Sering Mengompol? Kenali Inkontinensia Urine!

Sering Mengompol? Kenali Inkontinensia Urine!

Penulis: Shania | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 29 Agustus 2023

 

Inkontinensia urine merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kehilangan kontrol untuk menahan atau mengeluarkan isi yang berada pada kandung kemihnya. Hal ini menyebabkan keluarnya urin tanpa kita sadari atau yang sering kita sebut sebagai mengompol. Inkontinensia urin merupakan kondisi yang tidak berbahaya namun dapat mengganggu dan memberikan rasa malu pada penderitanya. Tingkat keparahan dari penyakit ini akan mempengaruhi seberapa sering Anda ke toilet, volume urine yang keluar, dan kemampuan Anda untuk menahan sehingga bisa mengeluarkannya pada waktu dan tempat yang pas.

inkontinensia urine dapat terjadi pada siapapun, meskipun hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang pada fase lanjut usia. Pada berbagai penelitian, menyebutkan bahwa wanita lebih rentan akan inkontinensia urin. Jika hal ini terasa mengganggu, sebaiknya Anda segera berkonsultasi pada dokter. Perubahan gaya hidup dan pola makan mungkin akan membantu Anda untuk mengatasi inkontinensia urin.

Baca Juga: Ibu Hamil Sering Buang Air Kecil? Lakukan ini!

Penyebab Inkontinensia Urine

Anda akan menemukan berbagai penyebab yang melandasi terjadinya inkontinensia urine. Secara garis besar, penyebab inkontinensia urin adalah melemahnya atau rusaknya otot-otot yang berfungsi untuk mengontrol buang air kecil. Otot-otot yang biasanya berkaitan adalah seperti otot-otot dasar panggul dan sfingter uretra. Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko inkontinensia urin adalah sebagai berikut:

  • Kehamilan dan persalinan
  • Obesitas
  • Riwayat keluarga dengan penyakit inkontinensia
  • Usia tua
  • Kelainan saraf dan otot
  • Kelainan struktur tulang panggul
  • Tumor pada kandung kemih
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan

Jenis dan Gejala

Terdapat berbagai gejala yang dapat timbul dari inkontinensia urin, hal ini bergantung dari jenis inkontinensia yang penderita alami. Terdapat empat jenis inkontinensia urin yang dapat Anda alami, antara lain:

1. Stress

Inkontinensia pada jenis ini terjadi ketika terdapat tekanan pada kandung kemih penderita. Tekanan-tekanan tersebut, seperti batuk, bersin, tertawa terpingkal-pingkal, olahraga beban, melakukan aktivitas yang memerlukan kontraksi perut yang lama, dan lain-lain. Otot-otot pada saluran kemih akan melemah akibat tekanan sehingga Anda menjadi mengompol atau buang air kecil tanpa Anda sadari. Inkontinensia jenis ini, umum terjadi pada ibu hamil saat hamil besar dan setelah melahirkan.

2. Urge

Pada inkontinensia jenis ini, penderita akan kesulitan untuk menahan buang air kecil. Perubahan-perubahan tertentu pada posisi tubuh, bahkan mampu buat Anda untuk mengeluarkan urin secara tidak sadar. Hal ini akibat karena otot kandung kemih Anda yang yang dipicu untuk berkontraksi secara berlebihan. Beberapa hal yang dapat memicu kontraksi ini, antara lain adalah konsumsi kafein, alkohol, soda, terkena infeksi saluran kemih, cedera saraf tulang belakang, dan gangguan saraf.

3. Overflow

Pada kondisi ini, Anda akan mengalami mengompol dalam jumlah yang sedikit-sedikit. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan kandung kemih untuk membuang urin hingga benar-benar kosong, sehingga mengakibatkan urin yang tersisa mesti dibuang sedikit demi sedikit. Inkontinensia overflow seringkali karena ada penyumbatan saluran kemih, pembengkakan kelenjar prostat, tumor, batu kandung kemih, atau sembelit.

4. Total

Penderita inkontinensia total, akan mengeluarkan urin dalam jumlah banyak secara tidak sadar. Kandung kemih pada penderita inkontinensia jenis ini tidak mampu menampung urin dengan baik. Hal ini biasanya disertai dengan adanya penyakit lain, seperti kelainan tulang panggul, cedera saraf tulang belakang, atau kelainan dari lahir.

Metode Perawatan

Metode perawatan yang akan penderita jalani dapat bermacam-macam, tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis inkontinensia, usia pasien, kesehatan umum, dan kondisi mental mereka. Konsultasi dengan dokter dan pengecekan medis akan membantu menentukan prosedur perawatan yang sesuai dengan inkontinensia Anda. Berikut adalah beberapa pengobatan yang mungkin dapat Anda lakukan, antara lain:

1. Latihan kegel

Latihan ini berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul, dan pada area sekitar kandung kemih. Melalui pelatihan ini bertujuan agar penderita memiliki peningkatan kekuatan pada otot-otot panggulnya. Meskipun latihan kegel umumnya untuk ibu hamil, akan tetapi orang biasa juga dapat melakukan latihan kegel.

2. Pelatihan kandung kemih

Pelatihan kandung kemih terdiri dari beberapa latihan, antara lain adalah menunda buang air kecil, kemudian menyesuaikan buang air kecil sesuai jadwal yang telah ditentukan. Melakukan pola latihan yang disiplin akan membantu penderita untuk mendapatkan kembali kendali atas kandung kemih Anda.

3. Peresepan obat

Dokter akan meresepkan beberapa obat yang sesuai dengan gejala yang Anda alami. Beberapa obat yang mungkin dokter sarankan, antara lain:

  • Antikolinergik. Obat antikolinergik dapat berguna untuk menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif dan dapat membantu pasien dengan inkontinensia urgensi.
  • Estrogen topikal. Melalui estrogen topikal Anda dapat memperkuat jaringan di area uretra dan daerah vagina sehingga mengurangi beberapa gejala yang ditimbulkan.
  • Imipramine (Tofranil).  Merupakan obat antidepresan trisiklik.

4. Alat kesehatan

  • Sisipan uretra (untuk wanita). Seorang wanita akan memasukkan perangkat sebelum beraktivitas dan mengeluarkan perangkat tersebut ketika dia ingin buang air kecil.
  • Pessary (untuk wanita). Proses memasukan sebuah cincin kaku ke dalam vagina dan dipakai sepanjang hari. Ini membantu wanita dengan inkontinensia mengendalikan kandung kemih dan mencegah kebocoran.
  • Terapi frekuensi radio. Pada terapi ini, jaringan pada saluran kemih bagian bawah akan dihangatkan. Sehingga akan memberikan saluran yang lebih kuat dan membantu mengendalikan urin.
  • Botox. Penyuntikan botox ke kandung kemih, juga dapat menjadi salah satu metode pengobatan yang berguna untuk menguatkan otot-otot kandung kemih.
  • Agen bulking. Penyuntikan agen bulking dilakukan di area jaringan sekitar uretra. Proses suntik yang dilakukan akan membantu uretra tetap tertutup.
  • Stimulator saraf sakral. Stimulator Ini ditanamkan di bawah kulit bokong, kemudian sebuah kawat menghubungkannya ke saraf yang berjalan dari sumsum tulang belakang hingga ke kandung kemih. Kawat memancarkan pulsa listrik yang merangsang saraf, membantu kontrol kandung kemih.

5. Operasi atau pembedahan

Operasi yang mungkin dapat membantu inkontinensia Anda, adalah sebagai berikut:

  • Prosedur selempang. Pada prosedur ini jala akan dimasukkan di bawah leher kandung kemih, sehingga dapat membantu menopang uretra dan menghentikan kebocoran urin.
  • Colposuspension. Colposuspension, operasi berguna untuk mengangkat leher kandung kemih sehingga dapat membantu meredakan tekanan-tekanan di area kandung kemih.
  • Sfingter buatan. Sfingter buatan atau katup buatan yang berguna untuk mengontrol aliran urin dari kandung kemih ke uretra

Cara Mencegah

Inkontinensia urine tidak selalu dapat dicegah. Namun, untuk membantu mengurangi risiko Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Berlatih latihan dasar panggul
  • Hindari iritasi kandung kemih, seperti mengonsumsi kafein, alkohol, dan makanan asam
  • Mengonsumsi banyak serat sehingga menghindari sembelit
  • Jangan merokok, atau mencari bantuan untuk berhenti jika Anda seorang perokok

Baca Juga: Ketahui Penyebab Urine Bau Menyengat dan Cara Mengatasinya

Sumber

Mayo Clinic.(2021). Urinary Incontinence. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2020). Urinary incontinence: What you need to know. www.medicalnewstoday.com

Medline plus. Urinary Incontinence. www.medlineplus.gov

NHS. (2019). Urinary incontinence. www.nhs.uk