Perlukah Ibu Hamil Mendapat Vaksin Tetanus?

Perlukah Ibu Hamil Mendapat Vaksin Tetanus?

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Pada 21 Mei 2016, badan kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara yang telah bebas dari kasus tetanus pada ibu hamil (tetanus maternal neonatal/TMN).

Hal ini tentu saja merupakan kabar baik, karena ini berarti kejadian tetanus pada bayi baru lahir menjadi kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup di seluruh kabupaten di Indonesia.

Salah satu hal yang berperan besar dalam pencegahan kasus TMN adalah vaksin atau imunisasi tetanus toksoid (TT) pada wanita usia subur. Selain itu, pemberian vaksin tetanus juga penting bagi ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi sebelumnya.

Baca Juga: Efek Samping Asam Folat pada Ibu Hamil

Bahaya Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, yang terkontaminasi tanah, kotoran hewan, atau melalui benda berkarat.

Luka yang mengalami infeksi bakteri clostridium tetani ini bisa menghasilkan racun dalam tubuh (neurotoxin). Akibatnya, terjadi kontraksi atau kaku otot-otot kepala dan leher mengencang.

Kondisi otot yang mengencang pada area kepala dan leher tersebut menyebabkan seseorang mengalami kesulitan membuka mulut atau menelan. Oleh karena itu, tetanus juga disebut ‘lockjaw’.

Komplikasi tetanus serius yang dapat timbul meliputi patah tulang, kesulitan bernapas, pneumonia aspirasi, dan emboli paru. Bahkan karena tingkat komplikasi yang tinggi, dengan perawatan medis yang baik, 10-20% orang dengan tetanus meninggal karena penyakit ini.

Meski begitu, tetanus bukan penyakit menular dan bisa dicegah yakni dengan vaksinasi. Oleh karena itu, pemberian dosis vaksin perlu diberikan, termasuk pada ibu hamil yang memiliki risiko mengalami TMN.

Bahaya Tetanus pada Ibu Hamil

Secara umum, ada dua kategori TMN, yakni tetanus maternal (TM) dan tetanus neonatal (TN).

Tetanus maternal yaitu tetanus yang terjadi pada kehamilan dan 6 minggu setelah melahirkan. Sedangkan TN adalah tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir usia hari ke-3 dan 28.

Tetanus neonatal sering disebut sebagai ‘silent killer’ karena menjadi penyebab banyak bayi baru lahir meninggal. Apalagi di negara-negara berkembang yang fasilitas kesehatannya masih belum memadai, sehingga bayi tidak tertangani dengan baik.

Namun, kematian akibat tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir bisa dengan mudah dicegah dengan vaksinasi. Selain itu, persalinan dan penanganan tali pusat yang higienis juga berperan penting dalam mencegah TMN.

Tetanus maternal neonatal sendiri merupakan salah satu masalah kesehatan penting yang menjadi perhatian pemerintah melalui kementerian kesehatan.

Di Indonesia upaya pengendalian masalah tersebut dilakukan dengan cara:

  • Imunisasi tetanus pada bayi, anak sekolah, dan wanita usia subur
  • Menargetkan imunisasi tetanus di tingkat kabupaten/kota dengan risiko tinggi
  • Meningkatkan persalinan aman risiko dan perawatan tali pusar yang benar.

Pentingnya Vaksin Tetanus Bagi Ibu Hamil

Banyak wanita hamil yang mungkin merasa ragu untuk melakukan vaksinasi. Memang tidak semua vaksin bisa dilakukan, akan tetapi vaksin tetanus toksoid (TT) termasuk yang dianjurkan saat hamil.

Bahkan vaksin TT telah diberikan di seluruh dunia sejak 1960 guna mencegah tetanus pada bayi baru lahir.

Infeksi tetanus pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran atau tetanus diturunkan pada bayi saat lahir. Oleh karena itu, pemberian vaksin tetanus menjadi penting karena dapat menurunkan dan mencegah risiko itu terjadi.

Apalagi, pemberian vaksin tetanus terbukti tidak meningkatkan risiko masalah kehamilan, seperti prematur, preeklamsia, dan cacat lahir bawaan.

Kapan Waktu Pemberian Vaksin Tetanus pada Ibu Hamil?

Vaksin yang mungkin akan Anda peroleh saat hamil adalah vaksin tetanus toksoid (TT) atau kombinasi tetanus-diphtheria-pertussis (Tdap). Pemberian vaksin tentu saja setelah konsultasi dengan dokter kandungan baik di puskesmas, posyandu, atau rumah sakit.

Untuk vaksin Tdap, biasanya diberikan pada trimester ketiga kehamilan. Sedangkan vaksin TT diberikan setidaknya 2 kali selama kehamilan dengan jarak 4 minggu.

Namun, jika ibu hamil belum pernah melakukan vaksinasi tetanus sebelumnya, dosis yang mungkin diberikan adalah 3 kali dengan jarak dosis ketiga adalah 6 bulan.

Adapun efek samping yang mungkin akan Anda rasakan setelah mendapatkan vaksin tetanus meliputi nyeri, kemerahan, dan bengkak sementara di area suntikan.

Selain itu, beberapa orang mungkin akan mendapatkan demam dan sakit kepala. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena biasanya efek ini akan hilang dengan cepat.

Baca Juga: Protein Urine Berlebih pada Anak dan Ibu Hamil, Apakah Berbahaya?

Sumber

CDC. (2017). Pregnancy and Pertussis: Vaccine Safety. www.cdc.gov

Infectious Diseases Advisor. (2018). Pregnant Women Commonly Refuse Vaccine. www.infectiousdiseasesadvisor.com

Mother to Baby. (2020). Tetanus, Diphtheria, and Pertussis Vaccine. www.mothertobaby.org

Smart Parenting. (2020). Pregnant Women Need to Get Vaccinated Against Tetanus. www.smartparenting.com.ph

Verywell Health. (2021). Getting Tdap Vaccine When You’re Pregnant. www.verywellhealth.com

What to Expect. (2020). Tdap Vaccine During Pregnancy. www.whattoexpect.com