Apa Penyebab Disorientasi dan Gejalanya

Apa Penyebab Disorientasi dan Gejalanya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 19 Agustus 2023

 

Disorientasi adalah perasaan kebingungan yang dapat mengganggu kemampuan Anda untuk mengidentifikasi di mana Anda berada, siapa Anda, waktu, tempat atau keadaan lokasi Anda berada. Disorientasi adalah kebalikan dari orientasi, yaitu keadaan pemahaman atau arah yang jelas. Kondisi ini akibat oleh penyakit, penyalahgunaan obat-obatan, infeksi, atau salah satu dari banyak penyebab lainnya.

Disorientasi seringkali bersamaan dengan gejala lain seperti:

  • Kebingungan, atau tidak dapat berpikir dengan jelas
  • Delirium, atau menjadi bingung dan memiliki perhatian yang terganggu
  • Delusi, kondisi yang tidak dapat membedakan mana yang nyata atau tidak
  • Agitasi, perasaan agresif dan gelisah
  • Halusinasi, seperti mendengar atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Kenali Gejala dan Penyebab Alzheimer

Penyebab

Penyebab umum kondisi disorientasi adalah demensia, merupakan kondisi yang mempengaruhi perilaku, pola pemikiran dan kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Berikut ini merupakan beberapa penyebab umum dari disorientasi:

Delirium dan demensia

Adalah dua penyebab umum disorientasi. Delirium adalah kondisi akibat oleh fungsi otak abnormal secara tiba-tiba. Kondisi ini hanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan dapat dipicu oleh obat-obatan, infeksi, dan trauma.

Suatu hal sederhana seperti perubahan lingkungan juga dapat memicu delirium. Misalnya, beberapa orang dewasa yang tengah dirawat di rumah sakit setelah operasi, atau setelah melakukan perawatan intensif mungkin juga dapat mengalami delirium.

Ada tiga jenis delirium, antara lain:

  • Hiperaktif. Dapat menyebabkan halusinasi dan perilaku gelisah
  • Hipoaktif. Dapat menyebabkan kantuk dan perilaku penarikan diri dari lingkungan
  • Campuran antara hiperaktif dan hipoaktif. Dapat menyebabkan kedua jenis perilaku tersebut.

Delirium ditandai dengan:

  • Kemampuan berpikir berkurang
  • Perhatian yang buruk
  • Halusinasi
  • Pola bicara yang tidak normal

Delirium sering terjadi dengan cepat, atau menghilang dalam beberapa hari atau minggu, dan sifatnya naik turun secara tidak pasti.

Sedangkan demensia adalah kondisi dimana terjadi penurunan kemampuan berfikir dan mengingat yang umumnya terjadi pada lansia diatas usia 65 tahun.

Perbedaan diantara keduanya yaitu delirium ada penurunan kesadaran sedangkan demensia tidak. Di sisi lain, demensia berkembang lebih lambat dari delirium. Umumnya merupakan kondisi permanen dan menyebabkan gejala yang konsisten. Disorientasi dan kehilangan ingatan jangka pendek bisa menjadi beberapa tanda awal kondisi demensia.

Obat-obatan

Disorientasi dapat menjadi efek samping dari penyalahgunaan beberapa obat, termasuk alkohol, ganja, dan resep obat-obatan. Efek withdrawal atau penarikan dari obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan disorientasi.

Penyebab lainnya

Gangguan fisik berikut ini juga dapat menyebabkan disorientasi, antara lain:

  • Amnesia
  • Keracunan karbon monoksida
  • Arteritis serebral, atau radang arteri pada otak
  • Sirosis dan gagal hati
  • Infeksi sistem saraf pusat, seperti penyakit ensefalitis atau meningitis
  • Kejang parsial kompleks
  • Gegar otak
  • Dehidrasi
  • Overdosis obat
  • Kelainan elektrolit
  • Epilepsi
  • Demam
  • Penyakit yang berhubungan dengan panas
  • Hipoglikemia atau hiperglikemia
  • Hipotermia
  • Hipotiroidisme atau hipertiroidisme
  • Hipoksia, atau berkurangnya suplai oksigen
  • Jaringan kulit abnormal pada otak seperti tumor atau hematoma
  • Penyakit mitokondria
  • Hipotensi ortostatik
  • Gagal ginjal
  • Sindrom reye
  • Sepsis
  • Stroke
  • Kekurangan vitamin
  • Gangguan vestibular, yang mempengaruhi telinga bagian dalam

Hal yang Perlu Diperhatikan

Pertama kali yang harus Anda atau anggota keluarga lakukan adalah dengan mencari bantuan medis, saat mengalami disorientasi. Berikut ini adalah informasi yang mungkin berguna untuk Anda atau anggota keluarga dalam mengatasi disorientasi, termasuk delirium, sebagai berikut:

  • Melacak riwayat medis.
  • Pastikan Anda memiliki daftar semua obat yang dikonsumsi.
  • Pengetahuan Anda tentang kebiasaan, riwayat kondisi kesehatan, dan gejalanya dapat membantu dokter Anda untuk melakukan diagnosis.
  • Mencoba untuk membuat lingkungan menjadi akrab dan nyaman untuk penderita.
  • Perubahan lokasi dapat menyebabkan disorientasi. Dengan menggunakan benda-benda yang dapat mengingatkan penderita dapat membantu mengarahkannya.
  • Mendekatkan diri, dengan kehadiran Anda di sekitar dapat memberikan kepastian dan kenyamanan. Keakraban Anda dengan anggota keluarga yang memiliki disorientasi dapat membantu menentukan perilakunya.
  • Anda dapat membantu mendorong anggota keluarga dengan disorientasi untuk melakukan pemeriksaan.
  • Dan hubungi rumah sakit terdekat jika penderita dalam bahaya, seperti melukai diri sendiri atau orang lain.

Perawatan

Perawatan yang dapat dilakukan tergantung pada penyebab disorientasi tersebut, karena hal ini seringkali hilang setelah penyebab yang mendasarinya diobati. Jika Anda melakukan perawatan pada orang dengan demensia, Anda dapat membantu mereka dengan menyimpan barang-barang yang masih mereka kenali di sekitar mereka, terutama di dalam rumah. Atur benda-benda dan furniture, sehingga penderita dapat dengan mudah mengenali dan menemukan jalan mereka.

Orang dengan demensia sering tiba-tiba bingung, bahkan di lingkungan yang sebelumnya sudah familiar. Jika penderita demensia keluar dari lingkungan rumah, pastikan mereka membawa identitas, termasuk nama, alamat, dan nomor kontak darurat anggota keluarga Anda.

Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ketahui Beda Demensia dan Alzheimer

Healthline. (2019). What Causes Disorientation?. www.healthline.com

WebMD. (2020). Conditions That Cause Sudden Confusion. www.webmd.org

Healthdirect. Disorientation. www.healthdirect.gov.au

NHS. (2021). Sudden confusion (delirium). www.nhs.uk