dan kuda. Walaupun memiliki banyak manfaat, jika Anda salah langkah dalam mengolahnya ternyata daging merah dapat mengeluarkan zat beracun (polycyclic aromatic hydrocarbon / PAHs).

Dilansir dari US National Library of Medicine National Institute of Health, PAHs sendiri telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, prostat, serta jenis kanker lainnya. Selain itu, peneliti juga menyebutkan bahwa kandungan PAHs  yang tinggi pada daging panggang atau bakar dapat meningkatkan risiko kanker ginjal.

Namun, risiko-risiko ini tentu tergantung pada keadaan genetika, serta faktor risiko tambahan, seperti kebiasaan merokok. Lalu bagaimana sebaiknya Anda mengolah daging merah?

Anda dapat mengurangi PAHs sebanyak 41-89 persen saat memanggang atau membakar dengan meminimalkan asap dan menghilangkan tetesan air yang muncul dari dalam daging.

Baca Juga : Tips Ampuh Kurangi Makan Makanan Tidak Sehat

Sumber