Amankah Melahirkan Normal setelah Operasi Caesar?

By: Opie
Categories:
Amankah Melahirkan Normal setelah Operasi Caesar?
Penulis: Anggita | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 19 April 2023
C-section atau operasi caesar adalah metode persalinan yang umum dilakukan. Meski demikian, tak jarang ada sejumlah ibu yang menginginkan untuk melahirkan secara normal.
Lantas, apakah memungkinkan untuk tetap melahirkan secara normal setelah sebelumnya melahirkan dengan caesar?
Baca Juga: Kapan Bisa Berhubungan Seks Setelah Operasi Caesar?
Perbedaan Metode Caesar dan Normal
Metode melahirkan caesar merupakan persalinan yang dilakukan dengan cara menyayat perut dan rahim ibu.
Biasanya, cara ini dilakukan jika ada kendala untuk melahirkan secara normal. Namun, ada pula yang memilih proses caesar karena dirasa lebih aman.
Ternyata, metode melahirkan secara caesar tidak direkomendasikan jika Anda ingin melahirkan banyak keturunan.
Sebab, operasi caesar berpotensi untuk meningkatkan risiko tertentu.
Sementara, melahirkan lewat vagina adalah metode yang paling aman dilakukan di antara semua proses persalinan.
Jika Anda tidak mengalami robekan dan komplikasi, maka penyembuhannya bisa 3-5 minggu saja.
Alasan Melakukan Persalinan Normal setelah C-section
Ada beberapa poin menarik yang membuat banyak ibu mempertimbangkan untuk melakukan persalinan normal setelah melahirkan secara caesar, di antaranya:
- Waktu pemulihan yang lebih cepat
- Keinginan untuk melahirkan secara normal
- Jika berhasil, maka risiko komplikasi lebih rendah
- Menurunkan risiko melahirkan secara caesar pada bayi-bayi berikutnya
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui jika ingin mencoba persalinan normal setelah caesar.
- Konsultasi dengan dokter
Faktanya, Anda dapat melahirkan normal jika sebelumnya melakukan persalinan secara caesar. Sebab, sekitar 70 persen wanita berhasil melakukannya.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan kesempatan Anda untuk melakukannya, yaitu:
- Pada operasi sebelumnya, Anda tidak melahirkan bayi yang sungsang, yaitu posisi kepala janin ada di bagian atas rahim.
- Anda hamil dengan satu bayi.
- Dokter membuat sayatan horizontal di rahim saat operasi caesar.
- Panggul Anda cukup besar untuk menahan bayi yang dengan ukuran rata-rata.
Meskipun begitu, keselamatan Anda dan bayi juga penting untuk diperhatikan.
Maka dari itu, pertimbangkanlah matang-matang dan berkonsultasi terlebih dahulu, terutama jika Anda berisiko terkena komplikasi saat melahirkan secara normal.
- Jika pernah melahirkan normal sebelumnya, maka peluang Anda untuk berhasil semakin tinggi
Apakah Anda sudah pernah melahirkan secara normal sebelumnya, lalu operasi caesar yang pernah Anda dapatkan dilakukan karena bayi sungsang, janin yang kesulitan, atau plasenta previa?
Jika iya, maka Anda lebih mungkin berhasil melahirkan normal setelahnya.
Namun perlu Anda perhatikan, Anda juga sebaiknya tidak memiliki berat badan yang berlebih untuk keberhasilan persalinan.
- Perhatikan jenis sayatan saat operasi caesar
Jenis sayatan yang Anda miliki pada operasi caesar sebelumnya menentukan apakah Anda mampu melakukan persalinan secara vaginal.
Jika Anda mengalami sayatan vertikal tinggi, maka Anda tidak disarankan untuk melahirkan secara normal.
Sebab Anda bisa berisiko terkena ruptur uteri atau dinding rahim robek.
Apabila dinding rahim Anda robek akibat c-section, maka kondisi tersebut bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
- Pertimbangkan riwayat operasi Anda
Operasi pada rahim seperti pengangkatan fibroid atau operasi perbaikan rahim juga mencegah Anda untuk melahirkan secara normal karena alasan ruptur uteri.
Selain operasi, masih banyak faktor lain yang bisa menyebabkan ruptur uteri, di antaranya seperti melahirkan banyak bayi, induksi persalinan, dan proses persalinan yang terlalu lama.
- Jangan kurang dari 18 bulan
Selain alasan-alasan di atas, ruptur uteri juga berpotensi untuk terjadi jika Anda melahirkan bayi kurang dari 18 bulan setelah persalinan yang sebelumnya.
- Meski terbilang aman, melahirkan normal tetap berisiko
Ruptur uteri adalah rahim robek merupakan kondisi yang umum terjadi pada wanita yang mencoba melahirkan secara normal, setelah pernah melakukan persalinan caesar.
Risiko yang diakibatkan oleh ruptur uteri sangat berbahaya, mulai dari pendarahan, cedera otak pada bayi, hingga kematian.
Meski robekan tersebut bisa diperbaiki, pada kasus yang jarang bisa saja terjadi pendarahan parah, sehingga rahim Anda perlu untuk diangkat.
Bila rahim Anda sudah diangkat, maka Anda tidak bisa hamil kembali.
- Tetap persiapkan diri untuk operasi caesar
Anda mungkin tetap perlu melakukan c-section jika mengalami komplikasi.
Namun, jangan berkecil hati, sebab apapun proses persalinannya, yang terpenting adalah keselamatan Anda dan buah hati.
Baca Juga: 7 Tips Pemulihan Pasca Caesar
SumberMayo Clinic. (2020). C-section – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
What to Expect. (2021). Vaginal Birth: Vaginal Delivery Basics, Childbirth Stages & More. www.whattoexpect.com
Grow by Web MD. (2020). https://www.webmd.com/baby/guide/delivery-methods . www.webmd.com
Mayo Clinic. (2020). VBAC: Know the pros and cons – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
Mayo Clinic. (2020). Vaginal birth after cesarean (VBAC) – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
BabyCenter. (2020). Uterine rupture signs, causes, and treatment | BabyCenter. www.babycenter.com
Pregnancy, Birth and Baby. (2020). Vaginal birth after caesarean (VBAC). www.pregnancybirthbaby.org.au