Pruritus Ani (Anus Gatal): Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Pruritus Ani (Anus Gatal): Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Penulis: Ericha | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 8 Februari 2023

 

Pruritus ani atau anus gatal adalah masalah kulit yang ditandai dengan rasa gatal di sekitar anus. Pruritus ani sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala umum dari berbagai kondisi.

Penyebab anus gatal sering berkaitan dengan masalah kulit, seperti keringat berlebih dan kelembapan di sekitar anus, wasir, diare, infeksi jamur dan bakteri, serta penggunaan sabun atau tisu toilet yang tidak cocok sehingga membuat kulit sekitar anus sensitif dan mudah iritasi.

Baca Juga: Anus Terasa Gatal? Ketahui Penyebabnya

Apa Saja Gejala Anus Gatal?

Rasa gatal yang muncul sering kali membuat penderitanya merasa ingin menggaruk daerah anus yang sulit ditahan. Dorongan untuk menggaruk bisa terjadi kapan saja. Namun, rasa gatal bisa menjadi lebih buruk pada malam hari atau setelah buang air besar.

Selain anus yang terasa gatal, Anda mungkin juga mengalami sensasi terbakar, rasa sakit, munculnya lesi atau ruam merah di sekitar perianal (kulit dekat anus), pembengkakan, hingga disertai bisul.

Gejala pada anus gatal jarang merupakan keadaan darurat medis. Namun, jika gatal pada anus disertai pendarahan dari rektum, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Perdarahan yang terjadi mungkin menandakan perdarahan gastrointestinal berulang.

Selain itu, konsultasikan pada dokter jika rasa gatal yang Anda rasakan mengganggu aktivitas sehari-hari dan semakin parah bahkan setelah perawatan mandiri.

Diagnosis Anus Gatal

Dalam mendiagnosa penyebab pruritus ani, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, riwayat medis pasien, pola makan, serta cara pasien membersihkan anus setelah BAB.

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan, pendarahan di sekitar anus, pembengkakan yang bisa menandakan wasir, infeksi, serta daging yang tumbuh abnormal (seperti kutil).

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan internal yang disebut pemeriksaan colok dubur. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan sarung tangan medis dan diberi pelumas, kemudian satu atau dua jari dimasukkan perlahan-lahan ke dalam lubang anus pasien, hingga dapat meraba lapisan mukosa rektum.

Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi masalah tertentu yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, seperti wasir, perdarahan rektal, dan tumor anus.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga merekomendasikan tes laboratorium, seperti tes sampel feses untuk mendeteksi adanya infeksi parasit atau cacing.

Baca Juga: Kanker Anus: Gejala, Faktor Risiko dan Pengobatan

Bagaimana Langkah Pengobatan Anus Gatal yang Tepat?

Pengobatan anus gatal tergantung pada penyebabnya. Umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan termasuk:

  • Obat kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal, seperti krim atau salep yang mengandung 1% hidrokortison, dapat membantu meredakan gatal dan iritasi. Krim atau salep dapat dioleskan dua atau tiga kali ke area gatal setiap hari
  • Obat antibiotik. Obat antibiotik atau antijamur dapat diresepkan jika ada infeksi.

Selain pengobatan medis, Anda juga bisa melakukan perawatan mandiri untuk membantu mengobati anus gatal. Perawatan mandiri yang bisa Anda lakukan antara lain:

  • Tahan keinginan untuk menggaruk. Rasa gatal biasanya akan lebih buruk di malam hari, sehingga Anda mungkin secara tidak sadar menggaruk area anus saat tidur. Gunting kuku jari Anda dan bila perlu kenakan sarung tangan katun sebelum tidur untuk mencegah iritasi akibat menggaruk anus saat tidur secara tidak sadar.
  • Jaga agar area perianal tetap bersih dan kering. Gunakan air jernih untuk membersihkan daerah perianal setelah BAB. Lalu tepuk-tepuk dengan lembut area tersebut menggunakan tisu toilet atau handuk sampai kering.
  • Jangan gunakan sabun yang mengandung parfum saat membersihkan area anus, atau menggosok kuat-kuat dengan tisu toilet.
  • Hindari penggunaan krim wangi, losion, bedak, atau produk lain yang dapat menyebabkan iritasi pada area tersebut.
  • Konsumsi makanan berserat tinggi. Pola makan yang sehat dapat membantu mencegah diare atau sembelit, serta memastikan buang air besar secara teratur.
  • Hindari makanan yang dapat memicu gatal, seperti makanan pedas atau asam, serta minuman berkafein.
  • Hindari mengenakan pakaian dalam yang ketat. Pastikan pakaian dalam longgar dan sering diganti.
  • Gunakan pakaian dalam dari katun sehingga membantu menyerap kelembapan lebih baik daripada kain sintetis. Cuci pakaian dengan deterjen bebas pewangi.

Cara Mencegah Anus Gatal

Pencegahan sederhana bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan gatal pada anus Anda. Selain menjaga kebersihan dan mengenakan pakaian longgar, tips berikut bisa membantu mencegah munculnya gatal pada anus:

  • Menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga dapat membantu melancarkan pencernaan untuk mencegah diare dan wasir.
  • Menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik, termasuk menahan diri dari menggaruk serta menjaga area anus bersih dan kering.
  • Mengenakan pakaian longgar berbahan katun dapat meminimalkan iritasi dan kelembapan kulit Anda.
  • Menghindari penggunaan sabun dan tisu dengan pewarna dan pewangi bisa mencegah iritasi kulit yang menyebabkan anus gatal.

Baca Juga: Penting! Ketahui 7 Penyebab Miss V Terasa Gatal

 

Sumber

Cleveland Clinic. (2018). Pruritus Ani (Anal Itching): Types, Causes, Diagnosis. www.my.clevelandclinic.org.

Healthline. (2019). Itchy Anus: Causes, Symptoms, and Diagnosis. www.healthline.com.

MedicineNet. (2019). How to Stop Anal Itching (Pruritus Ani). www.medicinenet.com.

Patient. (2020). Itchy Anus/Bottom (Pruritus Ani). www.patient.info