Seberapa Amankah Penggunaan Kotak Makan dan Botol Minum Plastik?

Seberapa Amankah Penggunaan Kotak Makan dan Botol Minum Plastik?

Penulis: Umi Fatimah

Kita semua tahu bahwa kemasan plastik berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi tahukah Anda bahwa kemasan plastik juga berdampak buruk bagi kesehatan tubuh?

Membawa bekal makanan adalah salah satu hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghemat pengeluaran. Dengan membawa bekal makanan, kita juga bisa memastikan kualitas dan kebersihan makanan.

Untuk kotak bekal makanan, plastik adalah bahan yang paling banyak digunakan karena berbagai alasan, seperti ringan dibawa, murah, dan tahan lama. Namun, sayangnya kotak makan berbahan plastik bukanlah pilihan terbaik.

Faktanya, kotak makan maupun botol minum plastik menggunakan bahan kimia karsinogenik, seperti BPA dan phthalates. Bahan kimia tersebut dapat membahayakan kesehatan karena dapat keluar ke hampir semua permukaan plastik dan terserap ke dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi.

Baca Juga: Pahami Dampak Asap Knalpot Kendaraan Bagi Kesehatan

Apa Itu BPA?

Bisphenol-A (BPA) adalah bahan kimia yang yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak tahun 1950-an. Bahan kimia ini dapat ditemukan pada botol air, botol bayi, wadah penyimpanan makanan, serta lapisan makanan dan minuman kaleng.

Meskipun penggunaan BPA telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa makanan dan minuman kaleng masih mengandung BPA pada lapisannya. Padahal bahaya terpaparnya BPA pada tubuh manusia dalam jangka panjang akan sangat fatal.

Kekhawatiran terhadap dampak BPA ini didasari karena penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut memberikan banyak dampak negatif terhadap kesehatan, terutama pada sistem kekebalan tubuh dan hormon reproduksi. Bahkan menurut penelitian terbaru, BPA juga dapat meningkatkan risiko kanker.

Tinjauan literatur mengenai dampak bahan kimia dalam plastik terhadap kesehatan manusia telah menunjukkan hubungan antara paparan BPA, phthalates, dan bahan tambahan plastik lainnya dengan penurunan kesuburan, penurunan fungsi seksual pria dan kualitas sperma, menurunnya fungsi kekebalan tubuh, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan obesitas. Sementara pada janin, paparan BPA menyebabkan risiko keguguran, berat badan lahir rendah, dan obesitas pada masa anak-anak.

Apa Itu Phthalates?

Phthalates adalah salah satu bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi berbagai jenis plastik, mulai dari produk perawatan pribadi hingga kemasan makanan. DEHP adalah jenis phthalates yang paling umum digunakan sebagai bahan pembuat plastik untuk membuat plastik lebih fleksibel dan tahan lama.

Namun, penggunaan phthalates dipercaya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius jika terserap oleh tubuh. Efek samping dari paparan bahan kimia ini dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormon, berkurangnya jumlah sperma, dan bahkan penurunan IQ pada janin, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Dampak Pencemaran Suara bagi Kesehatan

Tips Mengurangi Paparan BPA dan Phthalates

Meski mustahil untuk sepenuhnya menghindari BPA dan phthalates, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi paparan bahan kimia tersebut. Untuk memastikan keamanan bekal makanan kita, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi paparan BPA dan phthalates:

  • Jangan memanaskan makanan menggunakan wadah plastik ke dalam microwave atau memasukkan wadah plastik ke mesin pencuci piring, baik yang bisa digunakan berulang maupun dan jenis wadah plastik yang hanya sekali pakai
  • Hindari menyimpan makanan berminyak di dalam wadah plastik, karena banyak bahan kimia yang digunakan dalam plastik dapat larut dalam lemak dan lebih rentan terserap ke dalam makanan berminyak
  • Kurangi penggunaan kotak makan atau botol minum berbahan plastik
  • Gunakan wadah plastik berlabel bebas BPA (BPA Free)
  • Beralih ke penggunaan kotak bekal yang berbahan stainless steel
  • Gunakan wadah berbahan kaca atau porselen memanaskan makanan di microwave
  • Periksa kotak bekal makan secara rutin, seperti adanya retakan atau goresan. Segera buang kota bekal atau wadah plastik yang rusak untuk menghindari potensi terserapnya bahan kimia
  • Kurangi konsumsi makanan dan minuman kaleng, karena lapisan kaleng dapat melepaskan BPA langsung ke dalam makanan.

Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparan BPA dan phthalates. Jika Anda tetap memutuskan untuk membeli wadah plastik, pastikan Anda memeriksa kode nomor dalam segitiga daur ulang pada bagian bawah wadah atau kemasan plastik.

Pada umumnya, wadah plastik dengan dengan kode angka 1, 2, 4, dan 5 aman digunakan untuk menyimpan makanan ataupun minuman. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry (SPI) dan berlaku secara internasional untuk memudahkan konsumen mengenali keamanan dan bahaya wadah plastik.

Meskipun kini lebih sedikit makanan kaleng atau kemasan makanan yang dibuat dengan BPA dan phthalates, bahan kimia tersebut masih digunakan sampai sekarang. Karena itulah, mengganti wadah atau kotak bekal makanan dengan wadah makanan yang ramah lingkungan adalah solusi yang ideal untuk membatasi paparan bahan kimia ke dalam tubuh kita.

Wadah ramah lingkungan juga tidak mengurangi fungsinya dalam menyimpan makanan, karena terbuat dari bahan yang tahan lama dan berkualitas tinggi, seperti wadah berbahan stainless steel atau kemasan dari kertas Kraft. Jika Anda khawatir dengan paparan BPA atau bahan kimia lainnya, konsultasikan dengan dokter lebih lanjut.

Baca Juga: Pahami Dampak Sampah Plastik Bagi Kesehatan dan Lingkungan

 

Sumber

Frontiersin (2022). An insight into bisphenol A, food exposure and its adverse effects on health: A review. frontiersin.org

Medical News Today. What do we know about microplastics in food?. medicalnewstoday.com

NCBI. Bisphenol A and human health: a review of the literature. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

Verywell Fit (2022). What is BPA and Why Should You Care About It?. verywellfit.com

Westchester County Department of Health. BPA and phthalates. health.westchestergov.com