Ketahui Gejala Miom yang Muncul di Tubuh

Ketahui Gejala Miom yang Muncul di Tubuh

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Uterine fibroid atau umum dikenal dengan miom merupakan kondisi terjadinya benjolan atau tumor jinak yang muncul di sekitar rahim. Miom termasuk tumor jinak yang tidak berpotensi menjadi kanker.

Kondisi ini dapat muncuk di dinding rahim bagian dalam atau bagian luar yang sebenarnya tidak menimbulkan gejala yang berarti dan dapat hilang dengan sendirinya. Banyak wanita yang tidak menyadari apabila terdapat tumor jinak ini di dalam tubuhnya.

Namun pada beberapa kasus, gejala miom dapat mengganggu aktivitas sehingga perlu dilakukan pengobatan miom dengan operasi atau tanpa operasi.

Pertumbuhan miom juga tergolong lambat atau bahkan stagnan. Di mana, setelah menopause, benjolan miom ini akan cenderung menyusut. Umumnya, miom muncul sebagai satu miom atau sekelompok miom kecil. yang memiliki ukuran fibroid mulai dari 1 mm hingga 20 cm.

Gejala miom

Meski biasanya tidak menimbulkan gejala yang berarti, tetapi pada beberapa kasus muncul gejala yang mengganggu, antara lain:

  • Konstipasi atau sembelit
  • Kembung
  • Perut membesar
  • Nyeri di bagian panggul, punggung, atau bagian belakang kaki.
  • Durasi menstruasi lebih dari seminggu dan darah yang keluar cenderung deras dan menggumpal
  • Sering buang air kecil
  • Buang air kecil tersendat
  • Pendarahan setelah berhubungan intim

Apabila gejala-gejala tersebut muncul, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter guna pengecekan lebih lanjut terkait kondisi yang Anda alami.

Baca Juga : Kenali Perbedaan dan Persamaan Tumor, Miom dan Kista

Diagnosis Miom

Umumnya miom tidak terdiagnosis karena beberapa penderitanya tidak merasakan gejala apapun. Meski demikian, miom dapat terdeteksi saat melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Adapun pemeriksaan yang mungkin Anda jalani yaitu:

1. USG

USG merupakan salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mendeteksi miom yang muncul di tubuh.

Metode ini dilakukan dengan cara mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi ke rahim. Gelombang suara tersebut akan memantul kembali berupa sinyal listrik ke mesin yang akan mengubahnya menjadi gambar, sehingga miom dapat terdeteksi.

2. MRI

MRI merupakan pemeriksaan organ tubuh dengan pencitraan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio.

Tes pencitraan ini dapat menunjukkan ukuran dan lokasi miom di sekitar rahim dan membantu menentukan pilihan pengobatan yang tepat.

3. Tes laboratorium

Apabila Anda mengalami gejala berupa perdarahan menstruasi yang tidak normal, mungkin dokter akan melakukan tes laboratorium untuk menyelidiki penyebab miom lainnya.

Salah satu tes laboratorium yang mungkin dilakukan adalah tes hitung darah lengkap (CBC).

Faktor risiko miom

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit miom, antara lain:

  • Berusia produktif antara 16-50 tahun
  • Mengalami menstruasi terlalu dini
  • Memiliki riwayat keturunan penyakit miom
  • Obesitas
  • Wanita berkulit gelap lebih berisiko mengalami fibroid
  • Ketidaknormalan kadar estrogen dalam tubuh akibat kondisi medis atau penggunaan obat tertentu
  • Terlalu banyak mengonsumsi daging merah
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebih

Beberapa hal yang belum di sebutkan di atas, mungkin juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya miom. Apabila Anda khawatir akan faktor risiko penyebab miom lainnya, ada baiknya melakukan konsultasi ke dokter untuk keterangan lebih lanjut.

Baca Juga : Cara Mengobati Miom: Operasi dan Tanpa Operasi

Sumber

Cleveland. (2020). Uterine Fibroids. www.my.clevelandclinic.org

Mayo Clinic. (2021). Uterine fibroids. www.mayoclinic.org

NHS. (2021). Fibroids. www.nhs.uk

WEBMD. (2020). Uterine Fibroids. www.webmd.com