7 Penyebab Keputihan Setelah Haid

7 Penyebab Keputihan Setelah Haid

Penulis: Anggita | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 16 Juni 2023

 

Keputihan pasca menstruasi atau setelah haid adalah hal yang umum terjadi, namun beberapa di antaranya juga bisa menjadi pertanda adanya gangguan pada kesehatan Anda.

Keputihan atau vaginal discharge merupakan cairan yang keluar dari vagina. Tak sembarangan, cairan ini keluar dari liang kewanitaan Anda dengan beberapa fungsi berikut:

  1. Menjaga kebersihan vagina
  2. Menjaga kelembapan vagina
  3. Menjaga vagina dari berbagai jenis infeksi
  4. Melindungi saluran reproduksi

Baca Juga: Keputihan Setelah Berhubungan Seks, Normal Kah?

Penyebab Keputihan Pasca Menstruasi

Tak semuanya perlu Anda khawatirkan dengan berlebihan. Walaupun begitu, berikut adalah beberapa penyebab munculnya keputihan setelah menstruasi:

1. Anda mengalami ovulasi

Dua minggu setelah hari pertama Anda menstruasi, Anda akan mengalami ovulasi. Ovulasi adalah kondisi saat sel telur sudah matang dan siap untuk dibuahi.

Pada periode Anda mengalami ovulasi, maka hormon estrogen Anda akan meningkat dan menyebabkan keputihan.

Meski demikian, siklus menstruasi setiap orang berbeda-beda, sehingga Anda mungkin saja mengalami keputihan karena ovulasi lebih cepat dari waktu yang disebutkan sebelumnya.

2. Peluruhan sisa darah haid

Anda mungkin sering melihat sedikit gumpalan darah keluar beberapa hari setelah menstruasi. Ini adalah keputihan yang disertai dengan darah-darah lama Anda pada dinding rahim.

Bentuk keputihan yang dikeluarkan berwarna cokelat, dan berbentuk seperti gumpalan yang tebal dan sedikit kering. Warna cokelat ini adalah hasil oksidasi, karena darah Anda mengalami kontak dengan udara.

Periode wanita mengalami keputihan ini bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana rahim Anda membersihkan sisa-sisa darah tersebut.

Ada yang mengalaminya 1-2 hari, namun ada pula yang mengalaminya selama seminggu.

3. Penggunaan alat kontrasepsi

Kontrasepsi dalam bentuk pil KB merupakan campuran hormon estrogen dan progesteron, sehingga kedua hormon tersebut bisa meningkat dalam tubuh Anda. Pil KB bekerja dengan cara mempertebal cairan di sekitar leher rahim Anda, sehingga ketika sperma akan sulit untuk mencapai sel telur, serta juga bisa membuat sel telur sulit menempel di dinding rahim.

Penggunaan pil KB bisa menyebabkan keputihan setelah menstruasi. Biasanya, cairan yang dihasilkan encer dan licin.

4. Infeksi bakteri (vaginosis)

Vagina anda memiliki bakteri baik dan bakteri buruk, namun ketika jumlahnya tidak seimbang, maka keputihan bisa terjadi.

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri akan disertai dengan beberapa gejala berikut:

  • Nyeri
  • Gatal-gatal
  • Kemerahan

5. Infeksi jamur

Tidak hanya setelah menstruasi selesai, Anda juga bisa terkena infeksi jamur kapan saja.

Jamur bisa membuat vagina Anda memproduksi keputihan berwarna kuning, tebal, dengan bau yang tidak sedap.

Selain itu, infeksi jamur juga bisa menyebabkan sensasi gatal dan terbakar di vagina Anda.

Baca Juga : Keputihan Menggumpal? Ini Penyebabnya!

6. Penyakit menular seksual

Keputihan setelah menstruasi (haid) juga bisa terjadi karena infeksi menular seksual.

Jika ini terjadi, maka warna cairan yang dihasilkan adalah kuning atau hijau, yang disertai aroma yang kuat.

Beberapa jenis infeksi menular seksual yang mungkin terjadi adalah:

  • Klamidia
  • Gonore atau kencing nanah
  • Trikomoniasis

Selain infeksi menular seksual, keputihan berwarna kuning dan hijau juga bisa disebabkan oleh suplemen atau makanan tertentu yang Anda konsumsi.

7. Sindrom ovarium polikistik

Sindrom ovarium polikistik adalah gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita, sehingga kadar hormon di tubuh wanita bisa berubah.

Salah satu gejalanya adalah Anda memiliki hormon pria yang lebih tinggi. Karena ini, akhirnya siklus menstruasi Anda pun menjadi terganggu.

Walaupun bisa berasal dari sisa darah pada menstruasi sebelumnya, Anda juga bisa mengalami keputihan berwarna kecokelatan jika mengalami sindrom ini.

Volume darah yang banyak juga bisa menjadi akibat dari sindrom ovarium polikistik.

Akhirnya, menstruasi bisa menjadi lebih lama, atau volume darah yang Anda keluarkan lebih banyak dari biasanya.

Kapan Perlu Berkonsultasi

Keputihan setelah menstruasi adalah kondisi yang umum dan sebenarnya tak serius jika masih masuk ke dalam kategori normal.

Namun, Anda mungkin perlu khawatir jika keputihan disertai dengan gejala-gejala lainnya, seperti:

  1. Keputihan yang memiliki bau
  2. Rasa sakit
  3. Nyeri
  4. Keputihan yang berubah warna
  5. Volume keputihan yang banyak
  6. Kemerahan
  7. Sakit saat buang air kecil
  8. Demam

Arti Warna Keputihan

Selanjutnya, berikut adalah penjelasan singkat mengenai arti warna keputihan yang wajib Anda paham:

  1. Putih: keputihan yang normal atau bisa juga tanda infeksi jamur
  2. Bening: keputihan yang normal dan sehat, namun juga bisa diakibatkan ketidakseimbangan hormon
  3. Abu-abu: Anda mengalami vaginosis (infeksi bakteri)
  4. Merah muda: pendarahan atau iritasi di vagina
  5. Merah: menstruasi atau kondisi lain seperti sindrom ovarium polikistik
  6. Kuning atau hijau: infeksi menular seksual

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal

Sumber

Healthline. (2019). Discharge After Period: Color, Consistency, and Causes. www.healhtline.com

TeensHealth. (2017). Birth Control Pill (for Teens) – Nemours KidsHealth. kidshealth.org

Medical News Today. (2020). Vaginal discharge color guide: Causes and when to see a doctor. www.medicalnewstoday.com

Healthline. (2019). Brown Discharge After Period Causes, and When to See a Doctor. www.healthline.com

Healthline. (2021). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Symptoms, Causes, and Treatment. www.healthline.com