Air Ketuban Ibu Hamil Sedikit: Penyebab dan Penanganan

Air Ketuban Ibu Hamil Sedikit: Penyebab dan Penanganan

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Air ketuban memiliki fungsi yang sangat penting selama kehamilan hingga jelang kelahiran bayi. Salah satunya berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.

Selama kehamilan, cairan ketuban bertugas menjadi bantalan yang melindungi bayi dari cedera dan memberikan ruang untuk pertumbuhan, gerakan, dan perkembangan. Cairan ketuban juga memfasilitasi pertukaran nutrisi, air, dan produk biokimia antara ibu dan janin. Selain itu, cairan ketuban membantu menjaga agar tali pusat tidak terjepit di antara bayi dan dinding rahim.

Karena fungsi-fungsi penting tersebut, cairan ketuban menjadi indikator dalam menilai kesehatan dan kesejahteraan bayi. Terutama dengan melihat volume cairan yang ada di kantung ketuban. Lantas, bagaimana jika volume air ketuban terlalu sedikit atau rendah?

Baca Juga: Perlukah Ibu Hamil Mendapat Vaksin Tetanus?

Kondisi Air Ketuban Ibu Hamil Sedikit

Volume cairan ketuban sedikit atau disebut oligohydramnios merupakan kondisi ketika jumlah ketuban lebih rendah dari idealnya sesuai usia kehamilan. Sekitar 4% perempuan hamil mengalami kondisi ini.

Oligohydramnios dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Namun, paling sering terjadi saat memasuki trimester akhir. Idealnya, volume air ketuban pada usia kehamilan 12 minggu adalah 60 ml.

Seiring waktu, jumlah tersebut bertambah hingga usia kehamilan mencapai 34–38 minggu dan mulai menurun. Namun, risiko tinggi terjadi ketika cairan berkurang setengahnya pada usia kehamilan mencapai 42 minggu.

Salah satu pengukuran air ketuban bisa dilakukan dengan evaluasi indeks cairan ketuban (AFI) oleh dokter.

Jika AFI menunjukkan tidak adanya kantung cairan sedalam 2–3 cm, cairan kurang dari 5 cm, atau volume cairan kurang dari 500 ml pada kehamilan 32–36 minggu, maka kondisi tersebut dicurigai sebagai oligohidramnion.

Penyebab Air Ketuban Sedikit

Mengetahui penyebab cairan ketuban rendah ternyata penting karena dapat menentukan jenis penanganan yang tepat. Adapun faktor-faktor yang bisa menyebabkan cairan ketuban sedikit saat kehamilan, termasuk:

1. Ketuban bocor atau pecah

Robekan kecil pada selaput ketuban dapat menyebabkan kebocoran cairan. Umumnya, kebocoran terjadi saat mendekati persalinan.

2. Obat-obatan tertentu

Selama kehamilan, dokter tidak akan meresepkan obat-obatan, seperti ibuprofen atau ACE inhibitor untuk mengatasi hipertensi Anda. Hal ini karena obat-obatan tersebut dapat menyebabkan oligohidramnion.

Oleh karena itu, jika ada keluhan kesehatan, pastikan untuk selalu konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penangan yang tepat dan aman.

3. Kehamilan melewati tanggal jatuh tempo

Jika kehamilan melebihi tanggal jatuh tempo 2 minggu atau lebih, tingkat cairan ketuban akan berkurang hingga setengahnya. Sekitar 12 dari 100 kehamilan menghadapi komplikasi ini.

4. Komplikasi ibu hamil

Masalah kesehatan dan kondisi tertentu ibu hamil, seperti dehidrasi, preeklampsia, lupus, diabetes, dan hipoksia kronis bisa memengaruhi kadar cairan ketuban.

5. Kelainan pada janin

Jika ibu hamil didiagnosis dengan kadar cairan ketuban yang sedikit pada trimester pertama atau kedua, ada kemungkinan janin memiliki masalah ginjal atau sistem kemih.

Kalau salah satunya tidak berkembang dengan baik, bayi Anda tidak akan dapat menghasilkan cukup urine untuk mempertahankan kadar cairan ketuban.

6. Masalah plasenta

Beberapa kondisi, seperti hipertensi ibu, diabetes, dan hematoma plasenta bisa menyebabkan plasenta tidak dapat memasok nutrisi dan darah yang cukup pada janin. Hal tersebut terjadi karena plasenta tidak bisa mengeluarkan urine dan limbah yang dihasilkan oleh bayi. Akibatnya, cairan ketuban mungkin rendah.

Baca Juga: 7 Perubahan yang Terjadi Pada Ibu Hamil

Penanganan Air Ketuban Sedikit

Jika cairan ketuban rendah tetapi sudah mendekati waktu persalinan, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan.

Setelah dokter memeriksa tanda vital bayi, persalinan bisa menjadi pilihan paling tepat. Namun, jika usia kehamilan belum cukup untuk melakukan persalinan, dokter akan menyarankan metode lain.

Ada 2 tipe penanganan air ketuban ibu hamil rendah, yakni secara medis dan perawatan rumahan. Penangan tersebut disesuaikan dengan penyebabnya.

Penanganan secara medis:

  • Amnioinfusion: yakni pemberian infus larutan natrium klorida (NaCl) ke dalam kantung ketuban melalui kateter intrauterin.
  • Vesico-amniotic shunt: Jika bayi mengalami uropati obstruktif yang mengakibatkan rendahnya kadar cairan ketuban, dokter akan mengalihkan urine janin menggunakan vesico-amniotic shunts.

Penanganan alami:

Jika derajat oligohidramnion masih ringan, ibu hamil hanya perlu melakukan perawatan di rumah dengan cara:

  • Minum lebih banyak air
  • Makanlah buah dan sayuran yang memiliki konsentrasi air tinggi.
  • Berbaring miring ke kiri saat bersantai
  • Melakukan olahraga ringan.

Pastikan juga Anda melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan atau bidan untuk  memantau kondisi kandungan dan janin.

Baca Juga: Alasan Ukuran Perut Ibu Hamil Tampak Besar atau Kecil

Sumber

Drugs.com. (2020). Low Amniotic Fluid: Can It be Treated? www.drugs.com

Mayo Clinic. (2020). What Are The Treatment Options for Low Amniotic Fluid during Pregnancy? www.mayoclinic.com

Mom Junction. (2021). Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios): Can The Levels Be Increased? www.momjunction.com

The Health Site. (2020). Pregnancy Complications: What Is Amniotic Fluid and How To Treat It? www.thehealthsite.com

What to Expect. (2020). Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios) During Pregnancy. www.whattoexpect.com