Ranitidine: Fungsi, Cara Penggunaan, dan Efek Sampingnya

Ranitidine: Fungsi, Cara Penggunaan, dan Efek Sampingnya

Penulis: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 29 Agustus 2022

 

Ranitidine termasuk dalam kelompok obat yang disebut penghambat histamin 2. Fungsinya adalah untuk mengobati dan mencegah tukak di lambung dan usus. Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang diproduksi lambung.

Ranitidine seringkali digunakan untuk mengobati kondisi di mana lambung menghasilkan terlalu banyak asam, seperti sindrom Zollinger-Ellison. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan kondisi lain di mana asam naik dari lambung ke kerongkongan yang menyebabkan mulas.

Baca Juga: 9 Gejala GERD yang Perlu Anda Waspadai

Sebelum Penggunaan

Dalam kondisi tertentu, mengonsumsi obat ini mungkin dapat menimbulkan efek samping. Oleh sebab itu, perhatikan hal-hal berikut ini sebelum mengonsumsinya, antara lain:

  • Sebelum mengambil ranitidine, beri tahu dokter atau apoteker jika memiliki alergi terhadapnya; atau ke penghambat H2 lainnya.
  • Beri tahu dokter atau apoteker tentang riwayat kesehatan Anda, terutama pada kondisi berikut: kelainan darah tertentu (porfiria), masalah sistem kekebalan tubuh, masalah ginjal, masalah hati, penyakit paru-paru (misalnya, asma, penyakit paru obstruktif kronik-PPOK), masalah perut lainnya (misalnya tumor).
  • Tanyakan kepada dokter sebelum menggunakan obat asam lambung OTC (obat yang dijual bebas tanpa resep dokter) jika Anda sedang hamil atau menyusui.
  • Segera hubungi dokter jika mengalami: mulas disertai pusing / berkeringat / pusing, nyeri dada / rahang / lengan / bahu (terutama dengan sesak napas, keringat tidak biasa), penurunan berat badan secara cepat.

Cara Penggunaan Ranitidine

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan ranitidine, antara lain:

  • Meminum obat ini dapat dengan atau tanpa makanan sesuai dengan yang diarahkan oleh dokter.
  • Aturan minumnya mungkin sekali atau dua kali sehari, namun dapat juga diresepkan 4 kali sehari untuk beberapa kondisi. Jika meminum obat ini sekali sehari, anda dapat meminumnya setelah makan malam atau sebelum tidur.
  • Sebaiknya berhati-hati dalam menakar dosis obatnya. Anda dapat menggunakan sendok takar atau sendok obat khusus yang tersedia dari dokter atau apoteker. Hindari menggunakan sendok makan biasa karena bisa jadi dosisnya kurang tepat.
  • Dosis dan lama pengobatan mungkin tergantung pada kondisi medis dan respon seseorang terhadap obat. Pada anak-anak, dosis mungkin juga berdasarkan pada berat badan.
  • Jangan menambah dan mengurangi dosis atau meminumnya lebih sering dari yang dokter sarankan.
  • Hindari berhenti meminum obat tanpa persetujuan dokter. Barangkali asam lambung dalam perut masih cukup tinggi maka berhenti mengonsumsi obat ini dapat menunda penyembuhan bahkan memperburuk kondisi.
  • Hindari melewatkan dosis atau tidak mengonsumsi obat sesuai jadwal. Hal ini dapat menyebabkan obat tidak bekerja dengan baik atau mungkin berhenti bekerja sepenuhnya. Agar obat ini bekerja dengan baik, jumlah tertentu harus ada dalam tubuh setiap saat.

Efek Samping

Berikut ini merupakan efek samping yang umumnya terjadi, antara lain:

  • Sakit kepala
  • Sembelit
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut

Namun, beberapa kasus obat ini juga dapat menyebabkan efek samping yang serius, antara lain:

Radang hati

Berikut ini merupakan gejalanya, antara lain:

  • Menguningnya kulit atau bagian putih mata
  • Kelelahan
  • Urine berwarna gelap
  • Sakit perut

Perubahan fungsi otak

Efek ini biasanya dengan gejala seperti berikut, antara lain:

Denyut jantung tidak normal

Hal ini seringkali muncul dengan gejala, antara lain:

  • Detak jantung cepat
  • Kelelahan
  • Sesak napas

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko GERD

Sumber

Drugs. 2020. Ranitidine. www.drugs.com

Healthline. 2020. Ranitidine. www.healthline.com

NHS. 2018. Ranitidine. www.nhs.uk

WebMD. Ranitidine Hcl. www.webmd.com