Dampak Kelebihan Protein bagi Tubuh

Dampak Kelebihan Protein bagi Tubuh

Penulis: Dita | Editor: Umi

Bersama-sama dengan lemak dan karbohidrat, protein adalah salah satu makronutrien yang penting bagi tubuh. Banyak jenis protein yang terdapat di dalam tubuh. Protein berperan dalam proses tubuh yang kritis termasuk transportasi oksigen, fungsi kekebalan tubuh, transmisi impuls saraf dan pertumbuhan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Anda mungkin sering mendengar tentang diet tinggi protein, seperti diet paleo atau diet Atkins). Olahragawan, seperti binaraga, juga mengonsumsi protein dalam jumlah besar (baik dalam bentuk makanan maupun suplemen).

Kebiasaan seperti ini bisa membuat asupan protein menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Lantas, apa dampak kelebihan protein bagi tubuh dan berapa banyak sebaiknya protein yang kita konsumsi?

Baca Juga: Mitos dan Fakta Penggunaan Susu Protein yang Harus Dipahami

Efek Mengonsumsi Terlalu Banyak Protein

Meski protein memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh, konsumsi dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan sejumlah efek negatif yakni:

1. Kenaikan Berat Badan

Diet tinggi protein memang kerap digembar-gemborkan mampu menurunkan berat badan. Namun, ini ternyata hanya bersifat jangka pendek.

Kelebihan protein yang kita konsumsi biasanya disimpan dalam bentuk lemak sementara kelebihan asam amino akan dikeluarkan. Proses ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu.

Terutama jika Anda juga mengonsumsi terlalu banyak kalori karena berusaha meningkatkan asupan protein.

2. Kerusakan Ginjal

Meskipun tidak ada penelitian besar yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada individu yang sehat, kelebihan protein bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang serius pada mereka yang sudah memiliki masalah dengan ginjal sebelumnya.

Hal ini karena kelebihan nitrogen yang ditemukan dalam asam amino yang membentuk protein.

Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk sisa metabolisme protein. Kondisi ini bisa memperparah masalah yang sudah ada sebelumnya.

3. Meningkatkan Risiko Kanker

Studi telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein tertentu yang berbasis daging merah terkait dengan peningkatan risiko kesehatan termasuk kanker.

Makan lebih banyak daging merah atau daging olahan dikaitkan dengan kanker kolorektal, kanker payudara, dan kanker prostat.

Sebaliknya, mengonsumsi protein dari sumber lain justru bisa menurunkan risiko kanker. Para ilmuwan percaya bahwa hal ini sebagian besar disebabkan oleh hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak yang ditemukan pada daging.

4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Makan banyak daging merah dan olahan susu penuh lemak sebagai bagian dari diet tinggi protein bisa menyebabkan penyakit jantung. Hal ini mungkin terkait dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.

Menurut sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita. Sementara makan unggas, kacang-kacangan, dan ikan bisa menurunkan risikonya.

5. Kehilangan Kalsium

Diet tinggi protein dan daging bisa menyebabkan hilangnya kalsium dari tubuh. Hal ini bisa dikaitkan dengan kondisi kesehatan tulang yang buruk, serta masalah osteoporosis.

Sebuah tinjauan studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi protein tinggi dengan kondisi kesehatan tulang yang buruk.

Namun, ada sebuah studi lain yang juga menemukan bahwa efek protein pada kesehatan tulang tidak menyakinkan. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan temuan ini.

6. Konstipasi

Diet tinggi protein yang membatasi asupan karbohidrat umumnya rendah serat. Inilah yang menyebabkan konstipasi atau susah buang air besar.

Meningkatkan asupan air dan serat bisa membantu Anda mencegah masalah sembelit ini.

Baca Juga: Kebutuhan Protein Harian Berdasarkan Usia dan Gender, Serta Sumber Terbaiknya

Berapa Asupan Protein yang Disarankan?

Jumlah ideal protein harian yang harus Anda konsumsi bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin, aktivitas, kesehatan, diet total, dan variabel lainnya. Namun, biasanya ini bisa dihitung berdasarkan berat badan.

Bagi orang dewasa dengan aktivitas fisik minimal, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi rata-rata 0,8 gram protein per kilogram berat tubuh.

Jika Anda berolahraga terutama dengan beban selama lebih dari satu jam hampir setiap hari dalam seminggu, Anda bisa mengonsumsi hingga 1,2 hingga 1,7 gram per kg berat badan setiap hari.

Namun, secara umum, konsumsi 3,5 gram per berat badan bagi semua orang termasuk atlet bisa dilakukan tanpa menyebabkan efek samping.

Baca Juga: Masalah Gizi yang Umum Terjadi di Indonesia

Sumber

Harvard Health Publishing (2020). When it Comes to Protein, How Much is Too Much? www.health.harvard.edu

Healthline (2020). Are There Risks Associated with Eating Too Much Protein? www.healthline.com

Healthline (2021). Are There Dangers to Eating Too Much Protein? www.healthline.com

Verywell Fit (2021). High Protein Diet Side Effects. www.verywellfit.com