7 Penyakit Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

7 Penyakit Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnama Sari

Bagi seorang wanita, mengetahui dirinya hamil akan membawa dua perasaan berbeda. Rasa senang menyambut anggota keluarga baru dan rasa khawatir seandainya di masa kehamilan akan terjadi masalah.

Kebanyakan kehamilan bisa berkembang tanpa ada masalah kesehatan yang berarti. Tapi setidaknya 8% dari semua kehamilan bisa menimbulkan beragam komplikasi yang jika tidak diatasi akan membahayakan baik ibu maupun janin yang dikandung. Beberapa macam komplikasi berhubungan dengan masalah kesehatan yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Tapi ada juga yang terjadi mendadak di masa mengandung dan tidak bisa dihindari.

Ada beberapa penyakit kehamilan yang tidak boleh Anda anggap sepele selama masa mengandung. Simak uraian berikut ini!

1. Preeklampsia

Salah satu masalah kehamilan yang kerap terjadi adalah tekanan darah yang mendadak tinggi dan menyebabkan kerusakan organ-organ tertentu seperti ginjal. Preeklampsia biasanya terjadi setelah usia kehamilan menginjak 20 minggu. Jika tekanan darah tidak bisa normal kembali, ini dapat mengakibatkan komplikasi serius bagi ibu dan bayi termasuk kurangnya aliran darah ke plasenta dan risiko penyakit jantung yang tinggi.

Gejala preeklampsia yang umum adalah pembengkakan pada tangan dan kaki (perlu dicatat bahwa pembengkakan semacam ini juga bisa terjadi pada kehamilan normal, tidak mutlak menjadi tanda preeklampsia). Sesak napas, sakit kepala hingga buang air kecil yang sedikit dari biasanya juga merupakan pertanda preeklampsia.

2. Anemia

Anemia merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Wanita yang mengalami anemia semasa kehamilan mungkin merasa mudah lelah dan lemah. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat. Untuk mengetahui apakah Anda kekurangan zat besi atau tidak selama kehamilan, lakukan pemeriksaan di pusat layanan kesehatan terdekat.

Baca Juga: Pentingnya Vitamin B Kompleks bagi Ibu Hamil

3. Diabetes

Meskipun seorang wanita tidak memiliki diabetes sebelum kehamilan, penyakit ini bisa muncul saat sedang mengandung. Diabetes di masa kehamilan dikenal dengan istilah diabetes gestasional. Meski sifatnya sementara dan biasanya akan hilang setelah melahirkan, kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena dapat membahayakan janin. Tanpa penanganan yang tepat, diabetes ini mungkin akan berlanjut setelah persalinan.

Dokter biasanya menyarankan untuk mengendalikan diabetes setidaknya 3 hingga 6 bulan sebelum program kehamilan. Tapi jika sudah terlanjur muncul, pengobatan hingga perubahan pola makan dapat membantu gula darah ibu hamil kembali normal.

Baca Juga: Pentingnya Mengontrol Gula Darah bagi Ibu Hamil

4. Infeksi Saluran Kemih Eksternal (ISK)

ISK merupakan infeksi bakteri yang menyerang saluran kemih di masa kehamilan. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, demam, kelelahan, sering buang air kecil, perut bagian bawah terasa seperti tertekan, urin berbau tidak enak dan kelihatan keruh hingga mual dan nyeri punggung.

Jika Anda merasa memiliki gejala-gejala di atas, penting untuk berkunjung ke klinik terdekat dan melakukan uji urin. Jika hasilnya positif, Anda akan diberi obat anti biotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.

5. Migrain

Migrain merupakan salah satu keluhan yang akan semakin sering muncul di masa kehamilan, meski sebagian wanita tidak mengalaminya saat hamil. Karena obat-obatan yang biasa Anda minum untuk mengobati migrain biasanya tidak boleh dikonsumsi saat hamil, Anda harus meminta saran dari dokter. Jika sakit kepala terasa sangat parah, dokter Anda akan memberikan obat atau treatment untuk meringankan sakit yang ada tanpa harus membahayakan kondisi janin yang dikandung.

6. Sembelit

Penyakit kehamilan yang paling sering terjadi yaitu sembelit. Sembelit atau konstipasi merupakan kondisi sulit, jarang buang air besar, dan keluarnya tinja yang keras. Kondisi ini juga mempengaruhi sebagian wanita selama kehamilan mereka.

Konstipasi pada wanita hamil sebagian besar terjadi karena perubahan hormon yang mengendurkan otot usus karena tekanan rahim yang mempengaruhi usus.

7. Gangguan Kondisi Mental

Kehamilan tidak hanya mengubah bentuk tubuh wanita secara fisik. Perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh bisa memicu munculnya beragam masalah kesehatan mental seperti depresi. Apalagi jika di masa kehamilan ibu merasa kekurangan perhatian. Kondisi ini bisa semakin parah lagi. Adapun gejala depresi yang biasa muncul antara lain suasana hati yang sedih, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya menghibur, perubahan pola makan dan tidur, susah berpikir, berkonsentrasi hingga membuat keputusan dan lain sebagainya.

Ibu hamil memang rentan terserang berbagai macam gangguan kesehatan semasa kehamilan. Agar tidak berkembang semakin parah dan berakibat buruk pada janin yang dikandung, lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala hingga waktu bersalin tiba.

Baca Juga: Pentingnya “Me Time” agar Jauh dari Stress

Sumber


Centers for Disease Control and Prevention (2019). Pregnancy Complications. www.cdc.gov
Self (2016). 7 Health Issues Pregnant Women Need To Watch Out For. www.self.com
Women’s Health (2019). Pregnancy Complications. www.womenshealth.gov
John Hopkins Medicine (2019). 4 Commons Pregnancy Complications. www.hopkinsmedicine.org