Penyebab Perdarahan Vagina Setelah Berhubungan Intim

Penyebab Perdarahan Vagina Setelah Berhubungan Intim

Penulis: Gradita | Editor: Faruq

Banyak orang menganggap perdarahan vagina setelah berhubungan merupakan suatu hal yang wajar. Terlebih lagi, hal ini terjadi pada pasangan yang baru pertama kali melakukan hubungan intim. Perdarahan ini bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.

Namun, jika Anda khawatir akan hal tersebut, penting untuk Anda ketahui penyebab pasti pendarahan vagina yang Anda alami. Dengan begitu, Anda bisa mencegah terjadinya hal tersebut terjadi pada Anda.

Perlu Anda ketahui, terdapat beberapa penyebab umum perdarahan vagina setelah berhubungan, yaitu sebagai berikut.

  • Radang panggul.
  • Infeksi pada organ reproduksi wanita, seperti di vagina, rahim, ovarium, atau tuba fallopi.
  • Vagina kering.
  • Polip serviks.
  • Ektropion serviks.

Menurut asisten profesor Departemen Kesehatan Wanita di The Dell Medical School University of Texas, Rachel Brown MD, pendarahan vagina setelah berhubungan intim yang tidak terkait dengan siklus menstruasi terjadi sekitar 6% hingga 10% wanita.

Adapun perdarahan vagina setelah berhubungan intim dapat terjadi saat Anda memasuki masa pramenstruasi. Tidak pandang usia, siapapun dapat mengalami pendarahan vagina setelah berhubungan intim.

Namun, Anda tidak perlu khawatir. Adapun hal ini tidak begitu membahayakan. Akan tetapi, Anda perlu mengenali perbedaannya agar selalu memperhatikan kesehatan vagina Anda.

Faktor-faktor penyebab perdarahan vagina setelah berhubungan

  • Terjadi gesekan parah selama berhubungan intim, terutama jika Anda baru pertama kali melakukan hubungan intim.
  • Cedera pada rahim, sehingga menyebabkan terjadinya pendarahan vagina.
  • Vagina yang kering saat berhubungan intim. Biasanya hal ini terjadi saat Anda memasuki masa awal menopause dan pasca menopause yang berakibat pada kurangnya cairan lubrikasi. Sebanyak 63% wanita pasca menopause mengalami vagina kering hingga menyebabkan pendarahan setelah berhubungan intim.
  • Penyakit menular seksual seperti sifilis, herpes, gonore, atau trikomoniasis, sehingga menyebabkan luka genital dan terjadi pendarahan vagina setelah berhubungan intim.
  • Penyakit serviks, seperti radang serviks dan kanker serviks.
  • Ektropion serviks, merupakan kondisi di mana sel-sel kelenjar dalam leher rahim tumbuh di luar serviks. Ektropion serviks tidak ada hubungan dengan kanker. Ini bisa terjadi pada wanita muda, ibu hamil, dan wanita yang aktif mengonsumsi pil kontrasepsi. Anda tidak perlu khawatir jika hal ini terjadi, karena ektropion serviks tidak berbahaya dan pendarahan vagina dapat berhenti dengan sendirinya.
  • Atrofi vagina, merupakan kondisi di mana dinding vagina mengalami penipisan, peradangan, dan pengeringan akibat kekurangan hormon estrogen. Kekurangan hormon estrogen dapat mengurangi elastisitas vagina. Hal ini umum terjadi pada ibu hamil dan wanita lanjut usia yang telah mengalami menopause.
  • Vaginitis, merupakan kondisi di mana terjadi peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi bakteri di vagina.
  • Displasia serviks dan polip serviks, merupakan kondisi munculnya tumor jinak yang berkembang pada serviks.

Baca Juga : Darah Menstruasi Berwarna Hitam, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Adapun perdarahan vagina yang muncul bersamaan dengan benjolan di sekitar vagina, umumnya terjadi pada wanita yang melampaui masa menopause atau pasca menopause. Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera memeriksakannya ke dokter agar mengetahui penyebab pasti munculnya benjolan dan pendarahan vagina.

Kondisi yang menyebabkan perdarahan pasca berhubungan

Perlu Anda ketahui, perdarahan vagina bisa terjadi pada beberapa kondisi berikut.

  • Menderita kanker serviks atau rahim.
  • Baru saja melahirkan atau sedang menyusui.
  • Sedang dalam masa perimenopause, menopause, atau pasca menopause.
  • Tidak terangsang sepenuhnya saat berhubungan intim.
  • Terlalu sering membersihkan vagina dengan cairan antiseptik, sehingga vagina kehilangan bakteri baik.

Cara mencegah perdarahan vagina setelah berhubungan

Meskipun menjadi suatu hal yang wajar, namun perdarahan vagina setelah berhubungan dapat dicegah. Berikut merupakan beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir risiko perdarahan vagina.

  • Memperlama foreplay sebelum melakukan penetrasi agar tidak terjadi kekurangan cairan lubrikasi.
  • Jika perlu, Anda dapat menggunakan pelumas tambahan. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan pelumas tambahan. Dengan begitu Anda bisa mengetahui merek pelumas yang cocok dengan Anda dan pasangan.
  • Selalu menjaga kesehatan organ intim Anda agar terhindar dari infeksi, jamur, bakteri, dan pendarahan vagina.
  • Jangan melakukan hubungan intim selama masa menstruasi.

Apabila Anda mengalami perdarahan vagina setelah berhubungan intim, segera periksakan ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab pasti pendarahan vagina dan mencegah terjadinya  hal yang membahayakan tubuh Anda.

Baca Juga : 6 Penyebab Keluarnya Darah Saat Hamil Muda

Sumber

Healthline. (2020). What Causes Bleeding After Sex?. www.healthline.com

Insider. (2020). 6 reasons you may be bleeding after sex and how to prevent it, according to OB-GYNs. www.insider.com

Mayo Clinic. (2020). Vaginal bleeding after sex. www.mayoclinic.org

WebMD. (2020). Bleeding After Sex. www.webmd.com