Mengatasi Kram Perut dengan Scopolamine

Mengatasi Kram Perut dengan Scopolamine

Penulis: Justina| Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 14 Juli 2023

Scopolamine merupakan obat yang berfungsi untuk membantu meredakan kram perut, saluran kemih, dan usus, serta mengatasi kejang otot dan kondisi seperti Parkinson. Selain itu, scopolamine juga dapat digunakan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan karena mabuk perjalanan atau efek samping dari anestesi yang diberikan selama menjalankan operasi.

Scopolamine merupakan obat yang termasuk dalam golongan antikolinergik. Oleh karena itu, scopolamine bekerja dengan cara mengurangi sekresi dari organ tertentu di dalam tubuh seperti lambung dan usus. Selain itu, scopolamine juga dapat menurunkan sinyal saraf yang memicu perut agar Anda muntah.

Scopolamine memiliki sebutan lain yaitu hyoscine yang terdiri dari dua jenis, yaitu hyoscine butylbromide dan hyoscine hydrobromide. Hyoscine butylbromide biasanya tersedia dalam bentuk obat tablet, kaplet, dan suntik untuk mengatasi keluhan seperti kram perut, gejala irritable bowel syndrome, kandung kemih, dan usus. Sedangkan hyoscine hydrobromide tersedia dalam bentuk patch transdermal dan tablet yang biasanya digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat mabuk perjalanan serta vertigo.

Aturan Pemakaian Scopolamine

Anda sebaiknya tidak menggunakan obat scopolamine jika memiliki kondisi glaukoma sudut sempit, penyempitan di susu, gangguan pernapasan yang parah, serta tidak mampu buang air kecil. Oleh karena itu, sebaiknya segeralah laporkan kepada dokter yang menangani Anda jika Anda memiliki kondisi seperti berikut.

• Glaukoma
• Pembesaran prostat, mengalami masalah buang air kecil, dan obstruksi kandung kemih
• Masalah pada kerongkongan, usus, dan lambung
• Penyakit ginjal
• Terkena penyakit hati
• Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
• Penyakit arteri koroner di mana pembuluh arteri menjadi mengeras
• Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
• Alergi obat
• Miastenia gravis
• Asma atau masalah pernapasan lainnya
• Pernah terkena cedera kepala atau tumor otak

Baca Juga : Kram Perut Setelah Berhubungan Seks? Ketahui 15 Penyebabnya

Hingga saat ini masih tidak diketahui apakah scopolamine dapat membahayakan bayi yang belum lahir. Selain itu, masih tidak diketahui apakah scopolamine bisa masuk ke dalam ASI dan membahayakan bayi yang masih menyusui. Oleh karena itu, sebaiknya tetap beritahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang menyusui bayi. Obat scopolamine juga tidak boleh digunakan untuk anak-anak yang masih berusia kurang dari 6 bulan.

Anda bisa mengonsumsi obat scopolamine dengan menggunakan segelas penuh air, dengan atau tanpa makanan. Jika Anda mengonsumsi obat ini untuk mengatasi Parkinson, Anda tidak boleh berhenti menggunakan obat ini secara tiba-tiba karena justru dapat memperburuk kondisi Anda.

Untuk mengatasi kram perut yang bisa disebabkan karena gangguan pada saluran pencernaan atau saluran kemih, maka obat scopolamine yang berbentuk tablet memiliki aturan dosis yaitu:

• Orang dewasa: 20 mg scopolamine dikonsumsi sebanyak 4 kali sehari.
• Anak-anak usia 6 sampai 11 tahun: 10 mg scopolamine dikonsumsi sebanyak 3 kali sehari.

Untuk obat scopolamine yang berbentuk suntik, pada orang dewasa dosisnya yaitu 20 mg scopolamine yang disuntikkan ke otot intramuskular atau ke pembuluh darah (intravena) dengan dosis maksimal 100 mg per hari.

Efek Samping

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti pembengkakan pada wajah, lidah, bibir, atau tenggorokan, sulit bernapas, dan gatal-gatal. Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan scopolamine yaitu:

• Mulut menjadi kering dan meningkatkan rasa haus
• Kulit menjadi kering
• Sembelit atau susah buang air besar
• Sulit buang air kecil atau buang air kecil terasa menyakitkan
• Merasa mengantuk dan mudah pusing
• Gelisah
• Penglihatan menjadi kabur, pupil melebar, serta mata jadi lebih sensitif terhadap cahaya.

Penggunaan obat lain juga dapat berinteraksi terhadap scopolamine, termasuk obat resep, obat bebas, vitamin, dan produk herbal. Oleh karena itu tetap beritahukan kepada petugas kesehatan mengenai obat yang sedang Anda gunakan sekarang, obat yang mulai Anda gunakan atau yang akan Anda hentikan penggunaannya.

Baca Juga: 9 Jenis Gejala Kram Perut Berdasarkan Penyebabnya