Kenali Gejala Sifilis pada Wanita

Kenali Gejala Sifilis pada Wanita

Penulis: Dea | Editor: Umi

Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri bernama Treponema pallidum. Sama halnya dengan jenis penyakit menular seksual lainnya, sifilis menyebar melalui semua jenis kegiatan seksual.

Penularan sifilis juga bisa terjadi dari ibu ke janin selama masa kehamilan atau ketika persalinan jika bayi mengalami kontak langsung dengan luka sifilis.

Sifilis merupakan penyakit yang berbahaya. Sifilis bisa dengan mudah diobati dengan antibiotik, tetapi apabila Anda tidak segera menanganinya dalam waktu 12 bulan, penyakit ini bisa menjadi laten, yang menandakan bakteri masih bersembunyi di dalam tubuh dan Anda tidak mengalami gejalanya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Penyebab Perdarahan Vagina Setelah Berhubungan Intim

Gejala Sifilis pada Wanita sesuai Tahap Perkembangan

Terdapat 4 tahap sifilis. Gejala yang Anda alami sendiri bergantung dengan stadium penyakitnya.

Namun, tahapannya bisa tumpang-tindih dan gejalanya tidak selalu berurutan. Bahkan Anda bisa terpapar penyakit menular seksual (PMS) dan tidak mengalami gejalanya sama sekali selama bertahun-tahun.

1. Sifilis Primer

Gejala sifilis tahap pertama umumnya terjadi 10 hari sampai 3 bulan setelah Anda terpapar sifilis. Umumnya gejala awal sifilis yang muncul berupa chancre atau luka kecil tanpa rasa sakit pada kulit Anda.

Luka kecil tersebut muncul di tempat bakteri memasuki tubuh Anda. Ukurannya sedikit lebih besar dari jerawat biasa dan memiliki lebar sekitar setengah sentimeter. Sebagian besar orang hanya mengalami satu luka, tetapi ada beberapa orang yang memilikinya dalam jumlah yang banyak.

Luka tersebut biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 3–6 minggu. Apabila tidak segera ditangani, maka infeksi akan berkembang ke tahap selanjutnya.

2. Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder merupakan kondisi terlambatnya penanganan sifilis primer. Penyakit sifilis pada tahap ini biasanya berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah tahap primer.

Sifilis sekunder umumnya ditandai dengan ruam kulit tanpa rasa gatal yang sering kali disalah artikan sebagai ruam yang disebabkan oleh penyakit lain. Ruam tersebut muncul hampir di seluruh bagian tubuh, seperti mulut, vagina, anus, telapak tangan, dan telapak kaki.

Sebagian orang mungkin mengalami ruam ringan dan tidak terlihat. Kondiloma lata yang mirip seperti kutil berwarna bercak abu-abu atau keputihan yang menonjol di kulit juga bisa berkembang, terutama di ketiak, mulut, atau selangkangan yang merupakan bagian tubuh yang hangat dan lembap.

Pada sifilis sekunder, infeksi sudah merebak ke seluruh tubuh. Anda mungkin juga menyadari bila kelenjar getah bening yang berada di dekat selangkangan membesar.

Tak hanya itu, demam, kelelahan, pengurangan berat badan, rambut rontok secara merata, sakit kepala, berat badan turun, dan nyeri otot merupakan gejala yang sering dilaporkan muncul pada sifilis sekunder.

Gejala-gejala tersebut akan berkurang atau hilang dengan sendirinya. Namun, bila gejala-gejala yang berada di tahap sifilis sekunder tidak segera diobati, infeksi bisa berkembang ke tahap sifilis selanjutnya.

3. Sifilis Laten

Bila sifilis sekunder tidak mendapatkan penanganan yang benar, penyakit ini akan berkembang ke fase yang lebih serius, yaitu fase laten atau tersembunyi.

Tidak semua orang dengan sifilis akan berada di tahap ini. Bila penderita sifilis berada di tahap ini, maka mereka tidak akan mengalami gejala apa pun yang mungkin berlangsung selama bertahun-tahun.

Pada beberapa kasus, gejala tidak akan pernah muncul kembali, tetapi infeksi masih bertahan. Beberapa kasus sifilis laten bisa berkembang ke tahap tersier.

4. Sifilis Tersier

Sekitar 15–30% orang yang terpapar sifilis yang tidak memperoleh pengobatan akan mengalami komplikasi, yang diketahui sebagai sipilis lanjut (tersier).

Pada tahap yang paling serius ini, sifilis bisa menyerang otak yang dikenal dengan istilah neurosifilis.

Menurut CDC, neurosifilis menyerang sebanyak 10% penderita sifilis yang tidak ditangani, serta bisa memicu meningitis atau inflamasi pada otak dan sumsum tulang belakang.

Selain sakit kepala, dan kehilangan koordinasi gerakan otot, gejala lainnya meliputi perubahan perilaku, lumpuh, defisit sensorik, dan demensia.

Selain itu, sifilis juga bisa menyebabkan kerusakan pada mata yang dikenal dengan istilah sifilis okuler. Gejalanya meliputi gangguan penglihatan yang dapat memicu kebutaan permanen.

Masalah lain yang juga dialami oleh penderita sifilis tersier adalah stroke, gangguan jantung (seperti penyakit katup jantung atau aneurisma), ketulian, dan peradangan di pembuluh darah.

Walaupun sifilis tersier masih bisa diobati, menjadi hal yang tidak mudah untuk memulihkan kerusakan yang telah terjadi.

Itulah berbagai gejala sifilis pada wanita sesuai tahapan-tahapannya. Pada dasarnya, sifilis merupakan penyakit yang bisa disembuhkan apabila dideteksi dini dan diobati dengan tepat. Maka dari itu, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter mengenai kondisi Anda.

Baca Juga: Apakah Sipilis Bisa Sembuh? Ketahui Cara Pengobatannya

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Syphilis – CDC Fact Sheet (Detailed). www.cdc.gov

Mayo Clinic. (2019). Syphilis. www.mayoclinic.org

Medicine Net. (2019). Syphilis in Women. www.medicinenet.com

NHS. (2019). Syphilis. www.nhs.uk

Web MD. (2021). What Are the Symptoms of Syphilis?. www.webmd.com

Women’s Health. (2018). 8 Syphilis Symptoms In Women That Are Straight-Up Terrifying. www.womenshealthmag.com