Ketahui Jenis Kontraksi Selama Kehamilan

Ketahui Jenis Kontraksi Selama Kehamilan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 27 Juli 2023

Kontraksi tidak hanya terjadi pada kehamilan yang sudah mendekati masa persalinan saja. Pasalnya pada beberapa kasus, ibu hamil dengan usia kandungan yang terbilang masih muda dan jauh dari hari perkiraan lahir (HPL) juga dapat merasakan kontraksi.

Biasanya kontraksi ditandai dengan perut yang terasa kencang dan mengeras, seperti halnya kram perut. Sering kali rasa kram ini berawal dari punggung bawah hingga ke bagian depan perut.

Bagi perempuan yang baru memiliki pengalaman menjadi ibu hamil mungkin akan merasakan kebingungan dan kekhawatiran saat mengalami kontraksi. Bahkan tak sedikit beranggapan bahwa sang bayi akan segera lahir.

Padahal, ada beberapa jenis kontraksi yang mungkin akan Anda alami selama masa kehamilan dan tak semua kontraksi menjadi tanda bahwa Si Kecil akan segera lahir.

Lantas apa saja jenis-jenis kontraksi yang mungkin akan dialami ibu hamil?

Baca Juga: Cara Menghitung Tanggal Kelahiran, Ibu Hamil Wajib Tahu!

Jenis Kontraksi pada Ibu Hamil

Tidak selamanya perut terasa kencang saat hamil menandakan bahwa Anda sedang mengalami kontraksi. Perlu Anda ketahui, perut kencang bisa saja hanya sebagai reaksi bahwa bayi sedang melakukan pergerakan saja.

Agar tidak salah dalam mendiagnosis, Anda perlu mengetahui berbagai jenis kontraksi beserta dengan gejala atau tanda yang ditimbulkan. Berikut jenis-jenis kontraksi yang umum terjadi:

1. Kontraksi Dini

Kontraksi dini biasanya bisa terjadi pada awal kehamilan, meski usia kandungan belum mendekati masa persalinan. Biasanya kontraksi dini muncul sebagai bentuk adaptasi tubuh dengan perubahan akibat adanya kehamilan dan peregangan ligamen di sekitar rahim.

Selain itu, dehidrasi, sembelit, dan nyeri pada perut juga menjadi faktor penyebab ibu hamil mengalami kontraksi dini.

Meski kontraksi dini termasuk kondisi yang umum terjadi, bila kontraksi terus berlangsung dan disertai dengan keluarnya bercak darah, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebab pada beberapa kasus, kontraksi dini disertai dengan keluarnya darah menjadi salah satu tanda kehamilan ektopik yang berkemungkinan menyebabkan keguguran.

2. Kontraksi Braxton-Hicks (Kontraksi Palsu)

Pada usia kehamilan 4 bulan, beberapa ibu hamil mungkin akan mengalami kontraksi braxton-hicks atau kerap disebut kontraksi palsu. Biasanya kontraksi palsu terjadi secara tidak teratur dan cenderung tidak menyakitkan. Bahkan, durasi kontraksi hanya berlangsung selama 30 menit sekali saja dengan durasi sekitar 30 detik.

Umumnya, kontraksi palsu ditandai dengan:

• Intensitas kontraksi cenderung stabil dan tidak meningkat
• Tidak menyakitkan namun hanya menimbulkan sensasi tidak nyaman pada perut ibu hamil
• Kontraksi bisa di daerah selangkangan atau bagian depan tubuh

Perlu Anda ketahui, membedakan kontraksi palsu dengan asli cukup sulit. Untuk mengatasi kontraksi palsu, Anda bisa melakukan relaksasi dengan mandi air hangat, memperbanyak minum air putih, mengubah posisi dari berdiri ke duduk, dan istirahat yang cukup.

Apabila cara tersebut tidak meredakan kontraksi palsu dan justru Anda mengalami kontraksi yang semakin kuat, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Beda Kontraksi Palsu dengan Kontraksi Asli

3. Kontraksi Persalinan Prodromal (Kontraksi Awal)

Kontraksi persalinan prodromal kerap dialami ibu hamil pada beberapa minggu, hari, atau jam sebelum waktu persalinan. Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi persalinan prodromal sering kali lebih kuat, lebih teratur, dan intensitasnya lebih lama.

Meski terjadi sebelum mendekati waktu persalinan, bukan berarti kontraksi ini merupakan tanda kelahiran. Para dokter menyebutkan bahwa kontraksi prodromal ini dapat membantu bayi ke posisi yang tepat sebelum waktu persalinan tiba.

Beberapa gejala persalinan prodromal meliputi:

• Tidak ada perubahan serviks setelah 24 sampai 36 jam.
• Berbaring tidak membantu kontraksi hilang
• Kontraksi cenderung lebih kuat dan jarang terjadi.

4. Kontraksi Persalinan Prematur

Early labor atau persalinan prematur adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami kontraksi teratur saat usia kandungan masih di bawah 37 minggu. Biasanya kontraksi prematur terjadi setiap 10-12 menit selama lebih dari 1 jam.

Saat mengalami kontraksi persalinan prematur, mungkin ibu hamil akan merasakan sakit punggung, tekanan di panggul dan perut, serta nyeri kram. Apabila mengalami gejala tersebut disertai dengan pendarahan pada vagina, diare, atau keluar cairan encer, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter.

5. Kontraksi Persalinan

Menjelang persalinan, ibu hamil juga akan mengalami kontraksi persalinan aktif. Pada kondisi ini, serviks mulai melebar hingga 6 cm yang artinya ibu hamil sudah siap melahirkan.

Selain pelebaran serviks, Anda juga akan merasakan beberapa gejala bersamaan dengan kontraksi. Adapun gejalanya antara lain:

• Kontraksi setiap 5 menit sekali atau lebih sering
• Kontraksi berlangsung sekitar 40 detik atau lebih
• Rahim terasa tegang
• Timbul rasa sakit dan tekanan yang signifikan di punggung, terlebih ketika kepala bayi bergerak menuju jalan lahir.

Dengan mengenali jenis-jenis kontraksi beserta cirinya, Anda akan lebih mudah mendeteksi jika waktu persalinan akan segera tiba dan bisa segera mengetahui jika memang ada tanda bahaya yang dapat mengancam kandungan.

Jika Anda mengalami kontraksi, Anda bisa mencatat durasi, jeda waktu, dan intensitasnya. Kemudian, cobalah untuk berbaring selama beberapa menit. Jika kontraksi tak kunjung membaik dan intensitasnya justru semakin sering bahkan disertai dengan keluarnya cairan, Anda perlu segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.

Baca Juga: Ketahui Gangguan Mirror Syndrome pada Ibu Hamil