Waspada Ciri- Ciri Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Waspada Ciri- Ciri Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Penulis: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 25 September 2022

 

Obsessive Compulsive Disorder atau OCD adalah salah satu gangguan mental dimana seseorang memiliki pikiran obsesif (berlebihan) dan perilaku kompulsif (dorongan). Pola pikiran dan ketakutan yang mendorong seseorang melakukan perilaku berulang. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan tekanan mental pada penderitanya.

OCD dapat menyerang pria, wanita dan anak-anak. Beberapa orang mulai mengalami gejala lebih awal, seringkali sekitar masa pubertas, tetapi biasanya muncul pada awal masa dewasa.

Baca Juga: Kenali Lebih Jelas, 3 Perbedaan Dasar Gangguan OCD dan OCPD

Faktor Penyebab OCD

Tidak diketahui secara pasti penyebab seseorang dapat mengidap OCD. Namun, beberapa faktor seperti faktor biologis, kepribadian, dan lingkungan seringkali menjadi penyebabnya. Berikut ini merupakan macam- macam faktor penyebab OCD, antara lain:

  • Riwayat keluarga, gangguan ini dapat diturunkan dari orang tua yang memiliki riwayat.
  • Perbedaan pada otak, beberapa orang dengan gangguan ini memiliki area aktivitas tinggi yang tidak biasa pada otak mereka atau tingkat bahan kimia yang disebut serotonin yang rendah.
  • Pengalaman hidup, penderitanya mungkin lebih umum terjadi pada orang yang telah terintimidasi atau mengalami pelecehan. Terkadang muncul setelah peristiwa penting dalam hidup, seperti melahirkan atau berkabung.
  • Kepribadian, orang yang rapi, teliti, metodis dengan standar pribadi yang tinggi mungkin lebih mungkin menderita OCD. Selain itu, orang yang umumnya mudah cemas atau memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Gejala

Seseorang dengan OCD umumnya akan memiliki pikiran atau kegelisahan yang terus-menerus dan tidak diinginkan, pikiran tersebut menyebabkan stres atau kecemasan. Hal tersebut mendorong penderita untuk melakukan perilaku atau ritual kompulsif untuk menyingkirkan kecemasannya.

Berikut ini merupakan beberapa gejala umum pada seseorang dengan obsessive compulsive disorder, antara lain:

  • Kecenderungan untuk memeriksa sesuatu, seperti kunci, alarm, oven, atau sakelar lampu. Selain itu, munculnya pikiran bahwa ia memiliki kondisi medis seperti kehamilan atau skizofrenia
  • Ketakutan akan hal-hal yang mungkin kotor atau takut akan terkontaminasi kuman atau kotoran lain.
  • Simetri dan ketertiban, kebutuhan untuk mengatur segala sesuatunya dengan cara tertentu.
  • Renungan dan pikiran yang mengganggu, dapat berupa pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

Berikut ini merupakan contoh perilaku yang umumnya terjadi pada penderita OCD, antara lain:

  • Takut terkontaminasi kuman atau kotoran sehingga membuat Anda mencuci tangan berkali- kali.
  • Keraguan bahwa Anda telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • Stres yang intens ketika objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
  • Mengulangi doa, kata atau frase secara tidak sadar
  • Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • Melakukan suatu aktivitas, atau menata barang dengan metode atau pola yang sama.
  • Khawatir tentang diri sendiri atau orang lain yang terluka.
  • Kesadaran konstan akan kedipan mata, pernapasan, atau sensasi tubuh lainnya.
  • Kecurigaan bahwa pasangan tidak setia, tanpa alasan untuk mempercayainya.

Baca Juga: Gejala dan Penyebab Paling Umum Gangguan Bipolar

Pengobatan

Saat ini tidak tersedia obat untuk mengobati OCD. Namun, beberapa metode perawatan mungkin dapat membantu untuk mengontrol gejalanya. Metode pengobatan umumnya berdasarkan pada tingkat keparahan OCD. Berikut ini beberapa metode yang dapat Anda lakukan, antara lain;

1. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah pola berpikir penderita. Dokter akan menempatkan penderita dalam situasi yang dirancang untuk menciptakan kecemasan atau memicu kompulsi. Pasien akan belajar mengontrol respon dan kemudian menghentikan pikiran atau tindakan OCD.

2. Relaksasi

Hal-hal sederhana seperti meditasi, yoga, dan pijat dapat membantu mengatasi gejala OCD yang membuat stres.

3. Penggunaan obat

Obat psikiatri atau inhibitor reuptake serotonin selektif dapat membantu mengendalikan obsesi dan kompulsi. Obat tersebut mungkin membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan untuk mulai bekerja. Pastikan Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum mengonsumsinya.

4. Neuromodulasi

Dalam kasus yang jarang terjadi, ketika terapi dan pengobatan tidak efektif untuk mengatasinya, dokter mungkin menyarankan metode neuromodulasi. Prosedur ini menggunakan perangkat yang mengubah aktivitas listrik pada area otak tertentu untuk merangsang sel saraf.

Baca Juga: Ketahui Ciri-Ciri Mental Illness dan Faktor Penyebabnya

Sumber

Healthline. 2020. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). www.healthline.com

Mayo Clinic. 2020. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). www.mayoclinic.org

NHS. 2019. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). www.nhs.uk

WebMD. 2020. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD). www.webmd.com