Retensi Urine: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Retensi Urine: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 1 Mei 2023

 

Retensi urine merupakan masalah pada kandung kemih yang membuat penderitanya tidak bisa mengeluarkan urine padahal ingin buang air kecil. Selain sulit buang air kecil, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya terus-menerus ingin buang air kecil karena kencing tidak tuntas.

Manusia mempunyai kandung kemih yang dirancang sebagai penampung urine. Dalam kondisi normal, tubuh secara alami akan mengeluarkan urine saat kandung kemih sudah penuh.

Namun, jika Anda menderita retensi urine, Anda tidak bisa mengeluarkan urine atau mengeluarkan urine sepenuhnya jika menderita retensi urine. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Baca Juga: Sering Mengompol? Kenali Inkontinensia Urine!

Gejala Retensi Urine

Gejala retensi urine tergantung pada jenisnya. Berikut dua jenis retensi urine dan gejala yang menyertainya:

  • Retensi Urine Kronis

Jenis retensi urine yang terjadi berkepanjangan ini memiliki beberapa gejala berikut ini:

    • Perasaan tidak tuntas saat buang air kecil karena kandung kemih belum kosong
    • Buang air kecil lebih dari delapan kali sehari
    • Kesulitan buang air kecil
    • Aliran urine yang tidak deras atau lancar
    • Keinginan untuk terus buang air kecil setelah selesai buang air kecil
    • Perasaan mengganjal pada panggul atau perut bagian bawah
    • Perembesan urine yang menyebabkan sulitnya menahan diri agar tidak mengompol
  • Retensi Urine Akut

Jenis retensi urine yang muncul secara tiba-tiba ini membuat Anda mengalami gejala utama berupa ingin sering kencing tapi urine tidak bisa keluar.

Anda yang menderita retensi urine akut akan mengalami sakit perut dan rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.

Penyebab Retensi Urine

Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan retensi urine:

  • Saluran Kemih Tersumbat

Retensi urine bisa terjadi jika Anda mengalami kondisi saluran kemih yang tersumbat.

Kondisi ini bisa terjadi baik pada pria maupun wanita akibat faktor yang berbeda.

Bisa karena pembesaran prostat dan kanker prostat pada pria, atau kondisi kandung kemih turun pada wanita.

Di samping itu, Anda juga mungkin mengalami saluran kemih tersumbat jika menderita sejumlah gangguan berikut:

    • Batu kandung kemih atau saluran kemih
    • Kanker kandung kemih
    • Striktur uretra (kondisi penyempitan uretra yang membuat aliran urine terhambat)
    • Jaringan parut yang terbentuk di saluran kemih
  • Penggunaan Obat-obatan

Anda mungkin berisiko mengalami retensi urine apabila mengonsumsi beberapa jenis obat ini dalam jangka panjang atau dosis yang tinggi:

Saat terjadi gangguan pada sistem saraf, misalnya pada saraf kandung atau otak, sinyal yang dikirim otak ke kandung kemih agar otot-otot kandung kemih melakukan proses buang air kecil akan terganggu.

Akibatnya, Anda akan mengalami kesulitan mengeluarkan urine dari tubuh.

Berikut beberapa kondisi yang bisa membuat sistem saraf yang terhubung ke kandung kemih terganggu:

    • Stroke
    • Kelumpuhan
    • Diabetes
    • Cedera otak
    • Cedera saraf tulang belakang
    • Penyakit Parkinson (penyakit neurodegenerative yang mengganggu sel saraf dopaminergik pada area substantia nigra di otak)
    • Multiple sclerosis (penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat sehingga membuat sistem pertahanan tubuh menyerang dirinya sendiri dan menyebabkan kerusakan)
  • Otot Kandung Kemih Lemah dan Infeksi

Retensi urine juga bisa disebabkan oleh kondisi otot kandung kemih yang lemah dan infeksi. Lemahnya otot kandung kemih membuat otot  tidak mampu berkontraksi cukup kuat atau lama.

Kondisi ini pada umumnya terjadi pada orang-orang berusia 50 tahun ke atas atau bisa juga karena pemakaian kateter urine dalam jangka panjang.

Selain itu, infeksi juga bisa memicu retensi urine jika menyerang area prostat atau saluran kemih.

Infeksi bisa memicu pembengkakan yang membuat saluran kemih terhambat dan kesulitan mengeluarkan urine.

  • Prosedur Operasi

Ada beberapa prosedur operasi yang dapat menyebabkan retensi urine, misalnya operasi pada kandung kemih atau bagian lain di sekitarnya.

Jaringan parut yang terbentuk di saluran kemih atau di sekitarnya akibat operasi ini dapat menyumbat saluran kemih dan mengganggu aliran urine.

Sejumlah prosedur operasi dan kondisi berikut juga bisa menyebabkan retensi urine:

    • Prosedur operasi tulang belakang
    • Prosedur operasi penggantian sendi panggul
    • Efek samping penggunaan obat bius
    • Waktu operasi yang berlangsung lama

Cara Mengatasi Retensi Urine

Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat sembuh dengan beberapa cara berikut:

  • Pemasangan kateter urine

Untuk sementara waktu, Anda dapat memasang kateter urine untuk membantu mengeluarkan urine dari kandung kemih.

Jika pemasangan kateter urine sulit atau tidak memungkinkan, tindakan pengeluaran urine mungkin dilakukan dokter lewat suntikan untuk menyedot urine melalui perut penderita.

  • Penggunaan obat-obatan tertentu

Anda dapat mengonsumsi obat-obatan yang disesuaikan dengan penyebab retensi urine, seperti:

    • Bethanechol. Anda bisa coba minum bethanechol, obat untuk meredakan sulit buang air kecil akibat pembesaran prostat, setelah menjalani prosedur operasi, melahirkan, atau untuk mengatasi efek samping obat-obatan.
    • Obat-obatan untuk mengecilkan ukuran prostat. Jenis obat ini digunakan untuk mengatasi retensi urine akibat pembesaran kelenjar prostat.
    • Antibiotik. Dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih.
  • Operasi

Operasi merupakan opsi terakhir jika retensi urine tidak kunjung membaik setelah diatasi dengan penanganan lainnya.

Prosedur operasi akan dilakukan pada kandung kemih atau bagian di sekitarnya, tergantung dari indikasi operasinya.

Pertimbangkan operasi jika kondisi retensi urine disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

    • Batu kandung kemih
    • Striktur uretra
    • Kanker prostat
    • Kanker kandung kemih

Baca Juga: Waspadai Gejala Ginjal Bocor dan Pengobatannya

Sumber

Medical News Today. (2020). What to know about urinary retention. www.medicalnewstoday.com

Patient. (2018). Urinary Retention. patient.info

Cleveland Clinic. (2021). Urinary Retention. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2021). What Causes Urinary Retention, and How Is It Treated?. www.healthline.com