Kenali Diagnosa dan Perawatan Autisme (ASD)

Kenali Diagnosa dan Perawatan Autisme (ASD)

Penulis: Dea | Editor: Umi

Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan kelainan perkembangan otak seumur hidup yang memengaruhi seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia.

Setiap anak yang mengalami autisme memiliki pola perilaku dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Beberapa anak ada yang mengalami kesulitan belajar dan mengalami kecerdasan yang lebih rendah dari biasanya.

Disisi lain ada anak yang memiliki kecerdasan normal bahkan tinggi, hanya saja mereka tidak dapat berkomunikasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan sulitnya menentukan tingkat keparahannya.

Baca Juga: Memahami Apa itu Autisme? Penyebab, Jenis, dan Tingkatannya

Diagnosa Autisme

Diagnosa dini berperan penting dalam kehidupan anak-anak yang mengalami autisme beserta keluarganya. Namun, bukan hal mudah untuk mendiagnosa autisme, karena tidak adanya tes laboratorium untuk melakukannya.

Untuk mendiagnosa autisme, dokter melakukan serangkaian proses yang meliputi:

Pemeriksaan Mandiri

Apabila Anda merasa anak Anda mungkin mengalami autisme, salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan memperhatikan beberapa gejala autisme, seperti menurunnya kontak mata, kesulitan melakukan interaksi sosial, sangat sensitif terhadap cahaya, suara, atau sentuhan, terlambat berbicara, atau mempunyai perilaku fisik yang tidak wajar.

Anda bisa menggunakan daftar gejala autisme sebagai acuannya, dan berikan tanda centang pada gejala autisme yang muncul pada anak Anda.

Anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa kemungkinan mengalami beberapa atau semua gejala yang terlihat pada anak-anak yang lebih kecil. Hanya saja sebagian besar gejala tersebut relatif ringan.

Selain orang tua, pengamatan dari guru juga dapat membantu proses diagnosa autisme. Namun, guru tidak diperbolehkan membuat diagnosanya. Psikolog, dokter perkembangan anak, atau ahli saraf anak adalah orang yang berhak membuat diagnosa autisme.

Tes 

Saat ini autisme belum bisa didiagnosa melalui tes medis. Pengujian terbatas melalui wawancara, observasi, dan evaluasi. Tes skrining tersebut meliputi:

  • Tes IQ: Tes IQ berfungsi untuk menguji tantangan intelektual.
  • Evaluasi Ucapan: Evaluasi ucapan berperan untuk menguji kemampuan anak Anda dalam memahami dan menggunakan ucapan lisan yang disesuaikan berdasarkan usianya.
  • Evaluasi Terapi Okupasi: Tes ini digunakan untuk mengecek keterampilan motorik halus sesuai dengan usia, kesadaran visual dan spasial, respons sensorik, dan masalah neuro fisik lainnya.
  • Tes Pendengaran: Tes pendengaran berperan untuk memastikan gejala yang tidak disebabkan oleh masalah pendengaran.
  • Kuesioner Khusus Autisme: Kuesioner khusus autisme, seperti ADI-R juga diberikan kepada orang tua yang anaknya mengalami autisme. Tujuan pengisiannya adalah untuk mengetahui perkembangan perilaku, kepekaan, tantangan, dan kekuatan anak mereka.
  • Tes Lain: Penggunaan tes lain, seperti Autism Diagnostic Observation Scale (ADOS) dan Checklist for Autism in Toddler (CHAT) juga diperlukan untuk mempelajari observasi perilaku anak berdasarkan norma.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Kwashiorkor dan Marasmus

Cara Merawat Autisme

Autisme tidak dapat disembuhkan. Tujuan dilakukannya perawatan untuk membantu mereka mendapatkan dan meningkatkan keterampilan agar bisa hidup lebih baik. Beberapa cara yang digunakan untuk mengobati autisme antara lain:

1. Terapi Khusus

Sering kali penyandang autisme akan diberikan perawatan berdasarkan tingkat autisme yang mereka alami, seperti:

  • Terapi Wicara 

Bila penyandang autisme mengalami masalah pada komunikasi nonverbal, perawatan difokuskan untuk melatih keterampilan komunikasi dasar. Bila masalah verbal, perawatan akan lebih difokuskan pada pidato pragmatik (keahlian menggunakan bahasa dalam pengaturan sosial).

  • Terapi Okupasi

Terapi okupasi merupakan terapi yang terdiri dari tulisan tangan, sensori integrasi hingga permainan, dan terapi keterampilan sosial. Terapi ini bergantung pada kebutuhan dan waktu yang tersedia.

  • Terapi Fisik

Terapi fisik berperan membantu penyandang autisme untuk mengasah keterampilan motorik kasar di dalam lingkungan sosial.

  • Terapi Keterampilan Sosial 

Terapi keterampilan sosial umumnya direkomendasikan oleh ahli terapi wicara atau okupasi untuk membantu anak autisme berinteraksi secara secara sosial dan membentuk ikatan dengan orang lain, seperti berbagi, berkolaborasi, bertanya dan menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini umumnya dilakukan secara berkelompok.

2. Analisis Perilaku Terapan (ABA)

Penerapan terapi analisis perilaku terapan atau applied behavioral analysis (ABA) juga akan dilakukan, baik secara individu maupun berkelompok (dalam satu kelas khusus penyandang autisme).

ABA merupakan sistem pelatihan yang bertujuan untuk membantu anak-anak dalam mempelajari keterampilan baru dan menyamaratakan keterampilan tersebut ke berbagai situasi dengan sistem motivasi berupa penghargaan.

Ada berbagai jenis ABA, yaitu:

  • Pelatihan Uji Coba Diskrit (DTT). Gaya pengajaran yang menggunakan serangkaian uji coba untuk mengajarkan setiap langkah perilaku atau respons yang diinginkan. Pelajaran dipecah menjadi bagian-bagian yang paling sederhana.
  • Intervensi Perilaku Intensif Dini (EIBI). Bentuk ABA ini dirancang untuk anak kecil, biasanya di bawah 5 tahun. Menggunakan metode pengajaran yang sangat terstruktur untuk membangun perilaku positif (seperti komunikasi sosial) dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan (seperti amukan, agresi, dan melukai diri sendiri).
  • Pelatihan Respon Penting (PRT). Bertujuan meningkatkan motivasi anak untuk belajar, memantau perilakunya sendiri, dan memulai komunikasi dengan orang lain.
  • Intervensi Perilaku Verbal (VBI). Bertujuan meningkatkan keterampilan verbal anak.

3. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan bertujuan membantu menangani gejala dan kondisi yang terkait dengan autisme. Obat-obatan tersebut umumnya diresepkan oleh dokter dengan diagnosis resmi.

  • Untuk mengatasi masalah kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dokter akan memberikan obat antidepresan.
  • Untuk menangani perilaku yang di luar kendali (seperti hiperaktif), dokter akan meresepkan obat antipsikotik.

Baca Juga: Ketahui Faktor Penyebab Tunagrahita dan Ciri-cirinya

Sumber

Mayo Clinic. (2018). Autism Spectrum Disorder. www.mayoclinic.org

National Autistic Society. What is Autism?. www.autism.org.uk

Verywell Health. (2019). How Autism Is Diagnosed. www.verywellhealth.com

Verywell Health. (2019). How Autism Is Treated. www.verywellhealth.com

WebMD. (2020). What Therapies, Besides Play Therapy, Also Help with Autism?. www.webmd.com