Spondilosis Servikal: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya
By: Ratna
Spondilosis Servikal: Gejala, Penyebab, dan Perawatannya
Penulis: Lely | Editor: Ratna
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 29 Desember 2022
Spondilosis servikal merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan pada tulang belakang, cakram di antara tulang belakang, dan persendian leher. Nama lainnya adalah radang sendi leher, osteoartritis serviks, atau osteoartritis degeneratif. Tulang belakang leher mengarah pada tujuh tulang belakang kecil yang membentuk leher yang dimulai dari dasar tengkorak.
Kondisi pada spondilosis servikal melibatkan perubahan akibat oleh keausan (kerusakan) normal akibat penuaan. Seiring bertambahnya usia, cakram tulang belakang serviks secara bertahap mulai rusak, kehilangan cairan, dan menjadi kaku. Spondilosis servikal biasanya terjadi pada orang paruh baya dan lanjut usia.
Baca Juga: Kelainan Pada Tulang Belakang
Gejala
Kebanyakan penderita spondilosis servikal tidak memiliki gejala yang signifikan. Gejala yang muncul dimulai dari ringan hingga parah dan dapat berkembang secara bertahap atau terjadi secara tiba-tiba. Gejala paling umum adalah nyeri pada sekitar tulang belikat. Beberapa orang mengeluh sakit pada area sepanjang lengan dan pada jari. Rasa sakit tersebut mungkin meningkat ketika:
- Berdiri
- Duduk
- Bersin
- Batuk
- Mendongak
Gejala umum lainnya adalah kelemahan otot yang membuat Anda sulit mengangkat lengan atau menggenggam benda dengan kuat. Tanda umum lainnya termasuk:
- Pusing
- Sakit leher atau kaku dan memburuk seiring waktu.
- Sakit kepala yang kebanyakan terjadi di bagian belakang kepala.
- Kesemutan atau mati rasa, terutama menyerang bahu, lengan, dan kaki.
- Rasa nyeri bertambah parah, terutama saat Anda menggerakkan leher.
- Kejang otot
- Adanya bunyi klik saat Anda menggerakkan leher.
Penyebab
Spondilosis servikal terjadi karena degenerasi jangka panjang dan keausan pada tulang belakang leher. Cedera leher juga dapat menjadi salah satu penyebab kondisi tersebut.
Beberapa aktivitas jangka panjang, seperti pekerjaan terkait dengan beban berat, latihan seni bela diri, penari, atau pesenam profesional dapat meningkatkan risiko berkembangnya spondilosis servikal.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa spondilosis servikal kemungkinan ada penyebab genetik, karena kondisi tersebut terkadang diturunkan dalam keluarga. Biasanya mulai ada perubahan setelah usia 40 tahun dan berkembang seiring waktu. Perubahan tersebut mencakup:
- Degenerasi. Cakram tulang belakang pada leher Anda mungkin secara perlahan mulai aus (merosot). Seiring waktu, cakram tersebut menjadi lebih tipis dan jaringan lunak menjadi kurang elastis. Jika Anda atau orang tua Anda mengukur tinggi badan dan hasilnya lebih pendek atau menyusut, hal ini akibat oleh pengendapan cakram.
- Herniasi. Penuaan normal dapat menyebabkan bagian dari cakram tulang belakang Anda sobek atau retak. Hal ini disebut dengan hernia diskus. Herniasi dapat memungkinkan cakram atau diskus menonjol keluar, sehingga menekan jaringan terdekat atau saraf tulang belakang. Tekanan ini bisa menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa.
- Osteoartritis. Merupakan kondisi berkelanjutan yang menyebabkan tulang rawan pada persendian Anda rusak seiring waktu. Karena osteoartritis, tulang rawan mengalami kemerosotan lebih cepat dibandingkan dengan penuaan normal.
- Taji tulang. Degenerasi cakram sering menyebabkan tulang belakang menghasilkan jumlah pertumbuhan tulang abnormal yang berkembang di sepanjang tepi tulang belakang. Pertumbuhan ini disebut dengan osteofit atau taji tulang, biasanya terjadi karena penuaan dan seringkali tidak menimbulkan gejala. Taji tulang ini seringkali dapat menjepit sumsum tulang belakang dan akar saraf.
- Ligamen kaku. Ligamen adalah jaringan yang berfungsi menghubungkan tulang. Jaringan tersebut dapat menegang seiring dengan bertambah usia dan hal ini membuat leher Anda kurang fleksibel.
Perawatan
Spondilosis servikal tidak selalu menimbulkan gejala, sehingga tidak memerlukan perawatan. Namun, jika kondisi Anda menimbulkan gejala, perawatan secara efektif dapat menangani sebagian besar kasus spondilosis servikal. Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan beberapa perawatan, antara lain:
Terapi fisik
Gejala Anda mungkin dapat berkurang dengan latihan dan peregangan tertentu. Terapi fisik ini berfokus pada peregangan dan penguatan otot, serta memperbaiki postur tubuh.
Anda dapat melakukan peregangan ini di rumah atau dengan bantuan ahli terapi fisik. Penyedia layanan kesehatan akan menginformasikan tentang berapa lama dan sesering apa Anda harus melakukan latihan ini, berdasarkan dengan gejala dan kondisi Anda masing-masing.
Kompres dingin, panas, dan pijat
Beberapa hal ini dapat membantu meredakan gejala yang dapat Anda coba untuk menyesuaikan kenyamanan dan yang paling tepat untuk meredakan rasa sakit. Lakukan kompres panas atau dingin biasanya tidak lebih dari 20 menit dalam satu waktu dan dapat Anda lakukan beberapa kali sehari. Pijat juga merupakan pilihan lain yang dapat dicoba sesuai dengan kenyamanan Anda.
Obat-obatan oral
Obat antiinflamasi yang dijual bebas seperti ibuprofen dan sejenisnya dapat meredakan rasa sakit, atau relaksan otot seperti cyclobenzaprine untuk mengobati kejang otot. Dan untuk rasa nyeri pada lengan yang parah dapat menggunakan jenis obat gabapentin untuk mengurangi rasa sakit.
Penopang leher
Dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk memakai penopang leher untuk sementara. Alat ini berfungsi untuk membatasi gerakan leher dan membantu otot yang tegang agar beristirahat dan memulihkan diri.
Baca Juga: Tuberkulosis Tulang Belakang: Ketahui Penyebab dan Gejalanya
SumberMayo Clinic. (2020). Cervical spondylosis. www.mayoclinic.org
Healthline. (2019). Cervical Spondylosis. www.healthline.com
Cleveland Clinic. (2020). Cervical Spondylosis. my.clevelandclinic.org
Web MD. (2020). Cervical Osteoarthritis (Cervical Spondylosis). www.webmd.com
Medical News Today. (2018). What’s to know about cervical spondylosis?. www.medicalnewstoday.com
Verywell Health. (2021). What Is Cervical Spondylosis?. www.verywellhealth.com