Perbedaan Penyakit Kuning pada Bayi dan Anak

Perbedaan Penyakit Kuning pada Bayi dan Anak

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 16 Juni 2023

 

Kenali perbedaan penyakit kuning pada bayi dan anak. Penyakit kuning atau dalam istilah medis terkenal dengan jaundice merupakan perubahan warna kulit dan bagian putih pada mata menjadi kuning. Gangguan kuning ini sangat mudah dikenali karena dapat terlihat dengan kasat mata.

Penyakit kuning bisa menjadi hal yang wajar (fisiologis) atau menjadi hal yang berbahaya (patologis). Jaundice atau penyakit kuning yang termasuk hal yang wajar dapat sembuh sendiri atau dengan terapi sinar, namun pada jaundice patologis biasanya disebabkan oleh penyakit yang harus dicari penyebab dan segera diobati agar tidak berpengaruh pada pertumbuhan bayi. Jaundice dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak. Namun perlu Anda pahami, bayi yang lahir prematur mempunyai risiko penyakit kuning lebih tinggi.

Gejala penyakit kuning pada bayi

Selain dapat dikenali dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata, penyakit kuning juga memiliki beberapa gejala yang mungkin akan timbul pada bayi, meliputi:

  • Mudah lemas
  • Terlihat sering mengantuk
  • Rewel
  • Tidak napsu makan atau menyusu
  • Urine berubah warna menjadi gelap
  • Warna pup berubah menjadi pucat
  • Pada beberapa kasus, bayi mengalami penurunan berat badan dan mudah marah

Jika bayi Anda mengalami beberapa gejala di atas, ada baiknya Anda segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Gejala penyakit kuning pada anak

Sama seperti penyakit kuning pada bayi, penyakit kuning pada anak juga akan terlihat dengan kasat mata, karena kulit dan bagian putih mata menjadi berubah warna menjadi kuning.

Selain itu, terdapat beberapa gejala yang berbeda yang mungkin akan timbul pada anak, meliputi:

  • Mudah lelah
  • Sakit perut hebat
  • Kulit terasa gatal
  • Mulut terasa pahit
  • Penurunan berat badan secara drastis
  • Demam tinggi dan menggigil
  • Warna pup berubah warna menjadi pucat
  • Kaku otot

Ketika Anda menemukan beberapa gejala yang serupa dengan gangguan di atas pada bayi atau anak Anda, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, anak Anda akan segera mendapatkan penanganan dengan tepat.

Baca Juga : Penyakit Kuning pada Bayi, Apakah Kondisi Ini Berbahaya?

Penyebab penyakit kuning pada bayi dan anak

Penyebab umum penyakit kuning pada bayi dan anak sama-sama adalah tingginya kadar bilirubin dalam tubuh. Adapun bilirubin adalah produk limbah yang diproduksi ketika sel darah merah dipecah.

Namun, organ hati yang berkembang tidak sempurna tidak mampu menyaring bilirubin secepat yang produksi, sehingga mengakibatkan kelebihan bilirubin.

Setiap bayi yang baru lahir nyatanya memiliki kadar ‘kuning’ dalam darah. Adapun kriteria bayi mengalami sakit kuning adalah ketika kadar bilirubin dalam darah mencapai lebih dari 5 mg/dL.

Menurut catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 60% bayi yang baru lahir mengalami penyakit kuning. Perubahan warna kuning pada bayi biasanya muncul sekitar dua hingga empat hari setelah bayi lahir dan kondisi ini akan pulih dengan sendirinya ketika bayi berusia dua minggu.

Faktor risiko penyakit kuning pada bayi

Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan bayi mengalami penyakit kuning, yaitu sebagai berikut.

  • Lahir prematur atau bayi lahir saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
  • Kurang asupan air susu ibu (ASI). Faktor ini bisa terjadi karena ibu mengalami kurangnya produksi ASI.
  • Kelainan sel darah merah, seperti sel darah merah yang lebih cepat hancur. Hal ini akan meningkatkan bayi mengalami penyakit kuning.
  • Jumlah produksi sel darah merah terlalu banyak (polycythemia)
  • Terjadi lebam besar di area kepala (cephalohematoma).
  • Adanya perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi, khususnya pada ibu dengan golongan darah O dan bayi bergolongan darah A atau B.
  • Perbedaan Rhesus positif atau negatif antara ibu dengan bayi.

Faktor risiko penyakit kuning pada anak

Berbeda dengan bayi, berikut faktor risiko penyakit kuning pada anak, meliputi:

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis.
  • Terserang penyakit hepatitis H, B, atau C.
  • Sindrom Gilbert yang mengganggu fungsi normal organ hati.
  • Kerusakan organ hati.
  • Infeksi pada organ hati hingga menyebabkan peradangan.
  • Anemia sel sabit.
  • Kerusakan saluran empedu.
  • Hancurnya sel darah merah akibat anemia hemolitik.

Diagnosis penyakit kuning

Meski terlihat dari perubahan warna kulit dan bagian putih pada mata menjadi kuning. Namun untuk memastikan terjadinya penyakit kuning pada bayi atau anak Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin melalui beberapa pemeriksaan, yaitu:

  • Tes urine
  • Cek darah
  • Tes pemindaian, seperti USG, MRI, CT scan, atau ERCP
  • Biopsi hati

Demikian penjelasan tentang perbedaan penyakit kuning pada anak dan bayi, semoga membantu.

Baca Juga : 7 Penyebab Mata Kuning dan Cara Mengatasinya

Sumber

Healthline. (2017). Understanding Newborn Jaundice. www.healthline.com

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013). Indikasi Terapi Sinar pada Bayi Menyusui yang Kuning. www.idai.or.id

Kids Health. (2019). Jaundice in Newborns. www.kidshealth.org

Mayo Clinic. (2020). Infant jaundice. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2017). Causes and treatments of infant jaundice. www.medicalnewstoday.com