Apakah Sifilis Bisa Sembuh? Ketahui Cara Pengobatannya

Apakah Sifilis Bisa Sembuh? Ketahui Cara Pengobatannya

Penulis: Agnes | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 26 November 2022

 

Penyakit sifilis (atau sipilis) adalah infeksi kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum (T. pallidum). Sifilis merupakan salah satu jenis penyakit menular. Siapa saja dapat berpotensi tertular penyakit ini. Orang yang terinfeksi bakteri sifilis sering kali tidak sadar bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut dan menularkannya ke pasangan seksualnya.

Sebagian besar penularan penyakit ini melalui aktivitas seksual. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis penderita. Bakteri penyebab sifilis dapat juga bisa masuk ke tubuh Anda melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir. Bahkan ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakit tersebut ke janinnya (sifilis kongenital).

Penyakit ini memiliki risiko yang tinggi jika tidak ditangani dengan tepat. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat merusak beberapa organ tubuh lainnya (seperti jantung dan otak) dan dapat mengancam jiwa.

Gejala Sifilis

Demam adalah gejala sekunder sifilis yang mungkin sering terjadi pada orang-orang. Penderita yang terinfeksi bakteri Treponema pallidum akan mengalami luka di sekitar alat kelamin, seperti kulit dan selaput lendir vagina, anus, rektum, mulut, atau bibir.

Penderita sifilis akan menunjukkan gejala awal berupa luka. Luka tersebut tidak menimbulkan rasa sakit pada alat kelamin, mulut, dan rektum. Luka ini akan sembuh dengan sendirinya, tetapi jika tidak ditangani dengan tepat, bakteri T. pallidum akan menetap di tubuh Anda. Bahkan bakteri ini tetap aktif dan akan terus berkembang hingga merusak organ tubuh Anda. 

Berdasarkan fasenya, gejala sifilis terbagi menjadi gejala primer, sekunder, laten, dan tersier. 

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Gejala Limfosit Rendah (Limfositopenia)

1. Gejala primer

Gejala sifilis primer biasanya ditandai dengan munculnya luka tanpa rasa nyeri, kulit terasa kencang, muncul ruam berbentuk bulat (chancres). Chancres dapat sembuh dalam waktu  2 hingga 6 minggu. 

Penderita akan mengalami gejala ini selama 10 hari hingga 3 bulan setelah bakteri masuk ke tubuh Anda. Tanpa pengobatan yang tepat, penyakit sifilis dapat menetap di dalam tubuh dan berlanjut ke fase berikutnya.

2. Gejala sekunder

Pada fase sekunder, penderita sifilis akan mengalami gejala yang meliputi: 

  • luka yang menyerupai kutil di area oral, anal, dan genital
  • ruam tidak lengket, kasar, merah atau merah-coklat yang menyebar ke seluruh tubuh
  • nyeri otot disertai demam dan sakit kepala
  • tenggorokan sakit
  • kelenjar getah bening bengkak
  • rambut rontok
  • penurunan berat badan secara signifikan

Tanpa pengobatan, gejala sifilis sekunder dapat berkembang ke tahap laten dan tersier.

3. Gejala laten

Pada penderita sifilis, fase laten bisa berlangsung selama beberapa tahun. Tubuh Anda tidak akan menunjukkan gejala, tetapi ada risiko kambuh karena bakteri T. pallidum masih aktif.

4. Gejala tersier

Jika penyakit sifilis sekunder tidak segera ditangani maka akan berpotensi masuk ke tahap laten. Pada tahap ini, penyakit sifilis akan merusak organ tubuh Anda meliputi: 

  • jantung
  • hati 
  • pembuluh darah
  • sendi
  • tulang.

Kerusakan organ ini akan menimbulkan kematian pada penderitanya.

Baca Juga: Berapa Nilai Tanda-Tanda Vital (TTV) yang Normal?

Apa itu Sifilis Kongenital?

Sifilis kongenital adalah kondisi serius di mana ibu hamil dengan sifilis menularkan infeksi kepada janinnya. Bakteri T. pallidum dapat berpindah dari ibu hamil ke janin melalui plasenta dan selama proses kelahiran.

Pada awalnya, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital tidak memiliki gejala apa pun saat lahir. Namun tanpa perawatan, bayi dengan sifilis kongenital bisa mengalami masalah serius. Biasanya masalah kesehatan ini berkembang dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran.

Umumnya, bayi berusia di bawah 2 tahun yang lahir dengan sifilis kongenital akan mengalami:

  • keterlambatan perkembangan
  • kejang
  • ruam pada kulit
  • demam
  • pembengkakan pada hati atau limpa
  • anemia
  • penyakit kuning.

Sementara jika sifilis kongenital yang tidak diobati dapat menyebabkan sifilis stadium akhir. Kondisi ini dapat menyebabkan kelainan bentuk fisik dan komplikasi parah, seperti:

  • cacat lahir
  • kebutaan
  • gangguan pendengaran
  • kelainan pada pertumbuhan gigi dan tulang
  • pembengkakan persendian
  • kelainan perkembangan tulang rahang.

Inilah sebabnya sangat penting mengenali gejala sifilis dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil. Skrining sifilis dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya juga harus dilakukan selama trimester pertama kehamilan.

Semakin cepat sifilis terdeteksi dan diobati, maka peluang kesembuhan pada ibu semakin besar dan menurunkan risiko penularan infeksi pada bayi.

Diagnosis Sifilis

Siapa pun yang khawatir akan terkena sifilis atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Untuk mengetahui penyakit ini, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyakit Anda. Ada beberapa serangkaian tes yang akan dokter lakukan, antara lain:

  • tes darah (tes non treponemal dan treponemal)
  • screening reverse
  • mikroskopi.

Pengobatan Sifilis

Selama pengobatan, penderita sifilis perlu menjalani tes untuk memastikan bahwa infeksinya telah sembuh. Meskipun seorang penderita sifilis telah menyelesaikan pengobatannya, dokter akan tetap merekomendasikan tes lanjutan.

Pengobatan sifilis pun dilakukan sesuai dengan kondisi penderita. Penisilin G diketahui efektif mencegah penularan sifilis ke bayi yang belum lahir. Biasanya penderita akan diberikan penisilin G karena sangat efektif dalam membersihkan infeksi sifilis.

  • Satu suntikan  intramuskular Benzathine penisilin G untuk sifilis primer, sekunder, atau laten awal.
  • 3 suntikan intramuskular Benzathine penisilin G  akan diberikan satu dengan jarak satu minggu pada penderita sifilis laten lanjut hingga tersier.
  • Pemberian infus penisilin G IV setiap 4 jam selama 10 sampai 14 hari bagi penderita neurosifilis atau sifilis okular.
  • Pengobatan alternatif dengan prokain penisilin G juga bisa dilakukan, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi pasien.
  • Jika penderita sedang mengandung (hamil), dokter akan tetap memberikan penisilin dengan dosis kecil. Jika selama pengobatan penderita alergi terhadap penisilin, maka dokter akan memberikan suntikan alergi.

Sebagai upaya pencegahan, sifilis dapat dihindari dengan tidak melakukan hubungan seksual secara bebas. Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom juga mampu meminimalisasi penularan penyakit ini.

Baca Juga: Penyakit Kelamin Pada Wanita dan Gejalanya

 

Sumber

CDC. (2017). STD Facts – Syphilis (cdc.gov). www.cdc.gov

Medical News Today. (2019). Syphilis: Symptoms, treatment, is it curable, and diagnosis. www.medicalnewstoday.com

Verywell Health. (2019). How Syphilis Is Treated. www.verywellhealth.com

Web MD. (2020). Syphilis: Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment. www.webmd.com