Waspadai Penyebab Dada Sakit Saat Batuk

Waspadai Penyebab Dada Sakit Saat Batuk

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Batuk merupakan refleks alami yang membantu membersihkan saluran udara dari iritasi. Dada terasa sakit saat Anda batuk relatif umum terjadi, rasa sakit di dada akan hilang dengan sendirinya saat batuk sembuh. Kecuali jika kondisi tersebut terjadi terus menerus atau semakin parah.

Nyeri dada disertai batuk ada dalam berbagai bentuk. Rasa sakitnya bisa menusuk atau berdenyut pada bagian dada, dan tingkat keparahannya dapat berkisar sangat ringan hingga tak tertahankan. Tanda dan gejala lain yang mungkin perlu Anda perhatikan meliputi:

  • Nyeri otot dan sakit.
  • Merasa kelelahan.
  • Batuk berdahak.
  • Mengi atau kesulitan bernapas.

Penyebab

Berbagai kondisi dapat menyebabkan nyeri dada saat batuk, berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi tersebut:

1. Radang paru-paru

Disebut juga dengan pneumonia, radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia menyebabkan peningkatan nanah di paru-paru, yang dapat memicu batuk. Batuk secara terus-menerus dapat menyebabkan nyeri dada. Pada beberapa orang, pneumonia virus dapat berkembang setelah sakit pilek atau flu.

Radang paru-paru umumnya dapat sembuh dengan pengobatan rutin. Namun, infeksi ini berpotensi berakibat fatal pada lansia, bayi, dan orang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala pneumonia meliputi:

  • Demam tinggi.
  • Meriang.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri dada yang tajam saat batuk.
  • Sesak napas.
  • Kadar oksigen rendah.
  • Mual dan muntah pada anak.
  • Kebingungan pada lansia.

2. Kelelahan otot

Batuk hebat selama berhari-hari dapat menyebabkan kelelahan otot pada dada, punggung, dan perut. Hal ini dapat membuat otot-otot tersebut terasa sakit atau nyeri, terutama saat Anda memijat pada area yang terkena. Rasa sakit biasanya memuncak saat batuk dan kemudian membaik di antara batuk.

Sebenarnya sulit untuk membedakan nyeri otot ini dengan jenis nyeri lainnya, seperti nyeri akibat radang paru-paru misalnya. Jika batuk disebabkan oleh batuk rejan, Anda bahkan mungkin mengalami rasa tidak nyaman di bagian samping dada. Sebagian besar, gangguan otot tersebut akan sembuh dengan sendirinya setelah tubuh Anda mulai pulih.

3. Bronkitis

Bronkitis terjadi ketika saluran bronkial terinfeksi oleh bakteri atau virus. Saat saluran bronkial terinfeksi, saluran udara menjadi terbatas sehingga sangat sulit untuk bernafas, dan dapat menyebabkan nyeri dan tekanan pada dada.

Meskipun bronkitis terkadang bisa menjadi penyakit kronis, banyak orang juga mengalaminya sebagai infeksi jangka pendek yang akut. Dalam banyak kasus, bronkitis muncul selama pilek atau flu maupun setelahnya. Beberapa gejala bronkitis antara lain:

  • Demam.
  • Batuk berdahak.
  • Nyeri di bagian dada.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit kepala.
  • Pegal-pegal.

4. Asma

Asma menyebabkan saluran udara meradang dan menyempit. Selama serangan asma, penderitanya mungkin mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas, terkadang terdengar mengi atau terasa sesak di dada. Asma juga mengakibatkan batuk terus menerus disertai dengan nyeri dada.

Kondisi ini adalah penyakit paru-paru kronis di mana paru-paru meradang tanpa terkena virus atau bakteri. Saluran udara menjadi bengkak hingga menyebabkan Anda mengi dan batuk. Sebagian besar sakit asma disebabkan oleh alergi.

5. Pleurisy

Pleurisy atau radang selaput dada kemungkinan merupakan komplikasi pneumonia, meskipun penyakit ini tidak menular namun dapat menyebabkan gangguan yang berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini adalah radang jaringan pleura. Pleura memiliki fungsi sebagai penutup pada bagian luar paru-paru dan bagian dalam dinding dada.

Peradangan dan penumpukan cairan juga bisa membuat penderitanya menjadi sulit bernapas, sehingga memicu batuk. Gejala dari pleurisy meliputi:

  • Kesulitan bernapas.
  • Demam.
  • Nyeri dada yang semakin parah saat batuk.

6. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Penyakit ini mengacu pada sekelompok kondisi, termasuk bronkitis kronis, emfisema, dan asma refraktori, yang menyebabkan saluran udara meradang, bengkak, dan terhambat. Penyakit ini bersifat progresif, yang berarti semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Paparan udara yang buruk dan merokok dalam jangka panjang dapat menyebabkan PPOK. Peradangan di paru-paru dapat meningkatkan produksi lendir, menyebabkan batuk kronis dan sesak dada. Gejala utamanya adalah nyeri dada dan batuk, beberapa orang juga dapat mengalami:

  • Kesulitan bernapas.
  • Sesak napas.
  • Mengi.
  • Merasa kelelahan.
  • Penumpukan lendir.

7. Komplikasi

Nyeri dada ringan yang diakibatkan oleh kelelahan otot umumnya akan hilang tanpa perawatan. Namun, infeksi dada yang serius dapat mengancam jiwa jika tanpa pengobatan. Beberapa komplikasi potensial dapat meliputi:

  • Sepsis, keadaan peradangan yang terjadi akibat infeksi yang signifikan dan dapat menyebabkan kegagalan organ.
  • Miokarditis, yaitu radang jantung yang terkadang terjadi bersamaan dengan flu atau infeksi virus lainnya.
  • Gagal napas, yang terjadi ketika paru-paru Anda menjadi sangat rusak sehingga tidak dapat bernapas.
  • Gagal ginjal.

Baca Juga: Pahami Obat Batuk (Berdahak dan Kering) yang Aman di Apotek

Sumber

Medical News Today. (2020). Why does my chest hurt when I cough?. www.medicalnewstoday.com

Cleveland Clinic. (2021). Dry Cough and Chest Tightness. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2022). 11 Causes of Chest Pain and Cough. www.healthline.com

New Health Advisor. (2023). 10 Reasons Your Chest Aches When You Cough. www.newhealthadvisor.org