Tanda dan Penyebab Perilaku Impulsif

Tanda dan Penyebab Perilaku Impulsif

Penulis: Dita | Editor: Umi

Perilaku impulsif atau impulsivitas merupakan kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir. Misalnya, ketika seseorang akan mengatakan sesuatu, membeli barang yang tidak direncanakan atau berlari ke seberang jalan tanpa melihat.

Sampai taraf tertentu, perilaku semacam ini adalah hal yang biasa terjadi terutama pada anak-anak dan remaja. Hal ini juga bukan merupakan tanda masalah.

Biasanya mereka bertindak impulsif karena otak mereka masih berkembang. Tapi dalam beberapa kasus, impulsivitas bisa menjadi pertanda adanya kondisi kejiwaan tertentu.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Borderline Personality Disorder (BDP) dan Penyebabnya 

Tanda-tanda Perilaku Impulsif

Orang dengan perilaku impulsif bertindak sangat spontan. Mereka sama sekali tidak punya pertimbagan tentang bagaimana tindakan mereka itu bisa berpengaruh kepada orang lain.

Mereka juga tidak akan menanyakan tentang bagaimana perasaan mereka tentang hal tersebut nantinya. Beberapa contohnya antara lain:

  • Bingeing. Terlalu memanjakan diri dalam hal-hal tertentu, seperti terus-terusan berbelanja, terus-terusan berjudi atau terus-terusan makan.
  • Merusak properti. Menghancurkan barang milik sendiri dan orang lain pada saat marah.
  • Eskalasi masalah. Menganggap sebuah situasi kecil menjadi hal yang mendesak dan memandangnya lebih besar dari yang seharusnya.
  • Sering meledak-ledak. Orang yang mengalami perilaku impulsif sering kali kehilangan ketenangan bahkan tanpa alasan.
  • Sering memulai sesuatu dari awal. Tiba-tiba bergabung atau keluar dari grup, atau membersihkan papan tulis untuk mengulangi lagi dari awal.
  • Menyakiti diri sendiri karena kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan.

Anak-anak atau remaja juga kerap berperilaku impulsif. Ini karena mereka belum memahami sepenuhnya bahwa tindakan yang mereka lakukan akan berdampak pada orang lain. Mereka mungkin tidak memahami bahwa tindakan mereka mengakibatkan konsekuensi tertentu di luar keinginan mereka. Beberapa contohnya, seperti:

  • Mengabaikan bahaya. Berlari ke jalan tanpa melihat kanan-kiri atau melompat ke kolam renang meski mereka tahu tidak bisa berenang
  • Sering menyela percakapan
  • Melakukan tindakan fisik yang membahayakan, seperti mendorong orang lain atau melemparkan sesuatu saat marah
  • Merebut sesuatu yang mereka inginkan alih-alih menunggu giliran
  • Berteriak frustasi.

Baca Juga: Tips Mencari dan Memilih Psikiater yang Sesuai dan Tepat

Penyebab Perilaku Impulsif

Perilaku impulsif bisa menjadi pertanda adanya masalah pada kejiwaan seseorang. Beberapa penyebab yang umum adalah:

1. ADHD

Dikenal juga dengan gangguan pemusatan perhatian, ADHD juga kerap membuat penderitanya berperilaku impulsif.

Beberapa contohnya antara lain menyela orang lain yang sedang berbicara, meneriakkan jawaban saat diberi pertanyaan, atau kesulitan menunggu giliran saat mengantre.

2. Gangguan Bipolar

Gangguan otak ini memengaruhi suasana hati, tingkat energi dan kemampuan penderitanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Impulsif bisa muncul dalam perilaku seperti kebiasaan belanja yang ekstrem atau penyalahgunaan obat-obatan.

3. Gangguan Kepribadian Antisosial

Orang dengan gangguan ini umumnya tidak memerhatikan mana yang benar dan salah. Mereka juga cenderung memperlakukan orang lain dengan buruk tanpa memikirkan konsekuensinya.

Perilaku impulsif yang berhubungan dengan kondisi ini antara lain penyalahgunaan obat-obatan dan mengalami kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.

4. Gangguan Kontrol Impuls

Kasus untuk kondisi ini jarang ditemukan. Orang yang mengalaminya akan bertindak untuk melakukan hal-hal yang merugikan diri mereka dan orang lain atau melakukan tindakan yang tidak dapat diterima secara sosial atau hukum.

Contohnya adalah gangguan eksplosif intermiten (kecenderungan untuk sering kehilangan kesadaran, biasanya dalam bentuk ledakan singkat yang bahkan bisa dipicu oleh masalah kecil).

Contoh gangguan kontrol impuls lainnya adalah trikotilomania di mana penderitanya tidak bisa berhenti mencabuti rambut baik di kepala, alis, kelopak mata atau bagian tubuh lainnya).

5. Cedera Otak atau Stroke

Cedera otak atau stroke ternyata juga bisa menyebabkan perubahan perilaku termasuk impulsivitas.

Kapan Harus ke Dokter?

Perilaku impulsif bisa menyebabkan perilaku tidak pantas lainnya dengan konsekuensi yang berpotensi serius. Riset menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku impulsif dengan:

  • Kecenderungan bunuh diri pada orang yang memiliki gangguan kepribadian ambang
  • Penyalahgunaan obat-obatan pada mereka yang menggunakan banyak obat
  • Depresi
  • Episode manik (peningkatan mood secara intens).

Penelitian lain juga menunjukkan adanya hubungan antara tindakan impulsif dengan perilaku kekerasan.

Jika Anda atau anak Anda sering melakukan tindakan impulsif, jangan ragu untuk menemui dokter. Anda bisa berkonsultasi ke dokter umum atau dokter anak terlebih dahulu.

Jika kondisinya dianggap membahayakan, mereka akan merujuk Anda ke spesialis kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Mengenal PTSD, Penyebab dan Gejalanya

Sumber

Verywell Mind (2020). What is Impulsivity? www.verywellmind.com

Healthline (2020). Is Impulsive Behavior a Disorder? www.healthline.com

Webmd (2019). What is Impulsivity? www.webmd.com

Psychology Today (2019). The Difference Between Being Impatient and Impulsive. www.psychologytoday.com