Kiat Mengasuh Anak Autis untuk Orang tua

Kiat Mengasuh Anak Autis untuk Orang tua

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 15 Maret 2023

 

Menjadi orang tua anak dengan autis tentunya bukan hal yang mudah. Orang tua dengan anak autis tentunya memiliki sejumlah tantangan dan permasalahan yang dihadapi setiap hari.

Selain disiplin dan konsisten, dibutuhkan pula kesabaran dan strategi khusus dalam mengasuh anak autis.

Sebelum membahas kiat bagi orang tua, mari kita pahami sekilas mengenal konsep autis dan masalah yang sering dihadapi orang tua.

Baca Juga: Kenali Diagnosa dan Perawatan Autisme (ASD)

Memahami Autis

Gangguan spektrum autis adalah gangguan neurologis yang terjadi di masa perkembangan dan mengakibatkan seseorang mengalami gangguan interaksi sosial, komunikasi dan perilaku yang kaku, terbatas, dan repetitif.

Gangguan yang menetap seumur hidup ini merupakan sebuah gangguan neurologis, karenanya orang dengan kondisi ini disebut dengan “penyandang” dan bukan “penderita”.

Autis juga bukan merupakan penyakit, sehingga tidak dapat disembuhkan, tetapi diperlukan penanganan khusus agar mereka mampu beradaptasi dan mandiri.

Masalah Perilaku Autis

Anak autis memiliki tiga permasalahan umum, yakni hambatan berinteraksi sosial, berkomunikasi, serta adanya pola perilaku yang kaku, repetitif dan berulang.

Tiap anak autis menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Nah, berikut adalah beberapa permasalahan yang kerap muncul pada anak autis:

  • Tidak ada atau sedikit kontak mata
  • Sulit berinteraksi dengan orang lain, sulit memahami gestur dan isyarat sosial
  • Terhambat dalam mengkomunikasikan apa yang diinginkan
  • Tantrum tanpa kita ketahui sebabnya
  • Kesulitan untuk fleksibel dengan perubahan
  • Sebagian besar memiliki perilaku yang repetitif, seperti mengepakkan tangan
  • Memiliki minat yang kuat pada satu hal secara obsesif yang sering sulit dialihkan
  • Hipersensitif atau sebaliknya, hiposensitif terhadap rangsangan sensoris
  • Hiperaktif atau sebaliknya, hipoaktif

Perilaku adalah cara kita mengkomunikasikan apa yang ingin kita sampaikan. Masalah perilaku pada autis seringkali disebabkan karena minat yang terbatas serta kesulitan mereka dalam mengomunikasikan apa yang dirasakan.

Kiat untuk Orang Tua

Berikut beberapa kiat yang dapat orang tua lakukan untuk menghadapi anak autis:

1. Gunakan penguat positif

Penguatan positif seperti pujian, tepukan tangan, memberikan hadiah atau membiarkannya melakukan aktivitas yang disukai dapat memperkuat perilaku seseorang, termasuk pada penyandang autis.

Cobalah untuk lebih spesifik ketika memberikan penguat, misal mengatakan mengapa kita memberikan mereka hal tersebut.

Orang tua juga dapat mempelajari penggunaan token ekonomi. Misalnya kegiatan mengumpulkan stiker bintang yang dapat ditukarkan dengan hadiah tertentu atau aktivitas kesukaan si kecil.

2. Ajarkan mengenal emosi dan mengelolanya

Anak autis memiliki permasalahan dalam mengenal emosi, baik emosi diri sendiri maupun orang lain.

Karenanya, mulailah mengajarkan apa itu emosi senang, sedih, marah, dsb, serta bagaimana cara mengelola emosi agar tidak berlebihan.

3. Ajarkan teknik menenangkan diri

Menghadapi situasi yang tidak disukai, serta menerima perubahan adalah tantangan besar bagi penyandang autis.

Karenanya, ajarkan mereka teknik menenangkan diri seperti berhitung hingga lima, mengatur napas, dan mencari tempat tenang saat berada di tempat yang ramai dan membuatnya tidak nyaman.

4. Atur lingkungan agar lebih adaptif

Anak autis terkadang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya, suara, atau tekstur tertentu.

Jika itu terjadi pada anak Anda, cobalah meminimalisir permasalahan dengan membuat lingkungan yang lebih cocok dengan mereka.

5. Gunakan bantuan visual

Autis dikenal lebih mudah memahami hal dari gambar ketimbang kata-kata yang panjang.

Anda dapat membuat jadwal rutinitas harian, aturan di rumah, dan melabeli benda menggunakan gambar.

Anda juga dapat membuat comic strip atau social story bergambar untuk mengajarkan perilaku sosial baru untuk mereka.

Baca Juga: Benarkah Vaksin MMR Menyebabkan Autis?

6. Buatlah rutinitas dan berikan jadwal visual pada anak

Penyandang autis menyukai keteraturan yang konsisten.

Karenanya, Anda dapat membuatkan jadwal rutinitas bagi mereka disertai gambar-gambar yang dapat mereka checklist atau beri tanda jika sudah dikerjakan.

Jangan lupa ajarkan pula cara menghadapi perubahan rutinitas yang terkadang tak bisa dihindari.

7. Latih anak berkomunikasi verbal dan non verbal

Latih anak untuk berkomunikasi dengan orang tua dan keluarga ketika anak membutuhkan sesuatu.

Tuntun mereka untuk dapat berbicara dan menatap mata lawan bicara. Hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan kerja sama dan kerja keras anggota keluarga.

Bagi penyandang autis yang belum verbal, gunakan bantuan visual atau media komunikasi alternatif dan augmentatif baik media buatan sendiri atau aplikasi dari ponsel pintar Anda.

8. Jadikan keluarga dan orang terdekat untuk melatih keterampilan sosial

Ajak kakak, adik, anggota keluarga lain maupun teman sebaya untuk menjadi rekan anak dalam berinteraksi.

Latih keterampilan sosial mereka dengan pembiasaan, permainan, dan simulasi yang menyenangkan.

9. Bangun komunikasi dan kolaborasi dengan guru di sekolah dan para ahli

Membangun komunikasi dan kolaborasi dengan guru, terapis, dokter dan pihak yang terlibat dengan anak sangatlah penting.

Dengan begini, program-program yang diajarkan guru maupun terapis akan terlaksana dengan lebih optimal apabila dilanjutkan di rumah.

10. Konsisten dan terus disiplin

Berusahalah untuk konsisten terhadap aturan yang Anda buat.

Misal, Anda menerapkan penguatan positif, maka  berikan penguat hanya ketika anak berperilaku positif, dan tidak memberikan penguatan sekalipun anak tantrum memintanya.

Terapkan disiplin secara sehat. Anak perlu memahami bahwa setiap perilaku memiliki konsekuensinya sendiri.

11. Kembangkan minatnya ke arah yang lebih fungsional

Kembangkan minat anak ke arah yang lebih fungsional dan berguna bagi keterampilan hidup dan vokasionalnya.

Misal, seorang anak menyukai kancing, maka orang tua dapat mengajarkan anak meronce atau membuat prakarya dengan kancing.

Atau, seorang anak yang suka mencium bau-bauan dapat diarahkan untuk menjadi ahli parfum.

12. Bergabunglah dengan komunitas yang sesuai agar dapat saling menguatkan

Tidak ada salahnya bergabung dalam komunitas bagi orang tua dengan anak autis yang kini hadir, baik secara daring, maupun secara langsung.

Bergabung dengan komunitas ini akan membuat Anda memperoleh penguatan dan dukungan yang lebih kuat serta membuat Anda merasa tidak sendiri.

Baca Juga: Autisme Pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosa, dan Perawatannya

Sumber

Very Well Family. 2021. Discipline Strategies for Children With Autism. verywellfamily.com

WebMD. 2021. Parenting a Child on the Autism Spectrum. webmd.com

Psychology Today.nd. Parenting a Child with Autism. www.psychologytoday.com